Temanggung (ANTARA) - Seni budaya Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, jaran kepang bersinergi dengan pelaku budaya luar negeri (Vietnam) untuk mengangkat kebudayaan tersebut.
"Kebudayaan Temanggung bersinergi dengan teman-teman pelaku budaya luar negeri dengan harapan membangun jejaring, selama 20 hari mereka berinteraksi," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Temanggung Hendra Sumaryana usai menyaksikan pementasan tarian jaran kepang hasil kolaborasi dengan sejumlah seniman asal Vietnam di Desa Wonosari, Kecamatan Bulu, Kabuapten Temanggung, Senin.
Konteksnya, kata Hendra, untuk membangun jejaring, bagaimana kebudayaan yang ada bisa lebih terkenal lagi, bisa lebih mendunia lagi, harapannya kebudayaan ini betul-betul bisa dibanggakan di taraf internasional.
Seniman asal Vietnam tersebut Nguyen Hai Yen (Red), Lam Duy Phuang (Kim), Ha Thuy Hang (Hang) di Desa Wonosari, Kecamatan Bulu melakukan kolaborasi pementasan jaran kepang.
"Pada hari ini kita melihat kolaborasi kerja bareng para pelaku budaya Temanggung dan pelaku budaya dari Vietnam dalam bingkai program residen Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Teman-teman dari Vietnam ini sudah hampir satu bulan berada di Temanggung mempelajari kebudayaan khususnya terkait dengan seni dan budaya jaran kepang dan wayang Kedu," katanya.
Mereka, lanjutnya, mempelajari jejak sejarahnya, kemudian komunikasi dengan para pelaku seninya, termasuk latihan bareng, malam ini dilihat bersama-sama bagaimana kerja bareng mereka tersebut.
Kapokja Lembaga Direktorat Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan, Direktur Kebudayaan Kemendikbudristek, Wawan Yogaswara menyampaikan program residensi kebudayaan ini tahun kedua.
"Jadi, tahun lalu sudah ada, tetapi digabung kegiatan G20 di Borobudur, jadi aktivitasnya di Borobudur. Tahun kedua ini sebenarnya ada di dua lokasi, yaitu di Sumatera Barat dan Temanggung," katanya.
Seniman asal Vietnam ini selama 20 hari belajar tentang budaya di Temanggung, setelah itu mereka memberikan juga semacam resep lokal apa yang mereka ketahui tentang pengetahuan seni budaya dari tempat asal mereka.
"Mereka tidak tampil, tetapi mereka lah koreografernya, jadi mereka menyampaikan pembaharuan atau inovasi baru dalam seni jaran kepang dipadukan seni kontemporer, karena kebetulan mereka dari seni kontemporer," katanya.
"Kebudayaan Temanggung bersinergi dengan teman-teman pelaku budaya luar negeri dengan harapan membangun jejaring, selama 20 hari mereka berinteraksi," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Temanggung Hendra Sumaryana usai menyaksikan pementasan tarian jaran kepang hasil kolaborasi dengan sejumlah seniman asal Vietnam di Desa Wonosari, Kecamatan Bulu, Kabuapten Temanggung, Senin.
Konteksnya, kata Hendra, untuk membangun jejaring, bagaimana kebudayaan yang ada bisa lebih terkenal lagi, bisa lebih mendunia lagi, harapannya kebudayaan ini betul-betul bisa dibanggakan di taraf internasional.
Seniman asal Vietnam tersebut Nguyen Hai Yen (Red), Lam Duy Phuang (Kim), Ha Thuy Hang (Hang) di Desa Wonosari, Kecamatan Bulu melakukan kolaborasi pementasan jaran kepang.
"Pada hari ini kita melihat kolaborasi kerja bareng para pelaku budaya Temanggung dan pelaku budaya dari Vietnam dalam bingkai program residen Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Teman-teman dari Vietnam ini sudah hampir satu bulan berada di Temanggung mempelajari kebudayaan khususnya terkait dengan seni dan budaya jaran kepang dan wayang Kedu," katanya.
Mereka, lanjutnya, mempelajari jejak sejarahnya, kemudian komunikasi dengan para pelaku seninya, termasuk latihan bareng, malam ini dilihat bersama-sama bagaimana kerja bareng mereka tersebut.
Kapokja Lembaga Direktorat Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan, Direktur Kebudayaan Kemendikbudristek, Wawan Yogaswara menyampaikan program residensi kebudayaan ini tahun kedua.
"Jadi, tahun lalu sudah ada, tetapi digabung kegiatan G20 di Borobudur, jadi aktivitasnya di Borobudur. Tahun kedua ini sebenarnya ada di dua lokasi, yaitu di Sumatera Barat dan Temanggung," katanya.
Seniman asal Vietnam ini selama 20 hari belajar tentang budaya di Temanggung, setelah itu mereka memberikan juga semacam resep lokal apa yang mereka ketahui tentang pengetahuan seni budaya dari tempat asal mereka.
"Mereka tidak tampil, tetapi mereka lah koreografernya, jadi mereka menyampaikan pembaharuan atau inovasi baru dalam seni jaran kepang dipadukan seni kontemporer, karena kebetulan mereka dari seni kontemporer," katanya.