Semarang (ANTARA) - Wakil Ketua Real Estate Indonesia (REI) Jawa Tengah Bidang Humas, Promosi, dan Publikasi Dibya K. Hidayat mengatakan sektor properti memberikan kontribusi sebesar 5,14 persen pada pertumbuhan Kota Semarang dan salah satu wilayah dengan pertumbuhan cukup pesat di sektor properti yakni di wilayah Semarang Barat, karena terdapat banyak kawasan industri.
“Semarang Barat memiliki banyak kawasan Industri seperti BSB, Wijayakusuma, Candi Gatot Subroto, dan lainnya, ditambah kawasan industri di pelabuhan. Semua itu mempengaruhi perekonomian termasuk sektor properti,” jelasnya di Semarang, Sabtu.
Pertumbuhan ini juga ditopang dengan infrastruktur yang juga memadai seperti akses ke bandara, stasiun kereta api, dan pelabuhan yang merupakan sarana mobilitas antara daerah.
“Tentu saja kemudahan akses ini menjadi nilai tambah untuk properti yang ada di wilayah Semarang barat, sehingga harganya secara investasi juga akan sangat menguntungkan,” kata Dibya.
Dalam pemilihan hunian atau properti, masyarakat harus memperhatikan legalitas developer yang membangun residensial dan bisa dilihat apakah pengembang tersebut tergabung dalam organisasi resmi seperti REI.
“Pastikan pengembangnya jelas, karena banyak sekali pengembang yang mengalami masalah finansial. Legalitasnya harus jelas, kalau ragu bisa tanyakan ke organisasi pengembang,” katanya.
Menurut Dibya bila pengembang memiliki legalitas yang jelas, maka pemilihan lokasi residensial juga akan terjamin dari aspek perizinannya.
“Pengembang yang baik pastinya akan memperhitungkan aspek legalitasnya, karena ini akan mempengaruhi bisnis mereka tentunya,” kata Dibya.
Salah satu yang menarik untuk dilirik, lanjutnya, Paramount Village Semarang dengan produk unggulan seperti hunian New Potala dan area komersial Paramount Square, Paramount Village Semarang yang menawarkan pilihan untuk tinggal, berbisnis, dan berinvestasi khususnya bagi masyarakat Semarang dan kota-kota besar lainnya di Jawa Tengah.
M. Nawawi, Presiden Direktur Paramount Land menyampaikan Kota Semarang sebagai ibu kota Jawa Tengah memiliki peran strategis terhadap roda perekonomian nasional dalam menopang pertumbuhan ekonomi regional khususnya di Jawa Tengah.
Hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Bank Indonesia mengindikasikan perkembangan harga properti residensial di pasar primer secara tahunan meningkat pada triwulan I 2023, di mana Kota Semarang mengalami kenaikan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) triwulan I 2023 sebesar 0,18% (yoy) dibandingkan Q4 2022. Hal ini menjadi indikator positif bagi konsumen properti dalam mencari hunian di Kota Semarang, juga dengan mempertimbangkan promo menarik dari pengembang.
“Paramount Village Semarang hadir menjawab kebutuhan masyarakat akan hunian dan komersial khususnya di Kota Semarang, di mana saat ini kawasan tersebut sudah hidup dan terhuni oleh lebih dari 300 kepala keluarga. Hunian New Potala yang diluncurkan pada tahun 2022 juga mendapatkan respons positif dari masyarakat dan terserap pasar dengan sangat baik,” katanya.
Henry Napitupulu, Direktur Planning & Design Paramount Land menambahkan dengan mengusung tagline ‘Lovable Homes’, New Potala menjadi salah satu pilihan hunian premium di Paramount Village Semarang yang kini telah hidup dan berkembang pesat, terintegrasi dengan berbagai fasilitas sesuai dengan kebutuhan masyarakat kota yang dinamis.
Hadir sebagai penyempurnaan dari pengembangan sebelumnya, New Potala dikembangkan dengan desain yang modern dan tata layout yang luas, dilengkapi fitur-fitur seperti smart door lock, solar water heater, canopy, dan AC di setiap ruangan.
