Pekalongan (ANTARA) - Pemerintah Kota Pekalongan, Jawa Tengah, melakukan intervensi teknologi pembudidayaan ikan melalui jaring apung (keramba apung) dan kolam tancap sebagai upaya untuk terus meningkatkan produksi perikanan budidaya dan mendayagunakan sejumlah tambak di daerah itu.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Pekalongan Sugiyo di Pekalongan, Rabu, mengatakan bahwa perikanan budidaya saat ini masih sedikit di daerah karena terkendala dengan banjir dan rob, serta cara penanggulangannya.
"Akan tetapi, sebagai bentuk adaptasi kami akan harus melakukan pembudidayaan ikan melalui keramba apung maupun kolam tancap," katanya.
Ia mengatakan saat ini kategori tambak terbagi menjadi dua yakni tambak di luar bendung (parapet) dimana kondisi airnya masih payau dan tambak yang di dalam parapet airnya cenderung tawar.
Kedua kategori tambak tersebut, kata dia, ada pada beberapa wilayah seperti Kelurahan Krapyak, Clumprit, dan Bandengan.
Dikatakan, dengan melihat perbedaan kondisi air dalam tambak maka pihaknya juga akan melakukan intervensi budidaya sesuai dengan salinitasnya.
"Misalnya dengan ikan nila, bandeng air tawar atau udang air tawar. Itu yang bisa kami lakukan supaya tambak tetap produktif," katanya.
Menurut dia, budidaya ikan melalui kolam tancap dapat dilakukan dengan cara menggunakan bambu dari dasar tambak sampai ke permukaan sedang jaring apung dengan menggantungkan alat yang bisa mengapung seperti drum atau gabus sehingga bisa dimanfaatkan meskipun dalam kondisi rob.
"Saat ini pemenuhan domestik ikan dapat terpenuhi dengan baik yang rata-rata mencapai sekitar 40-60 ton per hari. Pengoptimalan tambak akan terus dilakukan karena hal itu dapat dimanfaatkan sebagai sarana wisata perairan," katanya.
Baca juga: Pemkot Pekalongan realisasikan program jaring apung untuk petambak
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Pekalongan Sugiyo di Pekalongan, Rabu, mengatakan bahwa perikanan budidaya saat ini masih sedikit di daerah karena terkendala dengan banjir dan rob, serta cara penanggulangannya.
"Akan tetapi, sebagai bentuk adaptasi kami akan harus melakukan pembudidayaan ikan melalui keramba apung maupun kolam tancap," katanya.
Ia mengatakan saat ini kategori tambak terbagi menjadi dua yakni tambak di luar bendung (parapet) dimana kondisi airnya masih payau dan tambak yang di dalam parapet airnya cenderung tawar.
Kedua kategori tambak tersebut, kata dia, ada pada beberapa wilayah seperti Kelurahan Krapyak, Clumprit, dan Bandengan.
Dikatakan, dengan melihat perbedaan kondisi air dalam tambak maka pihaknya juga akan melakukan intervensi budidaya sesuai dengan salinitasnya.
"Misalnya dengan ikan nila, bandeng air tawar atau udang air tawar. Itu yang bisa kami lakukan supaya tambak tetap produktif," katanya.
Menurut dia, budidaya ikan melalui kolam tancap dapat dilakukan dengan cara menggunakan bambu dari dasar tambak sampai ke permukaan sedang jaring apung dengan menggantungkan alat yang bisa mengapung seperti drum atau gabus sehingga bisa dimanfaatkan meskipun dalam kondisi rob.
"Saat ini pemenuhan domestik ikan dapat terpenuhi dengan baik yang rata-rata mencapai sekitar 40-60 ton per hari. Pengoptimalan tambak akan terus dilakukan karena hal itu dapat dimanfaatkan sebagai sarana wisata perairan," katanya.
Baca juga: Pemkot Pekalongan realisasikan program jaring apung untuk petambak