Semarang (ANTARA) - Pemerintah Kota Semarang, Jawa Tengah menjalin kerja sama berkelanjutan dengan daerah-daerah sekitar yang menjadi sentra penghasil beras untuk mengantisipasi dampak kekeringan seiring dengan fenomena El Nino.
"Kami kerja sama dengan daerah-daerah sekitar. Kemarin dengan Grobogan, insya Allah sebentar lagi dengan Salatiga, terutama beras," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Semarang, Bambang Pramusinto di Semarang, Senin.
Diakuinya, kebutuhan beras di Kota Semarang paling tinggi dibandingkan komoditas pangan lainnya, sementara produksi di lahan pertanian secara lokal hanya berkontribusi sebesar 11 persen.
"Kota Semarang hanya mampu memproduksi (beras) 11 persen, sisanya 89 persen (dipenuhi) dari luar. Makanya, harus sering kerja sama dengan daerah sekitar Semarang," katanya.
Daerah-daerah sekitar Kota Semarang yang menjadi sentra penghasil beras, kata dia, antara lain Kota Salatiga, Kabupaten Grobogan, Kabupaten Semarang, dan Kabupaten Kendal.
"Kebutuhan paling tinggi itu beras, kemudian daging ayam dan telur. Kalau daging sapi, insya Allah aman, karena (Kota Semarang) bisa mencukupi sendiri," katanya.
Data ketersediaan pangan dari Dinas Ketahanan Pangan Kota Semarang, total stok beras pada Agustus 2023 mencapai 8.583,36 ton, terdiri atas stok distributor 764 ton, stok pasar 71,52 ton, dan stok Bulog 7.747,84 ton.
"Kami bikin konsep kerja sama berkelanjutan karena ternyata daerah sekitar Kota Semarang yang produksinya (beras) banyak sering mendistribusikan ke Jakarta dan Surabaya. Mereka tahunya Semarang sudah cukup," katanya.
Sejauh ini, Bambang menyebutkan bahwa stok beras di Kota Semarang dan daerah sekitar yang menjadi sentra beras masih aman.
"Kalau dikelola betul, beras untuk area Semarang ini masih cukup. Kami telusuri Grobogan juga stoknya banyak, cuma banyak yang dikirim ke Jakarta dan Surabaya. Makanya, lebih banyak akan kami tampung untuk didistribusikan ke Semarang," katanya.
Selain kerja sama berkelanjutan dengan daerah sekitar, kata dia, Dishanpan Kota Semarang juga sudah mendapatkan bantuan mobil untuk penyelenggaraan Pasar Pangan Rakyat Murah dan Aman (Pak Rahman).
"Alhamdulillah, di APBD Perubahan ini dibantu mobil pasar murah. Pak Rahman ini efeknya luar biasa karena sewaktu-waktu bisa diadakan. Apalagi, kalau mobil Pak Rahman ini bisa masuk ke pelosok-pelosok bisa mengurangi spekulan yang mencoba bermain (harga)," pungkasnya.
"Kami kerja sama dengan daerah-daerah sekitar. Kemarin dengan Grobogan, insya Allah sebentar lagi dengan Salatiga, terutama beras," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Semarang, Bambang Pramusinto di Semarang, Senin.
Diakuinya, kebutuhan beras di Kota Semarang paling tinggi dibandingkan komoditas pangan lainnya, sementara produksi di lahan pertanian secara lokal hanya berkontribusi sebesar 11 persen.
"Kota Semarang hanya mampu memproduksi (beras) 11 persen, sisanya 89 persen (dipenuhi) dari luar. Makanya, harus sering kerja sama dengan daerah sekitar Semarang," katanya.
Daerah-daerah sekitar Kota Semarang yang menjadi sentra penghasil beras, kata dia, antara lain Kota Salatiga, Kabupaten Grobogan, Kabupaten Semarang, dan Kabupaten Kendal.
"Kebutuhan paling tinggi itu beras, kemudian daging ayam dan telur. Kalau daging sapi, insya Allah aman, karena (Kota Semarang) bisa mencukupi sendiri," katanya.
Data ketersediaan pangan dari Dinas Ketahanan Pangan Kota Semarang, total stok beras pada Agustus 2023 mencapai 8.583,36 ton, terdiri atas stok distributor 764 ton, stok pasar 71,52 ton, dan stok Bulog 7.747,84 ton.
"Kami bikin konsep kerja sama berkelanjutan karena ternyata daerah sekitar Kota Semarang yang produksinya (beras) banyak sering mendistribusikan ke Jakarta dan Surabaya. Mereka tahunya Semarang sudah cukup," katanya.
Sejauh ini, Bambang menyebutkan bahwa stok beras di Kota Semarang dan daerah sekitar yang menjadi sentra beras masih aman.
"Kalau dikelola betul, beras untuk area Semarang ini masih cukup. Kami telusuri Grobogan juga stoknya banyak, cuma banyak yang dikirim ke Jakarta dan Surabaya. Makanya, lebih banyak akan kami tampung untuk didistribusikan ke Semarang," katanya.
Selain kerja sama berkelanjutan dengan daerah sekitar, kata dia, Dishanpan Kota Semarang juga sudah mendapatkan bantuan mobil untuk penyelenggaraan Pasar Pangan Rakyat Murah dan Aman (Pak Rahman).
"Alhamdulillah, di APBD Perubahan ini dibantu mobil pasar murah. Pak Rahman ini efeknya luar biasa karena sewaktu-waktu bisa diadakan. Apalagi, kalau mobil Pak Rahman ini bisa masuk ke pelosok-pelosok bisa mengurangi spekulan yang mencoba bermain (harga)," pungkasnya.