Kawasan Paramount Village Semarang dilengkapi utilitas berkonsep underground, dari jaringan listrik, air bersih, saluran resapan, hingga pembuangan air hujan, terdapat juga club house seluas 1.700 m2 dengan fasilitas seperti, swimming pool, gym station, function hall, dan children playground.
"Hunian ini juga berkonsep one gate system, dengan akses jalan utama ROW 20 meter dan jalan hunian ROW 9 meter, serta dikelilingi pepohonan rindang sebagai green belt-nya. Dalam mempermudah penghuni dan masyarakat sekitar untuk memenuhi kebutuhan harian, Paramount Village Semarang juga telah dilengkapi area komersial Paramount Square," katanya.
Paramount Land menghadirkan total sebanyak 250 unit hunian di New Potala @ Paramount Village, dengan harga mulai Rp1,4 miliaran untuk berbagai tipe hunian dengan pilihan tipe yang dapat dipilih sesuai kebutuhan yaitu, L6x12 m (LB 83 m2/LT 72 m2), L7x12 m (LB 99 m2/LT 84 m2) dan L8x12 m (LB 119 m2/ LT 96/128 m2).
Tersedia juga tipe hoek dengan pilihan LB 120 m2/LT Var, LB 101 m2/LT Var, dan LB 85 m2/LT Var. Setiap unit New Potala memiliki kamar tidur dan kamar mandi 3-4, di mana kamar tidur di lantai 1 lebih luas dan kamar mandi 1 level (flat bathroom) dan carport yang dilengkapi oleh canopy.
Saat ini terdapat program pembelian yang sangat menarik, meliputi free biaya AJB, BPHTB dan SHM serta program cashback sampai dengan 25 juta rupiah (berlaku hingga Oktober 2023).
Badan Pusat Statistik mencatatkan pertumbuhan ekonomi di Semarang pada 2022 mencapai 5,73 persen atau lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2021 yang tercatat sebesar 5,12 persen.
Pertumbuhan ekonomi Kota Semarang ini lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang tercatat sebesar 5,3 persen. Lapangan Usaha Industri Pengolahan menjadi penyumbang terbesar dengan 28,85 persen, diikuti oleh Konstruksi sebesar 26,30 persen, Perdagangan Besar-Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 13,18 persen, dan Informasi dan Komunikasi sebesar 8,61 persen.
“Semarang Barat memiliki banyak kawasan Industri seperti BSB, Wijayakusuma, Candi Gatot Subroto, dan lainnya, ditambah kawasan industri di pelabuhan. Semua itu mempengaruhi perekonomian termasuk sektor properti,” jelasnya di Semarang, Sabtu.
Pertumbuhan ini juga ditopang dengan infrastruktur yang juga memadai seperti akses ke bandara, stasiun kereta api, dan pelabuhan yang merupakan sarana mobilitas antara daerah.
“Tentu saja kemudahan akses ini menjadi nilai tambah untuk properti yang ada di wilayah Semarang barat, sehingga harganya secara investasi juga akan sangat menguntungkan,” kata Dibya.
Dalam pemilihan hunian atau properti, masyarakat harus memperhatikan legalitas developer yang membangun residensial dan bisa dilihat apakah pengembang tersebut tergabung dalam organisasi resmi seperti REI.
“Pastikan pengembangnya jelas, karena banyak sekali pengembang yang mengalami masalah finansial. Legalitasnya harus jelas, kalau ragu bisa tanyakan ke organisasi pengembang,” katanya.
Menurut Dibya bila pengembang memiliki legalitas yang jelas, maka pemilihan lokasi residensial juga akan terjamin dari aspek perizinannya.
“Pengembang yang baik pastinya akan memperhitungkan aspek legalitasnya, karena ini akan mempengaruhi bisnis mereka tentunya,” kata Dibya.
Salah satu yang menarik untuk dilirik, lanjutnya, Paramount Village Semarang dengan produk unggulan seperti hunian New Potala dan area komersial Paramount Square, Paramount Village Semarang yang menawarkan pilihan untuk tinggal, berbisnis, dan berinvestasi khususnya bagi masyarakat Semarang dan kota-kota besar lainnya di Jawa Tengah.
