Semarang (ANTARA) - Sebanyak dua pelajar SMK Negeri Jawa Tengah, Adelia dan Hilmi, mengaku bangga bisa bercerita langsung mengenai kehidupannya di hadapan Presiden Joko Widodo yang kunjungan kerja ke sekolah gratis diinisiasi Gubernur Jateng Ganjar Pranowo itu.
“Senang banget, deg-degan juga bisa bercerita di hadapan Pak Jokowi. Saya gak menyangka, ini kesempatan paling berharga buat saya," kata Adelia di Semarang, Rabu.
Ia menceritakan bahwa dirinya anak yatim piatu karena orang tuanya meninggal dunia akibat kecelakaan tragis.
"Tadi saya cerita tentang kecelakaan saya. Waktu itu saya naik mobil bersama bapak, ibu, adik, dan paman. Saat terjadi kecelakaan, bapak, ibu, adik dan paman semuanya meninggal. Hanya saya yang selamat," ujarnya sambil menahan tangis.
Kendati demikian, musibah itu tidak membuat Adelia putus asa, meskipun sempat kebingungan mau melanjutkan pendidikan hingga akhirnya diterima bersekolah di SMKN Jateng semi-asrama di Kabupaten Demak.
"Saya senang bisa sekolah di sini secara gratis. Tadi saya juga cerita ke Pak Jokowi kalau saya mau jadi polwan," katanya.
Hal senada disampaikan Hilmi, siswa SMKN Jateng lainnya yang baru lulus itu, bercerita tentang pengalaman sekolah di tempat tersebut menggunakan bahasa Jepang.
"Tadi saya menceritakan, saya di sini alumni yang sedang belajar bahasa Jepang. Nanti di akhir ada tes masuk beasiswa di Takayama College di Jepang. Saya cerita pakai bahasa Jepang dan bahasa Indonesia," ujarnya.
Saat bercerita, dirinya melihat respons Presiden Jokowi yang terlihat bangga sambil sesekali manggut-manggut, tersenyum, dan kemudian bertepuk tangan.
"Pak Jokowi kelihatan senang banget, ekspresinya bangga dan tepuk tangan. Itu suatu penghargaan buat saya," katanya.
Kepada Jokowi, ia juga menceritakan betapa bangga bisa bersekolah di SMKN Jateng karena bapaknya hanya seorang buruh bangunan sehingga sempat membuat pesimistis bisa melanjutkan sekolah.
"Ya tadi cerita itu, bagaimana saya senang bisa sekolah di sini, full mendapat beasiswa mulai asrama, makan, seragam semuanya gratis. Tadi juga saya sampaikan terima kasih pada Pak Ganjar yang telah mendirikan SMKN Jateng 'boarding school' (sekolah berasrama) gratis untuk siswa miskin seperti saya," ujarnya.
Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja ke SMKN Jateng dengan didampingi Ibu Negara Iriana, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo.
Presiden Jokowi mengapresiasi keberadaan SMKN Jateng yang dikhususkan para pelajar dari keluarga yang tidak mampu dengan biaya sepenuhnya ditanggung Pemprov Jateng.
"Saya kira ini sebuah inisiatif yang sangat bagus dari Pak Ganjar. Dulunya ini gedung BLK, kemudian digeser jadi SMK dan khusus untuk keluarga miskin. Jadi ini cara menyelesaikan masalah-masalah yang berkaitan dengan kemiskinan," kata dia.
Program itu, kata dia, bagus karena khusus untuk anak kurang mampu dan tidak dipungut biaya. Justru, siswa yang belajar di sekolah itu dibiayai oleh Pemprov Jateng, seperti seragam, sepatu, dan makan.
“Karena ini 'boarding school' ya, jadi sangat bagus. Ini bisa diperluas di provinsi yang lain untuk keluarga yang tidak mampu. Nanti Pak Mendikbud biar ke sini, kalau menurut saya bisa (diterapkan ke nasional, red.). Saya melihat bagus," ujar Jokowi.
“Senang banget, deg-degan juga bisa bercerita di hadapan Pak Jokowi. Saya gak menyangka, ini kesempatan paling berharga buat saya," kata Adelia di Semarang, Rabu.
Ia menceritakan bahwa dirinya anak yatim piatu karena orang tuanya meninggal dunia akibat kecelakaan tragis.
"Tadi saya cerita tentang kecelakaan saya. Waktu itu saya naik mobil bersama bapak, ibu, adik, dan paman. Saat terjadi kecelakaan, bapak, ibu, adik dan paman semuanya meninggal. Hanya saya yang selamat," ujarnya sambil menahan tangis.
Kendati demikian, musibah itu tidak membuat Adelia putus asa, meskipun sempat kebingungan mau melanjutkan pendidikan hingga akhirnya diterima bersekolah di SMKN Jateng semi-asrama di Kabupaten Demak.
"Saya senang bisa sekolah di sini secara gratis. Tadi saya juga cerita ke Pak Jokowi kalau saya mau jadi polwan," katanya.
Hal senada disampaikan Hilmi, siswa SMKN Jateng lainnya yang baru lulus itu, bercerita tentang pengalaman sekolah di tempat tersebut menggunakan bahasa Jepang.
"Tadi saya menceritakan, saya di sini alumni yang sedang belajar bahasa Jepang. Nanti di akhir ada tes masuk beasiswa di Takayama College di Jepang. Saya cerita pakai bahasa Jepang dan bahasa Indonesia," ujarnya.
Saat bercerita, dirinya melihat respons Presiden Jokowi yang terlihat bangga sambil sesekali manggut-manggut, tersenyum, dan kemudian bertepuk tangan.
"Pak Jokowi kelihatan senang banget, ekspresinya bangga dan tepuk tangan. Itu suatu penghargaan buat saya," katanya.
Kepada Jokowi, ia juga menceritakan betapa bangga bisa bersekolah di SMKN Jateng karena bapaknya hanya seorang buruh bangunan sehingga sempat membuat pesimistis bisa melanjutkan sekolah.
"Ya tadi cerita itu, bagaimana saya senang bisa sekolah di sini, full mendapat beasiswa mulai asrama, makan, seragam semuanya gratis. Tadi juga saya sampaikan terima kasih pada Pak Ganjar yang telah mendirikan SMKN Jateng 'boarding school' (sekolah berasrama) gratis untuk siswa miskin seperti saya," ujarnya.
Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja ke SMKN Jateng dengan didampingi Ibu Negara Iriana, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo.
Presiden Jokowi mengapresiasi keberadaan SMKN Jateng yang dikhususkan para pelajar dari keluarga yang tidak mampu dengan biaya sepenuhnya ditanggung Pemprov Jateng.
"Saya kira ini sebuah inisiatif yang sangat bagus dari Pak Ganjar. Dulunya ini gedung BLK, kemudian digeser jadi SMK dan khusus untuk keluarga miskin. Jadi ini cara menyelesaikan masalah-masalah yang berkaitan dengan kemiskinan," kata dia.
Program itu, kata dia, bagus karena khusus untuk anak kurang mampu dan tidak dipungut biaya. Justru, siswa yang belajar di sekolah itu dibiayai oleh Pemprov Jateng, seperti seragam, sepatu, dan makan.
“Karena ini 'boarding school' ya, jadi sangat bagus. Ini bisa diperluas di provinsi yang lain untuk keluarga yang tidak mampu. Nanti Pak Mendikbud biar ke sini, kalau menurut saya bisa (diterapkan ke nasional, red.). Saya melihat bagus," ujar Jokowi.