Semarang (ANTARA) - Wali Kota Semarang, Jawa Tengah, Hevearita Gunaryanti Rahayu memastikan wilayah yang saat ini terdampak kekeringan, seperti di Kelurahan Jabungan, Kecamatan Banyumanik, sudah dipasok air bersih dari PDAM.
"Kami sudah minta PDAM (perusahaan daerah air minum) untuk bisa melakukan 'back up' karena banyak mata air sudah mulai kekeringan," kata Ita, sapaan akrab Hevearita di Semarang, Senin.
Tidak turunnya hujan selama beberapa waktu di Kota Atlas, diakuinya, berdampak terhadap daerah-daerah yang selama ini rawan kekeringan, seperti Jabungan yang mengandalkan mata air.
Menurut dia, di wilayah Jabungan sebenarnya sudah tercakup program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas), tetapi ketika musim kering terkendala air yang menjadi keruh.
"Sebenarnya, kalau airnya masih ada, tapi tidak layak untuk minum. Kalau untuk mandi, dan kepentingan-kepentingan lain masih bisa. Tapi, tidak layak diminum," katanya.
Karena itu, kata dia, PDAM Tirta Moedal memasok air bersih sebanyak tiga kali selama seminggu ke wilayah Jabungan untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi warga, terutama untuk air minum.
"Kalau untuk wilayah lain, saya belum mendengar. Tapi biasanya kekeringan terjadi juga di Kecamatan Tembalang, seperti di Kelurahan Rowosari. Di Rowosari, kalau musim hujan banjir, kalau kemaru kekeringan," katanya.
Ita juga memastikan kesiapan pasokan air bersih dari PDAM ke daerah-daerah lain di Kota Semarang yang membutuhkan pasokan air bersih akibat terdampak kekeringan.
Ia mengatakan bahwa jajaran pemangku wilayah, seperti lurah atau camat juga harus tanggap dengan permasalahan yang dialami warganya untuk segera dicarikan solusi, seperti kesulitan air.
"Kan biasa Jabungan, Rowosari, sudah langganan kalau musim kemarau. Saya minta segera diantisipasi. Jangan menunggu warga teriak atau komplain. Sebagai pemerintah harus aktif tahu warganya kekeringan, membutuhkan air, atau tidak," katanya.
Diharapkan, kata dia, masyarakat juga bisa segera melaporkan seandainya mengalami permasalahan air bersih melalui ketua rukun tetangga (RT), bisa juga ke rukun warga (RW), lurah, camat, atau langsung ke dirinya.
"Saya berharap masyarakat kalau ada permasalahan air segera lapor kepada RT, RW, lurah, camat, atau mungkin ke saya langsung. Seperti di Jabungan ini, saya dengar ada permasalahan, kemudian minta camat untuk mengecek," demikian Hevearita Gunaryanti Rahayu.
"Kami sudah minta PDAM (perusahaan daerah air minum) untuk bisa melakukan 'back up' karena banyak mata air sudah mulai kekeringan," kata Ita, sapaan akrab Hevearita di Semarang, Senin.
Tidak turunnya hujan selama beberapa waktu di Kota Atlas, diakuinya, berdampak terhadap daerah-daerah yang selama ini rawan kekeringan, seperti Jabungan yang mengandalkan mata air.
Menurut dia, di wilayah Jabungan sebenarnya sudah tercakup program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas), tetapi ketika musim kering terkendala air yang menjadi keruh.
"Sebenarnya, kalau airnya masih ada, tapi tidak layak untuk minum. Kalau untuk mandi, dan kepentingan-kepentingan lain masih bisa. Tapi, tidak layak diminum," katanya.
Karena itu, kata dia, PDAM Tirta Moedal memasok air bersih sebanyak tiga kali selama seminggu ke wilayah Jabungan untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi warga, terutama untuk air minum.
"Kalau untuk wilayah lain, saya belum mendengar. Tapi biasanya kekeringan terjadi juga di Kecamatan Tembalang, seperti di Kelurahan Rowosari. Di Rowosari, kalau musim hujan banjir, kalau kemaru kekeringan," katanya.
Ita juga memastikan kesiapan pasokan air bersih dari PDAM ke daerah-daerah lain di Kota Semarang yang membutuhkan pasokan air bersih akibat terdampak kekeringan.
Ia mengatakan bahwa jajaran pemangku wilayah, seperti lurah atau camat juga harus tanggap dengan permasalahan yang dialami warganya untuk segera dicarikan solusi, seperti kesulitan air.
"Kan biasa Jabungan, Rowosari, sudah langganan kalau musim kemarau. Saya minta segera diantisipasi. Jangan menunggu warga teriak atau komplain. Sebagai pemerintah harus aktif tahu warganya kekeringan, membutuhkan air, atau tidak," katanya.
Diharapkan, kata dia, masyarakat juga bisa segera melaporkan seandainya mengalami permasalahan air bersih melalui ketua rukun tetangga (RT), bisa juga ke rukun warga (RW), lurah, camat, atau langsung ke dirinya.
"Saya berharap masyarakat kalau ada permasalahan air segera lapor kepada RT, RW, lurah, camat, atau mungkin ke saya langsung. Seperti di Jabungan ini, saya dengar ada permasalahan, kemudian minta camat untuk mengecek," demikian Hevearita Gunaryanti Rahayu.