Semarang (ANTARA) - Pembelajaran berbasis digital yang dilakukan guru sekolah dasar (SD) tak cukup hanya penguasaan peranti atau tools. Sebab, penguasaan tools tanpa diarahkan untuk tujuan pembelajaran akan bias dan mengaburkan substansi pembelajaran.

Hal itu diungkapkan Teacher and School Training Specialist Manajemen Berbasis Sekolah (TSTS MBS) Tanoto Foundation, Dionisius Sasmoyo Hermawan dalam focus group discussion (FGD) yang digelar Kamis (7/9/2023).

Ia mengatakan pentingnya penguasaan Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) bagi guru agar tidak sekadar terbuai dengan kemewahan teknologi. Pihaknya menegaskan bahwa tools tersebut harus dipertimbangkan dengan sejumlah pertanyaan. "Apakah semua mau dipakai? Apakah semua bisa dipakai? Apakah semua perlu dipakai atau kita pakai?" jelasnya.

Penguasaan TPACK menjadi penting agar guru juga bisa memahami tools dalam pembelajaran khususnya di jenjang SD. "Guru SD harus paham kebutuhan teknologi kelas kecil (1, 2, 3) dan kelas tinggi (4, 5, 6) jenjang SD," kata dia.

Pihaknya juga menegaskan ada empat tipe guru ketika berhadapan dengan teknologi. Pertama, guru yang mencoba saja tidak mau. Kedua, guru yang mencoba satu kali setelah itu bye-bye. Ketiga, guru yang mencoba beberapa kali lalu... sudah. Keempat, guru yang selalu ingin mencoba. "Untuk tipe satu sampai tiga bisa jadi kasuistik. Untuk yang keempat kita berharap bisa begitu semua," kata dia.

Kegiatan tersebut digelar dalam rangka pengumpulan data penelitian disertasi, mahasiswa Program Studi S3 Pendidikan Dasar FIPP UNY Hamidulloh Ibda menggelar focus  group discussion (FGD) bersama akademisi, pengawas, kepala dan guru SD, serta perwakilan dari Dinas Pendidikan Kota Semarang pada Kamis (7/9/2023). 

Kegiatan FGD itu dilaksanakan di Kantor Lembaga Pendidikan Ma'arif NU PWNU Jawa Tengah yang fasilitasi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Institut Islam Nahdlatul Ulama (Inisnu) Temanggung.

Sebagai pencari data, Ibda mengatakan bahwa penelitian disertasi yang ia lakukan sudah berjalan sekira lima bulan melalui wawancara mendalam, observasi, studi dokumen. 

Untuk FGD sendiri dilakukan dalam rangka mengumpulkan data kualitatif yang melibatkan sekelompok orang dengan pengalaman atau perspektif yang sama terhadap topik guru SD profesional dalam pembelajaran berbasis digital, untuk berdiskusi dan berbagi pandangan peserta.

Selain mendapuk narasumber dari Tanoto Foundation, Ibda sendiri mendapuk guru penggerak, fasilitator guru penggerak, pengawas SD, kepala SD berprestasi, guru SD berprestasi, PNS guru inspiratif, pengelola Platform Merdeka Mengajar (PMM), akademisi, peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Pada kesempatan itu Ibda melakukan penelitian tugas akhir bertajuk "Guru Sekolah Dasar Profesional dalam Pembelajaran Berbasis Digital". 



*Penulis adalah Kepala SDN 3 Gajahmungkur
Fasda Program PINTAR Tanoto Foundation

Pewarta : Dian Marta Wijayanti*
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024