Solo (ANTARA) - Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) berupaya membangun ekosistem digital di Kota Solo, Jawa Tengah melalui peluncuran Gigacity Summit di Solo Technopark.

Kepala Proyek Bisnis Mastel TV Jorius Sumampouw pada peluncuran Gigacity Summit di Solo Technopark, Jawa Tengah, Kamis, mengatakan kegiatan tersebut bagian dari upaya akselerasi gigacity di Kota Solo.

"Kota Solo sejak Agustus lampau ada kerja sama akselerasi 5G, teknologi yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan percepatan pengembangannya di Kota Solo," katanya.

Ia mengatakan akselerasi 5G ini dalam Gigacity merupakan perwujudan komitmen penuh dari berbagai pihak di Indonesia baik pemerintah maupun operator.

"Agar 5G segera merata di Indonesia, pembangunan itu sedang diakselerasi. Teknologi 5G, kita kenal di 4G, bahkan masih ada 2G, berangsur-angsur akan diselesaikan, pemerintah dan operator sepakat bahwa kebutuhan 5G dapat segera direalisasikan," katanya.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Mastel Sarwoto Atmosutarno mengatakan Mastel sudah berdiri sejak 20 tahun lalu. Hingga saat ini anggota Mastel sudah ada 30 asosiasi.

"Di antara anggota ini ada lebih dari 300 anggota dari profesional, perguruan tinggi, expert profesional yang setiap hari menggeluti berbagai tantangan. Ujungnya kami memberikan masukan pada industri agar industri kita sehat, sustainable, dan berdaulat," katanya.

Inspektur Jendral Kementerian Komunikasi dan Informatika Arief Tri Hardiyanto mengatakan Indonesia memiliki visi Indonesia Digital 2045.

"Ini merupakan visi jangka panjang 20 tahun ke depan menuju 100 tahun Indonesia Merdeka. Dengan harapan membawa Indonesia keluar dari middle income trap jadi negara dengan ekonomi maju tahun 2045," katanya.

Menurut dia, target tersebut tidak mudah terealisasi di tengah perubahan teknologi yang sangat cepat.

"Namun yang lebih penting, digital kita punya kejelasan dengan apa yang harus kita lakukan dan harus dibenahi saat ini untuk berhasil menuju arah tersebut. Dalam hal ini Kemenkominfo melibatkan berbagai pemangku kepentingan sehingga visi Indonesia Digital menjadi aspirasi kita bersama," katanya.

Ia juga berharap ke depan kolaborasi makin baik dan berkualitas, terutama pemerintah dan operator. Menurut dia, dalam aspek infrastruktur digital ada tiga hal yang harus diperhatikan, yakni mobile broadband, coverage, dan populasi.

Pemerintah menargetkan rata-rata kecepatan unduh mobile broadband di atas 100 Mbps pada 2029 dan 760 Mbps pada 2045. Pada aspek ekonomi digital ditargetkan kontribusi pada PDB mencapai 19 persen atau senilai Rp22.513 triliun.

"Selain itu, pada 2044 ditargetkan indeks masyarakat digital Indonesia berada di peringkat 4. Ini bukan tantangan ringan di tengah rendahnya kecepatan internet. Tahun ini Indonesia menduduki peringkat ke-96 dari 143 negara di dunia dengan kecepatan internet mobile rata-rata 24,21 Mbps," katanya.

Sementara itu, diharapkan kolaborasi untuk mewujudkan Gigabyte City di seluruh Indonesia dapat memberikan kontribusi yang berarti untuk peningkatan kecepatan internet baik internet mobile broadband maupun fixed broadband di Indonesia.


Baca juga: Ekonomi Solo diperkirakan tumbuh lebih tinggi dari Jateng

Pewarta : Aris Wasita
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024