Grobogan (ANTARA) - Petani tanaman jagung di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, tertolong dengan kehadiran pabrik pakan ternak karena sebagian besar komoditas yang dihasilkan terserap, kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Grobogan Sunanto.

"Dari lima pabrik pakan ternak yang ada di Kabupaten Grobogan, setiap tahunnya rata-rata penyerapan jagung petani untuk mencapai 100.000 ton untuk setiap pabrik, sehingga total lima pabrik berkisar 500.000 ton jagung per tahunnya," ujarnya di Grobogan, Kamis.

Sementara tingkat produksi jagung setiap tahunnya, kata dia, bisa mencapai 835.000 ton jagung dari luas areal tanam tahun 2023 sekitar 130.000 hektare. Sedangkan 350.000 ton jagung yang belum terserap di pabrik pakan dijual di pasar bebas.

Untuk harga jual jagung dengan kadar air 17 persen, kata dia, untuk saat ini berkisar Rp5.200 per kilogram.

Menurut dia harga jual sebesar itu, belum termasuk tinggi jika dibandingkan harga jual sebelumnya. Terlebih, ketika saat ini terjadi lonjakan harga telur ayam ras yang salah satu faktornya disebabkan karena adanya kenaikan harga pakan ternak.

"Kami menilai memang tidak ada pengaruh secara signifikan terhadap harga jual jagung di pasaran, ketika harga jual telur ayam ras mengalami lonjakan," ujarnya.

Ia justru berharap harga jual tidak sampai jatuh karena dalam waktu dekat akan memasuki musim panen raya tanaman jagung. Sedangkan saat ini sebagian areal tanaman jagung sudah ada yang panen.

"Puncak panen raya tanaman jagung diperkirakan bulan Juli 2023, sedangkan harga jual diharapkan juga tetap tinggi berkisar Rp5.000-an per kilogram," ujarnya.

Pengalaman sebelumnya, kata dia, harga jual jagung saat panen raya memang sempat jatuh hingga kisaran Rp3.500 per kilogram.
 

Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024