Semarang (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang berkolaborasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana untuk memperkuat sistem drainase guna menangani permasalahan banjir, khususnya di Semarang Timur.
"Pemkot Semarang tidak dapat bergerak sendiri karena membutuhkan juga pola kerja sama, salah satunya dengan BBWS," kata Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, di Semarang, Jawa Tengah, Senin.
Ita sapaan akrab Hevearita, menjelaskan baik Pemkot Semarang maupun BBWS Pemali Juana saling berbagi peran mulai dari pengerukan sedimentasi, penambahan pompa, pintu air, pembuatan tanggul, hingga kolam retensi, untuk memperkuat sistem drainase di wilayah timur Semarang sebagai solusi mengatasi banjir.
"Alhamdulillah, kolaborasi lintas instansi ini berjalan on the right track," katanya.
Menurut dia, penambahan pompa dan pintu air menjadi salah satu kunci dalam penguatan drainase sehingga arus air diharapkan dapat bergerak cepat ke hilir saat musim hujan.
Di Sungai Tenggang, BBWS membangun hingga delapan pintu air dari semula dua pintu air, diperkuat dengan empat unit pompa di Kolam Retensi Muktiharjo Kidul yang setiap unitnya berkapasitas 1.500 liter/detik.
Demikian pula dengan drainase Sungai Sodor, BBWS akan menambah tujuh pompa di Rumah Pompa Kandang Kebo dan penambahan delapan pintu air di Rumah Pompa Sringin dari semula dua pintu air menjadi 10 pintu air.
Penambahan fasilitas pompa dan pintu air tersebut, kata dia, disertai dengan sejumlah normalisasi dan pengerukan sedimentasi yang dilakukan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang maupun BBWS Pemali Juana.
Kolaborasi lainnya, seperti di Sungai Tenggang, pembersihan sampah dan enceng gondok menjadi peran DPU. Sedangkan paket normalisasi dari Jalan Raya Kaligawe sampai Jembatan Sukarela Tlogosari oleh BBWS.
Sejumlah solusi tersebut juga diperkuat dengan keberadaan sejumlah kolam retensi di Sungai Tenggang Muktiharjo Kidul dan Tlogosari, termasuk rencana pembuatan kolam retensi di Sungai Sodor pada tahun ini.
"Pemkot Semarang tidak dapat bergerak sendiri karena membutuhkan juga pola kerja sama, salah satunya dengan BBWS," kata Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, di Semarang, Jawa Tengah, Senin.
Ita sapaan akrab Hevearita, menjelaskan baik Pemkot Semarang maupun BBWS Pemali Juana saling berbagi peran mulai dari pengerukan sedimentasi, penambahan pompa, pintu air, pembuatan tanggul, hingga kolam retensi, untuk memperkuat sistem drainase di wilayah timur Semarang sebagai solusi mengatasi banjir.
"Alhamdulillah, kolaborasi lintas instansi ini berjalan on the right track," katanya.
Menurut dia, penambahan pompa dan pintu air menjadi salah satu kunci dalam penguatan drainase sehingga arus air diharapkan dapat bergerak cepat ke hilir saat musim hujan.
Di Sungai Tenggang, BBWS membangun hingga delapan pintu air dari semula dua pintu air, diperkuat dengan empat unit pompa di Kolam Retensi Muktiharjo Kidul yang setiap unitnya berkapasitas 1.500 liter/detik.
Demikian pula dengan drainase Sungai Sodor, BBWS akan menambah tujuh pompa di Rumah Pompa Kandang Kebo dan penambahan delapan pintu air di Rumah Pompa Sringin dari semula dua pintu air menjadi 10 pintu air.
Penambahan fasilitas pompa dan pintu air tersebut, kata dia, disertai dengan sejumlah normalisasi dan pengerukan sedimentasi yang dilakukan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang maupun BBWS Pemali Juana.
Kolaborasi lainnya, seperti di Sungai Tenggang, pembersihan sampah dan enceng gondok menjadi peran DPU. Sedangkan paket normalisasi dari Jalan Raya Kaligawe sampai Jembatan Sukarela Tlogosari oleh BBWS.
Sejumlah solusi tersebut juga diperkuat dengan keberadaan sejumlah kolam retensi di Sungai Tenggang Muktiharjo Kidul dan Tlogosari, termasuk rencana pembuatan kolam retensi di Sungai Sodor pada tahun ini.