Semarang (ANTARA) - Pemerintah Kota Semarang menggelar shalat Istisqa memohon kepada Allah SWT untuk segera menurunkan hujan, terutama di wilayah Kota Semarang seiring dengan musim kemarau panjang dampak El Nino.

Shalat Istisqa berlangsung di Lapangan Kedungpane, Mijen, Semarang, Rabu, dipimpin oleh Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Semarang KH Moh Erfan Soebahar sekaligus bertindak sebagai imam.

Berlangsung dengan khidmat, shalat Istisqa diikuti Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, jajaran organisasi perangkat daerah (OPD), camat, lurah, pelajar, dan masyarakat.

"Kami berdoa dan berikhtiar agar bisa segera diberi hujan, dan upaya ini adalah upaya kami mengajak para kiai dan alim ulama, serta masyarakat umum, bersama kita berdoa memohon kepada Allah SWT," kata Ita, sapaan akrab Hevearita.

Dengan turunnya hujan, kata dia, diharapkan bisa mempercepat proses pemadaman tempat pembuangan akhir (TPA) Jatibarang, sekaligus mengakhiri kemarau panjang yang terjadi di Kota Semarang.

Diakuinya, Kota Semarang termasuk salah satu wilayah yang terdampak cuaca ekstrem dengan beberapa wilayah yang mengalami kekeringan, seperti Kelurahan Kedungpane, Bringin, Wonosari, Gondoriyo, dan Jabungan.

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), lintasan matahari berada tepat di atas Kota Atlas, dan udara panas yang paling dirasakan berada di kawasan pesisir pantai.

"Sekarang sudah mulai turun suhu udaranya dan kemarin kami monitor antara 29-36 derajat (Celcius). Tapi, semua wilayah pesisir Jawa banyak terkena dampak cuaca panas ini. Mudah-mudahan cepat turun suhu udaranya. Menurut berita, November akan turun hujan, tapi, ya, kami harapkan dan berdoa nanti malam bisa turun hujan," kata perempuan pertama yang jadi Wali Kota Semarang tersebut.

Dampak dari panas ekstrem, kata dia, juga menyebabkan banyak kebakaran di lahan kosong yang ditumbuhi banyak ilalang dan rumput liar dari catatan kasus kebakaran yang ditangani Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar).

Untuk kebakaran di TPA Jatibarang, Ita mengatakan saat ini sudah mulai padam, namun masih banyak asap tipis yang ditimbulkan dari bara api yang terkubur di tumpukan sampah.

"Hari ini api sudah mulai padam, ada upaya pemadaman bara api dengan tiga suntikan pipa, dan sudah proses water bombing. Saat ini sudah tidak ditemukan titik api, sehingga asap sudah tipis-tipis. Nanti kami cek lagi dengan drone thermal," katanya.

Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024