Kudus, Jawa Tengah (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mencatat jumlah pengangguran di Kabupaten Kudus mengalami penurunan dari tahun sebelumnya mencapai 16.070 orang, tahun 2023 turun menjadi 15.870 orang.
"Sejak empat tahun terakhir memang terjadi penurunan karena tahun 2020 tingkat pengangguran mencapai 28.340 orang, kemudian tahun berikutnya turun menjadi 19.650 orang dan tahun ini turun lagi menjadi 15.870 orang," kata Kepala BPS Kabupaten Kudus Eko Suharto di Kudus, Jumat.
Berdasarkan jenis kelamin, kata dia, untuk laki-laki turun dari tahun 2022 menjadi 11.560 orang, tahun ini turun menjadi 9.540 orang. Sementara untuk perempuan justru ada kenaikan dari tahun lalu sebanyak 4.490 orang, tahun ini justru naik menjadi 6.330 orang.
Menurut dia, penurunan angka pengangguran di Kabupaten Kudus, salah satunya karena industri rokok di Kudus membuka banyak lowongan pekerjaan, sehingga penyerapan tenaga kerja juga tinggi.
"Jika sebelumnya pekerja rokok didominasi usia tua, maka saat ini banyak anak muda yang juga tertarik bekerja di sektor industri rokok, karena industri rokok yang membuka lowongan pekerjaan tidak hanya satu pabrik, tentunya terjadi penyerapan tenaga kerja yang cukup besar," ujarnya.
Penjabat Sekretaris Daerah Kabupaten Kudus Revlisianto Subekti mengungkapkan penurunan pengangguran memang menjadi perhatian pemerintah, di antaranya melalui program kewirausahaan yang dilaksanakan oleh Dinas Tenaga Kerja Perindustrian, Koperasi, UKM Kudus melalui balai latihan kerja (BLK).
Bahkan, kata dia, peserta selesai menjalani pelatihan kerja juga ada evaluasinya, untuk mengetahui bekal keterampilan yang dimiliki apakah digunakan untuk memulai usaha baru atau untuk bekerja di perusahaan.
"Pemkab juga memberikan bantuan modal usaha, sehingga bisa menumbuhkan pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) baru," ujarnya.
Kondisi tersebut, kata dia, didukung dengan kebutuhan pekerja di industri rokok yang hingga sekarang masih membuka lowongan kerja. Belum lagi, di Kudus juga tumbuh investasi baru di bidang makanan, mebel, dan sepeda motor listrik, sehingga ketika beroperasi dipastikan membutuhkan tenaga kerja baru.
Ia optimistis tingkat pengangguran di Kabupaten Kudus akan semakin menurun, termasuk pada tahun 2024 hingga 2025 karena akan ada tiga industri besar yang dimungkinkan beroperasi dan membutuhkan pekerja dalam jumlah besar.
Kepala Dinas Tenaga Kerja Perindustrian, Koperasi, UKM Kudus Rini Kartika Hadi Ahmawati menambahkan bahwa peserta pelatihan kerja juga difasilitasi untuk bisa mendapatkan pekerjaan di perusahaan karena pihaknya juga membuat jejaring dengan perusahaan.
"Pelatihan kerja yang diberikan kepada masyarakat juga untuk memberi dan meningkatkan keterampilan tenaga kerja sehingga memiliki daya saing dan siap masuk ke dunia kerja. Baik itu sektor formal maupun non formal. Dari hasil pemantauan selama ini memang telah banyak alumni pelatihan yg telah berhasil mendapatkan pekerjaan maupun berwirausaha secara mandiri," ujarnya.
"Sejak empat tahun terakhir memang terjadi penurunan karena tahun 2020 tingkat pengangguran mencapai 28.340 orang, kemudian tahun berikutnya turun menjadi 19.650 orang dan tahun ini turun lagi menjadi 15.870 orang," kata Kepala BPS Kabupaten Kudus Eko Suharto di Kudus, Jumat.
Berdasarkan jenis kelamin, kata dia, untuk laki-laki turun dari tahun 2022 menjadi 11.560 orang, tahun ini turun menjadi 9.540 orang. Sementara untuk perempuan justru ada kenaikan dari tahun lalu sebanyak 4.490 orang, tahun ini justru naik menjadi 6.330 orang.
Menurut dia, penurunan angka pengangguran di Kabupaten Kudus, salah satunya karena industri rokok di Kudus membuka banyak lowongan pekerjaan, sehingga penyerapan tenaga kerja juga tinggi.
"Jika sebelumnya pekerja rokok didominasi usia tua, maka saat ini banyak anak muda yang juga tertarik bekerja di sektor industri rokok, karena industri rokok yang membuka lowongan pekerjaan tidak hanya satu pabrik, tentunya terjadi penyerapan tenaga kerja yang cukup besar," ujarnya.
Penjabat Sekretaris Daerah Kabupaten Kudus Revlisianto Subekti mengungkapkan penurunan pengangguran memang menjadi perhatian pemerintah, di antaranya melalui program kewirausahaan yang dilaksanakan oleh Dinas Tenaga Kerja Perindustrian, Koperasi, UKM Kudus melalui balai latihan kerja (BLK).
Bahkan, kata dia, peserta selesai menjalani pelatihan kerja juga ada evaluasinya, untuk mengetahui bekal keterampilan yang dimiliki apakah digunakan untuk memulai usaha baru atau untuk bekerja di perusahaan.
"Pemkab juga memberikan bantuan modal usaha, sehingga bisa menumbuhkan pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) baru," ujarnya.
Kondisi tersebut, kata dia, didukung dengan kebutuhan pekerja di industri rokok yang hingga sekarang masih membuka lowongan kerja. Belum lagi, di Kudus juga tumbuh investasi baru di bidang makanan, mebel, dan sepeda motor listrik, sehingga ketika beroperasi dipastikan membutuhkan tenaga kerja baru.
Ia optimistis tingkat pengangguran di Kabupaten Kudus akan semakin menurun, termasuk pada tahun 2024 hingga 2025 karena akan ada tiga industri besar yang dimungkinkan beroperasi dan membutuhkan pekerja dalam jumlah besar.
Kepala Dinas Tenaga Kerja Perindustrian, Koperasi, UKM Kudus Rini Kartika Hadi Ahmawati menambahkan bahwa peserta pelatihan kerja juga difasilitasi untuk bisa mendapatkan pekerjaan di perusahaan karena pihaknya juga membuat jejaring dengan perusahaan.
"Pelatihan kerja yang diberikan kepada masyarakat juga untuk memberi dan meningkatkan keterampilan tenaga kerja sehingga memiliki daya saing dan siap masuk ke dunia kerja. Baik itu sektor formal maupun non formal. Dari hasil pemantauan selama ini memang telah banyak alumni pelatihan yg telah berhasil mendapatkan pekerjaan maupun berwirausaha secara mandiri," ujarnya.