Semarang (ANTARA) - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Semarang, Jawa Tengah mendorong pemerintah kota setempat untuk mempermudah persyaratan bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dalam mengakses permodalan.
Wakil Ketua DPRD Kota Semarang Wahyoe Winarto, di Semarang, Selasa, menjelaskan bahwa akses permodalan sangat dibutuhkan kalangan UMKM agar mereka tetap bertahan dan berkembang usahanya.
Hal itu disampaikan sosok yang akrab disapa Liluk tersebut, saat menjadi salah satu narasumber dalam acara Dialog Interaktif DPRD Kota Semarang dengan tema "Saatnya UMKM Kota Semarang Naik Kelas".
Menurut dia, Pemkot Semarang melalui Dinas Koperasi dan UMKM tentunya bisa membantu akses permodalan bagi para pelaku UMKM yang tidak bisa mengajukan modal ke perbankan.
"Terkait hal tersebut, modal usaha, itu supaya persyaratannya diperingan lagi. Tentunya, dengan bunga rendah juga. Selain itu, dibutuhkan pendampingan dari pemkot agar pemberian modal tersebut tepat sasaran," katanya.
Selain tepat sasaran, kata dia, para pelaku UMKM juga akan lebih terbantu dalam mengembangkan dan menggulirkan usaha dengan pendampingan yang intensif dari Dinkop UMKM.
Liluk menyampaikan bahwa permodalan tidaklah cukup, sebab pelaku UMKM harus dibekali melalui berbagai pelatihan, terutama penguasaan dan penggunaan teknologi digital di era seperti sekarang.
Ia mencontohkan penggunaan media sosial sebagai sarana promosi produk yang bisa dilakukan oleh pelaku UMKM melalui pengemasan yang menarik untuk membuat orang tertarik membeli.
"Saat ini, mau tidak mau harus bersentuhan dengan teknologi, untuk membantu pemasaran produk, hingga perizinan usaha. Sekaligus, didampingi secara berkala agar pengawasannya semakin kuat," katanya.
Sub Koordinator Fasilitasi UMKM Dinkop UMKM Kota Semarang Aji Maulana menyampaikan bahwa pelaku UMKM setempat sangat banyak, sehingga belum semuanya terakses permodalan.
Ia mengatakan, Dinkop UMKM Kota Semarang juga menggelar serangkaian pelatihan yang dibutuhkan bagi para pelaku UMKM dengan menggandeng para mitra, seperti "marketplace" dan toko ritel.
"Kami memang belum maksimal membantu pelaku usaha, karena belum menyeluruh ke semuanya. Untuk pelatihan diprioritaskan bagi pelaku UMKM yang belum pernah mendapatkan pelatihan, dengan menggandeng mitra dari pihak 'marketplace' dan toko ritel," katanya.
Sementara itu, Ketua Komite Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Kota Semarang Gunawan Permadi mengatakan bahwa pihaknya memiliki portal untuk membantu pemasaran produk para pelaku UMKM.
Portal tersebut bisa dimanfaatkan sebagai ajang promosi menampilkan produk UMKM dengan konten yang dibuat semenarik mungkin, seperti dilengkapi foto profil dan penataan yang baik.
Wakil Ketua DPRD Kota Semarang Wahyoe Winarto, di Semarang, Selasa, menjelaskan bahwa akses permodalan sangat dibutuhkan kalangan UMKM agar mereka tetap bertahan dan berkembang usahanya.
Hal itu disampaikan sosok yang akrab disapa Liluk tersebut, saat menjadi salah satu narasumber dalam acara Dialog Interaktif DPRD Kota Semarang dengan tema "Saatnya UMKM Kota Semarang Naik Kelas".
Menurut dia, Pemkot Semarang melalui Dinas Koperasi dan UMKM tentunya bisa membantu akses permodalan bagi para pelaku UMKM yang tidak bisa mengajukan modal ke perbankan.
"Terkait hal tersebut, modal usaha, itu supaya persyaratannya diperingan lagi. Tentunya, dengan bunga rendah juga. Selain itu, dibutuhkan pendampingan dari pemkot agar pemberian modal tersebut tepat sasaran," katanya.
Selain tepat sasaran, kata dia, para pelaku UMKM juga akan lebih terbantu dalam mengembangkan dan menggulirkan usaha dengan pendampingan yang intensif dari Dinkop UMKM.
Liluk menyampaikan bahwa permodalan tidaklah cukup, sebab pelaku UMKM harus dibekali melalui berbagai pelatihan, terutama penguasaan dan penggunaan teknologi digital di era seperti sekarang.
Ia mencontohkan penggunaan media sosial sebagai sarana promosi produk yang bisa dilakukan oleh pelaku UMKM melalui pengemasan yang menarik untuk membuat orang tertarik membeli.
"Saat ini, mau tidak mau harus bersentuhan dengan teknologi, untuk membantu pemasaran produk, hingga perizinan usaha. Sekaligus, didampingi secara berkala agar pengawasannya semakin kuat," katanya.
Sub Koordinator Fasilitasi UMKM Dinkop UMKM Kota Semarang Aji Maulana menyampaikan bahwa pelaku UMKM setempat sangat banyak, sehingga belum semuanya terakses permodalan.
Ia mengatakan, Dinkop UMKM Kota Semarang juga menggelar serangkaian pelatihan yang dibutuhkan bagi para pelaku UMKM dengan menggandeng para mitra, seperti "marketplace" dan toko ritel.
"Kami memang belum maksimal membantu pelaku usaha, karena belum menyeluruh ke semuanya. Untuk pelatihan diprioritaskan bagi pelaku UMKM yang belum pernah mendapatkan pelatihan, dengan menggandeng mitra dari pihak 'marketplace' dan toko ritel," katanya.
Sementara itu, Ketua Komite Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Kota Semarang Gunawan Permadi mengatakan bahwa pihaknya memiliki portal untuk membantu pemasaran produk para pelaku UMKM.
Portal tersebut bisa dimanfaatkan sebagai ajang promosi menampilkan produk UMKM dengan konten yang dibuat semenarik mungkin, seperti dilengkapi foto profil dan penataan yang baik.