Semarang (ANTARA) - Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan bahwa generasi muda, termasuk pelajar, jangan hanya diajari nilai-nilai Pancasila secara teori, tetapi harus disertai turun ke lapangan.

"Harapannya dengan langsung turun ke lapangan, mendatangi ke tempat-tempat yang menggambarkan sila-sila Pancasila sehingga bisa membayangkan. Kalau hanya teori, sulit untuk masuk ke benak mereka," katanya di Semarang, Jumat.

Hal tersebut disampaikan Ita, sapaan akrab Hevearita, saat membuka Fun Game Orientasi Pemantapan Nilai-Nilai Pancasila dan Wawasan Kebangsaan yang diikuti siswa sekolah menengah pertama (SMP).

Ita berharap pembelajaran mengenai nilai-nilai Pancasila dan wawasan kebangsaan tidak hanya diajarkan di dalam kelas, tetapi juga bisa dilakukan di luar kelas, dan dikemas dengan kegiatan fun game maupun adventure.

"Ini penting sekali penanaman nilai Pancasila dan wawasan kebangsaan. Dengan adanya fun game, dengan adventure juga harapannya mereka nantinya bisa menerapkannya," kata Ita.

Oleh karena itu, Wali Kota sangat mendukung kegiatan tersebut sebagai salah satu langkah pencegahan generasi muda dari paham-paham yang tidak sesuai dengan nilai-nilai di Indonesia.

Dikatakan pula bahwa kegiatan apapun yang dikemas dengan fun game maupun nuansa petualangan akan lebih mengena bagi anak-anak muda, termasuk pemantapan nilai-nilai Pancasila.

"Bagaimana anak-anak muda bisa tahu dan menerapkan wawasan Pancasila dan kebangsaan? Pada saat sekarang banyak paham yang tidak Pancasila, yang tidak NKRI, tidak berbineka," katanya.

Ditambah lagi, kata dia, ada fun game maupun berpetualang tentu dengan adanya nilai-nilai pastinya akan makin membekas.

Ia mencontohkan salah satu pengamalan Sila Pertama Pancasila, yakni Ketuhanan Yang Maha Esa dengan mengunjungi tempat-tempat ibadah seluruh agama yang ada di Indonesia.

"Hal ini juga menjadi salah satu praktik dari kurikulum merdeka dengan nilai-nilai Pancasila salah satunya Ketuhanan Yang Maha Esa. Di kota Semarang semua sudah komplet tempat peribadatannya. Ini menjadi satu bagaimana sejarah masa lalu sehingga juga akan lebih mengena," katanya.

Menurut Ita, yang penting dapat keluar dari kelas karena ini juga bagian dari pembelajaran. Hal itu nanti bisa dikolaborasi dengan Dinas Pendidikan Kota Semarang.

Kegiatan tersebut diikuti oleh tujuh SMP di Kota Semarang yang masing-masing mendelegasikan 10 siswa.

Sebelumnya, kegiatan yang dilakukan di luar kelas juga sudah pernah dilaksanakan oleh dinas pertanian melalui kegiatan pertanian perkotaan (urban farming) dengan gerakan menanam.

Baca juga: Siswa Magelang maknai pentas wayang serangga untuk penguatan Pancasila

Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024