Wonogiri (ANTARA) -
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Sandiaga Salahuddin Uno menemui komunitas yang bergerak di sektor kreatif di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.
 
Pada acara Nemuin Komunitas (Netas) di Omah Rayap Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, Jumat, Sandiaga mengatakan saat ini sektor kreatif Indonesia sudah menempati peringkat ketiga tertinggi di dunia setelah Amerika Serikat dan Korea Selatan.
 
"Ekonomi kreatif kita bukan kaleng-kaleng, sudah peringkat tiga besar di dunia. Nomor satu Amerika Serikat, ekonomi kreatifnya memiliki unggulan Hollywood, kedua Korea dengan drakor (Drama Korea). Dengan kontribusi ekonomi kreatif yang mencapai 8 persen telah menjadikan Indonesia nomor tiga terbesar di dunia," katanya.
 
Ia mengatakan Indonesia memiliki film horor yang dikenal paling menakutkan. Selain itu, menurut dia Indonesia memiliki musik dangdut koplo yang sudah terkenal ke berbagai negara, bahkan hingga ke Turki.
 
"Kemarin saya melihat dangdut koplo sudah sampai ke Turki," katanya.
 
Sementara itu, terkait dengan pariwisata, dikatakannya, Indonesia sudah berhasil menyalip sejumlah negara tetangga, di antaranya Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Filipina.
 
"Sayangnya masih banyak masyarakat kita yang berwisata ke luar negeri. Padahal banyak yang lebih keren (di dalam negeri, Red.) termasuk Wonogiri," katanya.
 
Bahkan, dikatakannya, Kabupaten Wonogiri masuk ke dalam paket wisata super prioritas yang menjadi satu dengan rangkaian destinasi wisata Borobudur.
 
Mengenai produk ekonomi kreatif, pihaknya sudah menyiapkan beberapa produk khas Wonogiri.
 
"Kalau lihat branding subsektor yang paling dekat dengan ekonomi kreatif adalah kuliner, produk kuliner, fesyen yang layak untuk diangkat ke produk ekonomi unggulan," katanya.
 
Terkait hal itu, Bupati Wonogiri Joko Sutopo mengatakan beberapa produk unggulan asal Kabupaten Wonogiri di antaranya kacang mete dan empon-empon.
 
"Dalam hal ini pemerintah membuka ruang seluas-luasnya agar masyarakat memanfaatkan peluang yang ada. Dorongan pemerintah dari aspek perizinan, legal, semua sudah diberikan pelayanan dan gratis. Ini bagian dari dukungan pemerintah kepada pelaku usaha kami," katanya.

Baca juga: Disbudpar Semarang: Sampah bisa turunkan kunjungan wisatawan

Pewarta : Aris Wasita
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024