Semarang (ANTARA) - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Semarang mengingatkan bahwa persoalan banjir harus menjadi perhatian bersama, bukan hanya pemerintah kota setempat, melainkan juga masyarakat.
"Kami support kepada Pemkot Semarang, dalam hal ini Bu Wali sudah sigap menghadapi permasalahan ini (banjir)," kata anggota Komisi C DPRD Kota Semarang Joko Santoso di Semarang, Rabu.
Menurut dia, Pemkot Semarang telah melakukan berbagai upaya penanggulangan banjir, baik secara preventif maupun persuasif sebelum memasuki musim hujan, misalnya penataan drainase.
Ia mengatakan, bahwa keberadaan rumah pompa di Sungai Tenggang dan Sungai Sringin sangat berpengaruh untuk mengatasi banjir, seperti ketika terjadi banjir pada Selasa (28/11) kemarin.
Pengelolaan Sungai Tenggang dan Sungai Sringin, kata dia, berada di bawah kewenangan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana yang harus meningkatkan koordinasi dengan Pemkot Semarang.
"Bisa juga pompa yang ada di Kali (Sungai) Tenggang dan Kali Sringin dikerahkan ke Pemkot Semarang biar leluasa untuk mengatur sirkulasinya," katanya.
Apalagi, kata dia, selama ini akses Pemkot Semarang terhadap dua rumah pompa tersebut terbatas, dan dalam menghadapi situasi yang mendesak diperlukan langkah-langkah yang solutif.
"Karena, apapun masyarakat awam tidak melihat tanggung jawab siapa. Tahunya karena (banjir) terjadi di Kota Semarang ya berarti tanggung jawab Pemkot Semarang," katanya.
Joko mengatakan bahwa DPRD Kota Semarang telah mengecek peralatan dan kesiapan sumber daya manusia (SDM) di OPD terkait, seperti Dinas Pekerjaan Umum (DPU) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
"Kami rasa anggaran sudah sesuai, kesiapannya sudah kami cek dan cukup, tinggal implementasi di lapangan harus ada koordinasi," katanya.
Pada Selasa (28/11) kemarin, sejumlah wilayah di Kecamatan Genuk dan Pedurungan, Semarang, tergenang banjir dengan ketinggian bervariasi setelah semalam diguyur hujan deras.
Wilayah yang terkena banjir merupakan kawasan yang bermuara ke Sungai Tenggang dan Sringin akibat tidak optimalnya rumah pompa di kedua sungai tersebut, dan saluran yang tersumbat sampah.
Dari pengecekan yang dilakukan Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu berserta jajaran, hanya tiga pompa yang berfungsi di Sungai Tenggang dan tiga pompa juga di Sungai Sringin.
"Kami support kepada Pemkot Semarang, dalam hal ini Bu Wali sudah sigap menghadapi permasalahan ini (banjir)," kata anggota Komisi C DPRD Kota Semarang Joko Santoso di Semarang, Rabu.
Menurut dia, Pemkot Semarang telah melakukan berbagai upaya penanggulangan banjir, baik secara preventif maupun persuasif sebelum memasuki musim hujan, misalnya penataan drainase.
Ia mengatakan, bahwa keberadaan rumah pompa di Sungai Tenggang dan Sungai Sringin sangat berpengaruh untuk mengatasi banjir, seperti ketika terjadi banjir pada Selasa (28/11) kemarin.
Pengelolaan Sungai Tenggang dan Sungai Sringin, kata dia, berada di bawah kewenangan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana yang harus meningkatkan koordinasi dengan Pemkot Semarang.
"Bisa juga pompa yang ada di Kali (Sungai) Tenggang dan Kali Sringin dikerahkan ke Pemkot Semarang biar leluasa untuk mengatur sirkulasinya," katanya.
Apalagi, kata dia, selama ini akses Pemkot Semarang terhadap dua rumah pompa tersebut terbatas, dan dalam menghadapi situasi yang mendesak diperlukan langkah-langkah yang solutif.
"Karena, apapun masyarakat awam tidak melihat tanggung jawab siapa. Tahunya karena (banjir) terjadi di Kota Semarang ya berarti tanggung jawab Pemkot Semarang," katanya.
Joko mengatakan bahwa DPRD Kota Semarang telah mengecek peralatan dan kesiapan sumber daya manusia (SDM) di OPD terkait, seperti Dinas Pekerjaan Umum (DPU) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
"Kami rasa anggaran sudah sesuai, kesiapannya sudah kami cek dan cukup, tinggal implementasi di lapangan harus ada koordinasi," katanya.
Pada Selasa (28/11) kemarin, sejumlah wilayah di Kecamatan Genuk dan Pedurungan, Semarang, tergenang banjir dengan ketinggian bervariasi setelah semalam diguyur hujan deras.
Wilayah yang terkena banjir merupakan kawasan yang bermuara ke Sungai Tenggang dan Sringin akibat tidak optimalnya rumah pompa di kedua sungai tersebut, dan saluran yang tersumbat sampah.
Dari pengecekan yang dilakukan Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu berserta jajaran, hanya tiga pompa yang berfungsi di Sungai Tenggang dan tiga pompa juga di Sungai Sringin.