Purwokerto (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyumas, Jawa Tengah, meluncurkan inovasi "Padu Dadi Gemuyu" yang merupakan akronim dari Perencanaan Terpadu Berbasis Data Digital untuk Percepatan Pengentasan Kemiskinan Menuju Banyumas Maju.
Peluncuran inovasi yang digagas Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) Kabupaten Banyumas Dedy Noerhasan itu dilakukan oleh Penjabat (Pj) Bupati Banyumas Hanung Cahyo Saputro di Purwokerto, Banyumas, Selasa.
Kepala Bappedalitbang Kabupaten Banyumas Dedy Noerhasan mengatakan inovasi tersebut digagas sebagai pendukung upaya percepatan penanganan kemiskinan yang berfokus pada perencanaan dan pengelolaan data digital.
"Hal itu agar kemiskinan yang ditangani tepat sasaran," katanya.
Menurut dia, inovasi tersebut akan menyinkronkan data antar-pemangku kepentingan, penyusunan kebijakan kolaborasi penanganan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), peningkatan kualitas perencanaan desa, dan pemanfaatan data spasial berbasis digital.
Sementara itu Pj Bupati Banyumas Hanung Cahyo Saputro mengaku sangat mendukung kehadiran inovasi tersebut karena penurunan angka kemiskinan merupakan salah satu dari tiga permasalahan yang ingin diselesaikan. Selain itu ada dua permasalahan lainnya berupa pengendalian inflasi dan target penurunan stunting menjadi 14 persen pada tahun 2024.
"Tiga permasalahan ini akan selalu saya kawal terus perkembangannya, hingga tidak ada lagi nama Banyumas dalam jajaran 17 kabupaten miskin di Jawa Tengah," katanya.
Oleh karena itu dia berkomitmen meningkatkan sinergi Organisasi Perangkat Daerah (OPD) maupun instansi terkait lainnya dalam upaya menghilangkan kemiskinan di Banyumas.
Dalam hal ini, kata dia, satu OPD nantinya akan mendampingi dan bertanggung jawab terhadap dua desa yang masuk kategori daerah miskin.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), angka kemiskinan di Kabupaten Banyumas pada periode tahun 2020-2022 mengalami penurunan yakni tahun 2020 tercatat 225.840 jiwa, tahun 2021 turun menjadi 222.900 jiwa, dan tahun 2022 turun menjadi 220.470 jiwa.
Baca juga: Pj Gubernur Jateng yakin penanganan kemiskinan ekstrem tuntas 2024
Peluncuran inovasi yang digagas Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) Kabupaten Banyumas Dedy Noerhasan itu dilakukan oleh Penjabat (Pj) Bupati Banyumas Hanung Cahyo Saputro di Purwokerto, Banyumas, Selasa.
Kepala Bappedalitbang Kabupaten Banyumas Dedy Noerhasan mengatakan inovasi tersebut digagas sebagai pendukung upaya percepatan penanganan kemiskinan yang berfokus pada perencanaan dan pengelolaan data digital.
"Hal itu agar kemiskinan yang ditangani tepat sasaran," katanya.
Menurut dia, inovasi tersebut akan menyinkronkan data antar-pemangku kepentingan, penyusunan kebijakan kolaborasi penanganan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), peningkatan kualitas perencanaan desa, dan pemanfaatan data spasial berbasis digital.
Sementara itu Pj Bupati Banyumas Hanung Cahyo Saputro mengaku sangat mendukung kehadiran inovasi tersebut karena penurunan angka kemiskinan merupakan salah satu dari tiga permasalahan yang ingin diselesaikan. Selain itu ada dua permasalahan lainnya berupa pengendalian inflasi dan target penurunan stunting menjadi 14 persen pada tahun 2024.
"Tiga permasalahan ini akan selalu saya kawal terus perkembangannya, hingga tidak ada lagi nama Banyumas dalam jajaran 17 kabupaten miskin di Jawa Tengah," katanya.
Oleh karena itu dia berkomitmen meningkatkan sinergi Organisasi Perangkat Daerah (OPD) maupun instansi terkait lainnya dalam upaya menghilangkan kemiskinan di Banyumas.
Dalam hal ini, kata dia, satu OPD nantinya akan mendampingi dan bertanggung jawab terhadap dua desa yang masuk kategori daerah miskin.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), angka kemiskinan di Kabupaten Banyumas pada periode tahun 2020-2022 mengalami penurunan yakni tahun 2020 tercatat 225.840 jiwa, tahun 2021 turun menjadi 222.900 jiwa, dan tahun 2022 turun menjadi 220.470 jiwa.
Baca juga: Pj Gubernur Jateng yakin penanganan kemiskinan ekstrem tuntas 2024