M. Nawawi, Presiden Direktur Paramount Land menyampaikan Kota Semarang sebagai ibu kota Jawa Tengah memiliki peran strategis terhadap roda perekonomian nasional dalam menopang pertumbuhan ekonomi regional khususnya di Jawa Tengah.
Hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Bank Indonesia mengindikasikan perkembangan harga properti residensial di pasar primer secara tahunan meningkat pada triwulan I 2023, di mana Kota Semarang mengalami kenaikan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) triwulan I 2023 sebesar 0,18% (yoy) dibandingkan Q4 2022. Hal ini menjadi indikator positif bagi konsumen properti dalam mencari hunian di Kota Semarang, juga dengan mempertimbangkan promo menarik dari pengembang.
“Paramount Village Semarang hadir menjawab kebutuhan masyarakat akan hunian dan komersial khususnya di Kota Semarang, di mana saat ini kawasan tersebut sudah hidup dan terhuni oleh lebih dari 300 kepala keluarga. Hunian New Potala yang diluncurkan pada tahun 2022 juga mendapatkan respons positif dari masyarakat dan terserap pasar dengan sangat baik,” katanya.
Henry Napitupulu, Direktur Planning & Design Paramount Land menambahkan dengan mengusung tagline ‘Lovable Homes’, New Potala menjadi salah satu pilihan hunian premium di Paramount Village Semarang yang kini telah hidup dan berkembang pesat, terintegrasi dengan berbagai fasilitas sesuai dengan kebutuhan masyarakat kota yang dinamis.
Hadir sebagai penyempurnaan dari pengembangan sebelumnya, New Potala dikembangkan dengan desain yang modern dan tata layout yang luas, dilengkapi fitur-fitur seperti smart door lock, solar water heater, canopy, dan AC di setiap ruangan.
Kawasan Paramount Village Semarang dilengkapi utilitas berkonsep underground, dari jaringan listrik, air bersih, saluran resapan, hingga pembuangan air hujan, terdapat juga club house seluas 1.700 m2 dengan fasilitas seperti, swimming pool, gym station, function hall, dan children playground.
"Hunian ini juga berkonsep one gate system, dengan akses jalan utama ROW 20 meter dan jalan hunian ROW 9 meter, serta dikelilingi pepohonan rindang sebagai green belt-nya. Dalam mempermudah penghuni dan masyarakat sekitar untuk memenuhi kebutuhan harian, Paramount Village Semarang juga telah dilengkapi area komersial Paramount Square," katanya.
Paramount Land menghadirkan total sebanyak 250 unit hunian di New Potala @ Paramount Village, dengan harga mulai Rp1,4 miliaran untuk berbagai tipe hunian dengan pilihan tipe yang dapat dipilih sesuai kebutuhan yaitu, L6x12 m (LB 83 m2/LT 72 m2), L7x12 m (LB 99 m2/LT 84 m2) dan L8x12 m (LB 119 m2/ LT 96/128 m2).
Tersedia juga tipe hoek dengan pilihan LB 120 m2/LT Var, LB 101 m2/LT Var, dan LB 85 m2/LT Var. Setiap unit New Potala memiliki kamar tidur dan kamar mandi 3-4, di mana kamar tidur di lantai 1 lebih luas dan kamar mandi 1 level (flat bathroom) dan carport yang dilengkapi oleh canopy.
Saat ini terdapat program pembelian yang sangat menarik, meliputi free biaya AJB, BPHTB dan SHM serta program cashback sampai dengan 25 juta rupiah (berlaku hingga Oktober 2023).
Badan Pusat Statistik mencatatkan pertumbuhan ekonomi di Semarang pada 2022 mencapai 5,73 persen atau lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2021 yang tercatat sebesar 5,12 persen.
Pertumbuhan ekonomi Kota Semarang ini lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang tercatat sebesar 5,3 persen. Lapangan Usaha Industri Pengolahan menjadi penyumbang terbesar dengan 28,85 persen, diikuti oleh Konstruksi sebesar 26,30 persen, Perdagangan Besar-Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 13,18 persen, dan Informasi dan Komunikasi sebesar 8,61 persen.