Semarang (ANTARA) - Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu menyebutkan bahwa kemudahan perizinan menjadi resep jitu untuk menggaet investor berinvestasi di Kota Semarang.
"Resepnya sama, kemudahan mengurus perizinan. Cuma, kolaborasi yang lebih penting," kata Ita, sapaan akrab Hevearita, usai peresmian REZ Hotel Semarang, Senin.
Menurut dia, Pemerintah Kota Semarang memiliki sistem terpadu dalam mengurus perizinan terhadap investor sehingga lebih mudah dan cepat dalam prosesnya.
"Kalau dulu investor mengurus izin sendiri-sendiri, sekarang saya buatkan Zoom (daring), karena ketemu susah. Di sana, ada dinas-dinas terkait dan calon investor melakukan paparan," katanya.
Dalam rapat daring tersebut, kata dia, jajaran organisasi perangkat daerah (OPD) terkait juga akan memberikan informasi tentang perizinan secara lengkap kepada para calon investor. Di antaranya, rekomendasi Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP), Analisis Dampak Lalu Lintas (Andalalin), hingga Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (Amdal), termasuk dokumen krusial yang harus terpenuhi yaitu, Keterangan Rencana Kota (KRK).
"Jadi, modelnya saya ubah. Dan teman-teman (jajaran OPD terkait, red.) ini kompak. Sadar bahwa investasi itu dibutuhkan di Kota Semarang," katanya.
Dengan kemudahan yang diberikan tersebut, kata dia, tentunya investor akan merasa nyaman untuk berinvestasi di Kota Atlas.
Meski prosesnya mudah dan cepat, Ita memastikan bahwa investasi yang ada tetap menekankan pada regulasi sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.
"Bahkan, para investor mengapresiasi karena Kota Semarang paling cepat perizinannya dari pada daerah lain," katanya.
Dalam setahun ini, setidaknya sudah bermunculan deretan mal dan pusat perbelanjaan baru di Kota Semarang, seperti Mal The Park dan Mal Uptown BSB City Mijen.
Di tahun yang sama, beberapa mal baru sudah mulai proses pembangunan, seperti Mal 23 Semararang di Pearl of Java (POJ), Padma Piazza di Semarang Barat, dan rencananya akan hadir Superblock Pakuwon Mal di kawasan Bukit Gombel Lama, Semarang.
"Resepnya sama, kemudahan mengurus perizinan. Cuma, kolaborasi yang lebih penting," kata Ita, sapaan akrab Hevearita, usai peresmian REZ Hotel Semarang, Senin.
Menurut dia, Pemerintah Kota Semarang memiliki sistem terpadu dalam mengurus perizinan terhadap investor sehingga lebih mudah dan cepat dalam prosesnya.
"Kalau dulu investor mengurus izin sendiri-sendiri, sekarang saya buatkan Zoom (daring), karena ketemu susah. Di sana, ada dinas-dinas terkait dan calon investor melakukan paparan," katanya.
Dalam rapat daring tersebut, kata dia, jajaran organisasi perangkat daerah (OPD) terkait juga akan memberikan informasi tentang perizinan secara lengkap kepada para calon investor. Di antaranya, rekomendasi Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP), Analisis Dampak Lalu Lintas (Andalalin), hingga Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (Amdal), termasuk dokumen krusial yang harus terpenuhi yaitu, Keterangan Rencana Kota (KRK).
"Jadi, modelnya saya ubah. Dan teman-teman (jajaran OPD terkait, red.) ini kompak. Sadar bahwa investasi itu dibutuhkan di Kota Semarang," katanya.
Dengan kemudahan yang diberikan tersebut, kata dia, tentunya investor akan merasa nyaman untuk berinvestasi di Kota Atlas.
Meski prosesnya mudah dan cepat, Ita memastikan bahwa investasi yang ada tetap menekankan pada regulasi sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.
"Bahkan, para investor mengapresiasi karena Kota Semarang paling cepat perizinannya dari pada daerah lain," katanya.
Dalam setahun ini, setidaknya sudah bermunculan deretan mal dan pusat perbelanjaan baru di Kota Semarang, seperti Mal The Park dan Mal Uptown BSB City Mijen.
Di tahun yang sama, beberapa mal baru sudah mulai proses pembangunan, seperti Mal 23 Semararang di Pearl of Java (POJ), Padma Piazza di Semarang Barat, dan rencananya akan hadir Superblock Pakuwon Mal di kawasan Bukit Gombel Lama, Semarang.