Purwokerto, Jateng (ANTARA) - Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, memantau ketersediaan beras di pasar tradisional khususnya yang berada di wilayah Purwokerto.

Saat ditemui memantau ketersediaan beras di Pasar Manis, Purwokerto, Senin, Penjabat (Pj) Bupati Banyumas Hanung Cahyo Saputro mengatakan kegiatan yang dilakukan bersama TPID Kabupaten Banyumas tersebut terkait dengan kenaikan harga beras dan kelangkaan komoditas pangan itu.

"Hari ini, kita kontrol ke pasar-pasar, salah satunya Pasar Manis, ternyata memang tadi drop-dropan (distribusi) dari Bulog memang sudah ada," jelasnya.

Kendati demikian, dia mengatakan pihaknya berencana menambah frekuensi dan kuota penyaluran beras dari Bulog untuk kegiatan stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) di pasar-pasar tradisional.

Dalam hal ini, kata dia, pasokan beras SPHP untuk masing-masing kios di pasar akan ditambah menjadi 25 sak isi 5 kilogram.

"Harganya dibuat stabil Rp10.900 per kilogram untuk yang medium, sedangkan yang premium itu harganya Rp13.500 per kilogram. Alhamdulillah tadi kelihatan semua barang tersedia," ungkapnya.

Ia mengatakan berdasarkan informasi yang diterima TPID Banyumas jika sebelumnya setiap kali pasokan beras SPHP datang, bahan pangan tersebut langsung tidak ada di pasar.

Akan tetapi setelah dilakukan pengecekan, dia memastikan beras SPHP tetap ada di pasar-pasar tradisional.

"Jumlahnya akan kami tambah setiap hari 25 sak per kios, sampai 31 Oktober," tegasnya.

Selain itu, kata dia, kepala pasar bersama anggota TNI/Polri juga akan memantaunya setiap hari agar ketersediaan beras selalu ada.

Pj Bupati mengharapkan masyarakat tetap tenang karena ketersediaan beras di pasar tradisional tetap ada.

"Tadi juga ada informasi menarik soal harga gula pasir, ada sedikit kenaikan tetapi masih pada batas yang wajar, dari Rp14.200/kg menjadi Rp15.000/kg," katanya.

Sementara itu, Pimpinan Cabang Perum Bulog Banyumas Rasiwan mengatakan mulai Senin, pihaknya menambah kuota beras SPHP dari sebelumnya 20 sak per kios menjadi 25 sak per kios.

"Di sini, Pasar Manis ada 20 kios. Jadi kuota kami tambah agar ketersediaannya terjaga, kemudian konsumen mudah menjangkau, dan durasinya yang tadinya dua hari sekali, akan kita dropping setiap hari," jelasnya.

Menurut dia, hal itu dilakukan untuk menjaga ketersediaan beras khususnya di Pasar Manis dan Pasar Wage, Purwokerto.

Disinggung mengenai ketersediaan pasokan beras untuk kegiatan SPHP, dia mengatakan hingga saat ini stok beras di Bulog Banyumas masih berada pada posisi aman, yakni 10.300 ton.

"Sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga akhir tahun. Direncanakan kami akan tambah lagi untuk menyambut panen berikutnya pada bulan Maret 2024, kurang lebih 10.000 ton untuk ketersediaan stok dan intervensi harga," ungkapnya.

Menurut dia, pihaknya juga siap mendukung ketersediaan gula pasir di pasar tradisional yang saat ini mengalami kenaikan harga.

Terkait dengan hal itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dinperindag) Kabupaten Banyumas Titik Pujiastuti mengimbau masyarakat tidak panik membeli beras dalam jumlah besar.

"Belilah beras secukupnya. Stok beras di Bulog masih mencukupi kebutuhan," tegasnya.

Baca juga: TPID Jateng gencar lakukan GPM, turunkan harga komoditas pangan

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024