Semarang (ANTARA) - Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Mohamad Tavip mengatakan sesama calon anggota legislatif (caleg), baik di kalangan internal maupun eksternal parpol, tidak perlu saling menjatuhkan ketika berkampanye.
"Tak perlu kasak-kusuk, apalagi sampai menyebar hoaks di media sosial atau grup WhatsApp dengan tujuan menjatuhkan lawan politik," kata mantan Lurah Pandean Lamper ini di Semarang, Jawa Tengah, Senin.
Baik pada masa sosialisasi maupun masa kampanye, Tavip meminta para caleg untuk menghindari kampanye negatif (negative campaign) maupun kampanye hitam (black campaign) yang bertujuan menjatuhkan caleg lain.
Pada masa kampanye yang dijadwalkan mulai 28 November hingga 10 Februari 2024, kata dia, seyogianya dimanfaatkan oleh kontestan pemilu untuk beri solusi persoalan bangsa sesuai dengan tugas dan fungsi anggota legislatif.
Tavip lantas mencontohkan Semarang sebagai ibu kota Provinsi Jawa Tengah terletak di wilayah pesisir pantai utara (pantura) yang berlangganan rob, baik pada musim hujan maupun banjir.
Dia lalu mencontohkan Kota Amsterdam sebagai ibu kota Belanda yang berada sekitar 12 kaki (sekitar 3,65 meter) di bawah permukaan laut. Dalam mengatasi banjir, katanya, Pemerintah Belanda membangun kanal-kanal besar.
Ia memandang masa kampanye pemilu anggota legislatif (pileg) perlu menjadi ajang adu gagasan tentang Kota Semarang menjadi kota yang Aman, Tertib, Lancar, Asri, dan Sehat (ATLAS).
Oleh karena itu, kata Tavip, para caleg harus berani mengkritisi produk-produk hukum pemkot terkait dengan penanggulangan bencana banjir. Kendati demikian, dia berpesan kepada caleg agar tetap menggunakan bahasa santun supaya tidak menyinggung perasaan siapa pun.
"Pada prinsipnya, dalam berkampanye berlomba-lomba memecahkan permasalahan agar masyarakat, khususnya di wilayah pesisir pantai, merasa aman dan nyaman karena terbebas dari rob," pungkasnya.
Baca juga: Kaesang masuk PSI, ajak anak muda lebih terlibat di sektor publik
Baca juga: PSI sebut figur Kesang kreatif dan eksperimental
"Tak perlu kasak-kusuk, apalagi sampai menyebar hoaks di media sosial atau grup WhatsApp dengan tujuan menjatuhkan lawan politik," kata mantan Lurah Pandean Lamper ini di Semarang, Jawa Tengah, Senin.
Baik pada masa sosialisasi maupun masa kampanye, Tavip meminta para caleg untuk menghindari kampanye negatif (negative campaign) maupun kampanye hitam (black campaign) yang bertujuan menjatuhkan caleg lain.
Pada masa kampanye yang dijadwalkan mulai 28 November hingga 10 Februari 2024, kata dia, seyogianya dimanfaatkan oleh kontestan pemilu untuk beri solusi persoalan bangsa sesuai dengan tugas dan fungsi anggota legislatif.
Tavip lantas mencontohkan Semarang sebagai ibu kota Provinsi Jawa Tengah terletak di wilayah pesisir pantai utara (pantura) yang berlangganan rob, baik pada musim hujan maupun banjir.
Dia lalu mencontohkan Kota Amsterdam sebagai ibu kota Belanda yang berada sekitar 12 kaki (sekitar 3,65 meter) di bawah permukaan laut. Dalam mengatasi banjir, katanya, Pemerintah Belanda membangun kanal-kanal besar.
Ia memandang masa kampanye pemilu anggota legislatif (pileg) perlu menjadi ajang adu gagasan tentang Kota Semarang menjadi kota yang Aman, Tertib, Lancar, Asri, dan Sehat (ATLAS).
Oleh karena itu, kata Tavip, para caleg harus berani mengkritisi produk-produk hukum pemkot terkait dengan penanggulangan bencana banjir. Kendati demikian, dia berpesan kepada caleg agar tetap menggunakan bahasa santun supaya tidak menyinggung perasaan siapa pun.
"Pada prinsipnya, dalam berkampanye berlomba-lomba memecahkan permasalahan agar masyarakat, khususnya di wilayah pesisir pantai, merasa aman dan nyaman karena terbebas dari rob," pungkasnya.
Baca juga: Kaesang masuk PSI, ajak anak muda lebih terlibat di sektor publik
Baca juga: PSI sebut figur Kesang kreatif dan eksperimental