Semarang (ANTARA) - Selebrasi P5 selama ini dimaknai sebagai kegiatan yang menghabiskan banyak dana karena disajikan dengan gelar karya yang wah, sehingga dianggap sebagai kegiatan yang memberatkan secara finansial.

"Selama ini, keterlaksanaan kegiatan P5 di sekolah ditandai dengan selebrasi di akhir kegiatan. Selebrasi ini sering dianggap sebagai kegiatan yang membutuhkan banyak dana karena disajikan dengan gelar karya, pameran, serta kegiatan lain yang menuntut sekolah mengeluarkan anggaran lebih," kata Diannita Ayu Kurniasih.

Instruktur Pendidikan Guru Penggerak, Fasilitator program PINTAR Tanoto Foundation SDN 1 Kebumen Kecamatan Sukorejo Kabupaten Kendal ini menilai selebrasi P5 bukan lagi menjadi tantangan atau pun hambatan terutama bagi sekolah yang memiliki keterbatasan dana karena bisa 0 rupiah.

"Merujuk pada panduan pengembangan P5 dari Kemdikbudristek bahwa alternatif pelaksanaan selebrasi P5 di antaranya, pameran, kampanye, dan presentasi. Hal yang selama ini jarang dilirik adalah pemilihan presentasi sebagai puncak selebrasi P5," kata Diannita.

Kegiatan presentasi tersebut bisa dilakukan oleh murid kepada orang tua yang tidak membutuhkan biaya, melatih komunikasi murid, serta dapat memberikan gambaran mengenai kegiatan P5 yang di sekolah.

Langkah awal selebrasi dengan presentasi dilakukan dengan menyiapkan bahan presentasi di antaranya template presentasi, produk yang akan dipresentasikan, serta kegiatan menarik apa yang akan dipresentasikan. Kegiatan ini tidak harus dipentaskan, cukup dipresentasikan.

"Presentasi dilakukan saat kegiatan selebrasi yang bersamaan dengan pengambilan rapor. Masing-masing murid mempresentasikan produk dan kegiatan P5 apa yang menjadi favorit mereka, mengapa mereka menyukainya, serta bagaimana proses belajar mereka. Presentasi ini dilakukan di depan masing-masing orang tua dengan pendampingan guru," katanya.

Melalui selebrasi presentasi, lanjut Diannita, pihak sekolah dan orang tua memiliki kesamaan persepsi mengenai proses dan capaian yang dilakukan murid dalam kegiatan P5, sehingga sekolah akan lebih mudah menentukan tindakan selanjutnya untuk masing-masing anak dan orang tua juga lebih tahu dalam hal apa anaknya berpotensi dan berminat sehingga pendampingan lebih terarah.

"Kemampuan komunikasi peserta didik meningkat karena memberian kesempatan kepada semua murid untuk mempresentasikan proses dan hasil belajar P5 mereka kepada orang tua tentu saja berkontribusi dalam peningkatan kompetensi berkomunikasi. Tidak hanya di depan guru, namun juga di depan orang tua. Selain itu, sesi curhat murid di depan orang tuanya akan semakin memotivasi mereka dalam belajar dan berkarya," katanya.

Pewarta : Nur Istibsaroh
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024