Semarang (ANTARA) - Oleh Ulfatun Nadhifah, S.Pd.

Kegiatan numerasi apa saja yang bisa dilakukan untuk memenuhi kebutuhan belajar murid yang beragam di kelas? Coloring squared math menjadi salah satu solusinya.

Pembelaran numerasi terutama kompetensi operasi hitung bilangan seringkali menjadi momok bagi murid dan guru. Murid enggan mengikuti pembelajaran karena menghitung dianggap sebagai materi yang paling sulit. Guru pun demikian.

Dalam mengajarkan numerasi, guru dituntut menyampaikan tiga hal. Pertama, guru harus menyampaikan konsep numerasi sesuai kompetensi yang akan diajarkan. Kedua, guru harus mampu menyampaikan konsep numerasi dengan cara yang menyenangkan. Ketiga, guru harus mampu mengatasi ketertinggalan konsep beberapa murid sehingga pembelajaran di kelas bisa berlangsung efektif. Salah satu cara efektif untuk memenuhi ketiga tuntutan tersebut adalah dengan melaksanakan pembelajaran diferensiasi numerasi terutama dari sisi kognitif/kesiapan belajar murid. Selama ini guru cenderung mengajar murid dengan materi dan cara yang sama sehingga hasil yang diperoleh kurang sesuai harapan.

Salah satu cara meningkatkan kemampuan numerasi terutama kompetensi operasi hitung bilangan secara efektif dan menyenangkan adalah dengan menggunakan media pembelajaran coloring squared math. Media ini berupa selembar kertas yang berisi petak-petak operasi hitung. Media ini juga dilengkapi kata kunci berupa warna yang menjadi kunci hasil operasi hitung tiap petak. Jika murid menjawab benar mereka akan menemukan sebuah gambar di kertas mereka. Beberapa laman menyediakan media ini secara gratis, seperti https://www.coloringsquared.com/.

 

Langkah Pembelajaran

Asesmen Awal untuk Memetakan Kemampuan Murid

Kegiatan pembelajaran saya awali dengan memberikan asesmen awal kepada murid. Saya menyiapkan 10 butir soal tentang operasi hitung bilangan baik penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Dari hasil asesmen ini saya menemukan kemampuan siswa dalam operasi hitung bilangan ada pada fase A, B, dan C.

Siapkan Coloring Squared Math untuk Tiap Kelompok

Salah satu cara efektif untuk membelajarkan numerasi adalah melakukan pembelajaran berdiferensiasi berdasarkan aspek kognitif murid. Saya menyiapkan tiga buah media coloring squared math dengan tingkat kesulitan yang berbeda. Kelompok dengan kemampuan fase A saya beri soal operasi hitung penjumlahan. Kemampuan fase B saya beri soal operasi hitung perkalian. Sedangkan Kemampuan fase C saya beri soal operasi hitung pecahan.

Berhitung Sambil Menggambar

Setiap murid diminta untuk menghitung hasil operasi hitung yang ada pada tiap petak. Jawaban dari soal tersebut tidak dituliskan dengan angka melainkan diwakili dengan sebuah warna tertentu. Sebagai contoh warna merah jika hasilnya 5, warna kuning jika hasilnya 10 dan lain sebagainya. Jika jawaban mereka benar dan setiap petak diwarnai dengan benar maka pada lembar yang mereka kerjakan akan muncul sebuah gambar.

Dengan adanya diferensiasi konten murid akan merasa nyaman karena mereka mengerjakan sesuatu sesuai dengan batas kemampuannya. Dengan menggunakan media pembelajaran coloring squared math murid tidak sadar sebenarnya mereka sedang di-drill untuk mampu menguasai operasi hitung bilangan. Selain itu, coloring square math sangat efektif diterapkan di kelas. Murid yang mengalami ketertinggalan akan mendapat treatment sesuai kebutuhan mereka. Hal tersebut akan berimbas pada kemampuan mereka dalam menghitung. Selain itu media ini juga merangsang kepercayaan diri anak untuk menghitung secara mandiri.

Heiwa Yayana, siswa kelas V mengaku, “Saya sangat puas ketika saya berhasil menemukan sebuah gambar sehingga saya sangat antusias untuk menyelesaikan tantangan ini dengan menghitung lebih semangat dan teliti. Saya tak sabar menemukan hasil dari kerja keras saya dalam menghitung.”

Pembelajaran berdiferensiasi mempermudah saya memberikan perhatian lebih pada murid. Saat pembelajaran berlangsung proses bimbingan yang saya lakukan lebih efektif karena murid dalam satu kelompok homogen. Murid yang sudah berhasil menyelesaikan tantangan juga bisa diberikan tantangan lanjutan untuk membimbing teman lain yang masih mengalami kesulitan. ***

*) Penulis adalah Fasilitator Program PINTAR Tanoto Foundation, Guru SDN 1 Cepiring, Kendal

 


Pewarta : Ulfatun Nadhifah, S.Pd. *)
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024