Semarang (ANTARA) - Kedatangan krisis di sebuah lembaga sangat sulit diduga. Seorang public relations (PR) penting untuk memahami manajemen krisis agar bisa membantu dalam menyelesaikan krisis perusahaan dan memulihkan kepercayaan publik.

Edelman Trust Barometer melakukan survei di 28 negara untuk menunjukkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap institusi bisnis dan pemerintah. Hasilnya menunjukkan masyarakat Indonesia lebih memberikan kepercayaannya terhadap bisnis dibandingkan terhadap pemerintah.

Namun, di tengah krisis yang dihadapi, seorang PR juga tetap melakukan pelayanan prima.

Hal itulah yang melatarbelakangi Walisongo Public Relation Community (WPRC) mengadakan Iftar With PR bertajuk ''Mengisi Ramadan Bersama Praktisi'' di Aula Kecamatan Ngaliyan, Senin (10/4/2023).

Acara ini tak hanya diramaikan oleh anggota  WPRC, tetapi juga dari mahasiswa umum dengan total keselurahan sebanyak 40 peserta.

Pembina WPRC  Alifa Nur Fitri, M.I.Kom. AMIPR  yang juga merupakan Staf Ahli Kerja Sama Kelembagaan dan Humas (KKH)  UIN Walisongo Semarang dan Dosen Public Relations KPI UIN Waslisongo dalam sambutanya  mengatakan, “WPRC merupakan komunitas dan ruang untuk mahasiswa UIN Walisongo untuk mendalami public relations. Saya sangat mengapresiasi kegiatan ini karena WPRC sadar akan isu yang berkembang dan memahami pentingnya manajemen krisis untuk mengembalikan reputasi. Serta peran penting pelayanan prima untuk mendapatkan kepuasan dari berbagai stakeholder terutama customer sehingga memunculkan customer loyality. Acara Iftar with PR tidak hanya sharing dengan praktisi namun juga menerapkan unity of sciences yang merupakan Misi UIN Walisongo dengan menutup kegiatan dengan materi keagamaan. Pentingnya untuk menjadi pribadi yang lebih baik, termasuk dalam konteks ketika menangani krisis dan menerapkan pelayanan prima."


Dalam acara ini, WPRC mengundang dua praktisi, yaitu dosen Universitas Dian Nuswantoro  sekaligus praktisi Perhumas Semarang Heni Indrayani, M.I.Kom dan Risk Management BPJS Ketenagakerjaan Kanwil Jateng dan D.I.Y. Ahmad Faiq Syukron, M.I.Kom.

Selanjutnya adalah sesi pemaparan materi.  Materi pertama disampaikan oleh Heni Indrayani, M.I.Kom. Dalam materinya, ia menjelaskan mengenai pentingnya pelayanan prima guna membangun hubungan yang berkualitas.

Ada empat (4) strategi pelayanan yang perlu dipegang oleh seorang PR,  yakni responsif, akurat, ramah, serta sopan dan santun.

''Sikap dan perilaku seorang public relation itu menggambarkan sebuah perusahan, organisasi, atau instasinya,'' katanya.

Materi kedua disampaikan oleh Ahmad Faiq Syukron, M.I.Kom. Ia memaparkan materi manajemen dan komunikasi krisis.

''Manajemen dan komunikasi krisis ini sangat penting bagi seorang public relation karena setiap organisasi, lembaga, bahkan instansi  ada kemungkinan akan diterpa isu dan krisis,'' ucapnya.

Ada 5 startegi tanggap krisis, yaitu denial, evasion of responbility, correction action, reduce of offensiveness, mortification, Sedangkan strategi komunikasi krisis ada 3, yaitu pre krisis, krisis, dan pascakrisis.

Sesi selanjutnya adalah kultum dari anggota WPRC, yaitu Neng Aneu. Pada awal kultumnya, ia membacakan sebuah hadits yang artinya  “Barang siapa yang pada hari ini lebih baik dari hari kemarin maka dia beruntung, apabila pada hari ini sama dengan kemarin maka dia merugi, dan barangsiapa yang hari ini keadaanya sama dengan buruk daripada hari kemarin, maka ia termasuk orang yang buntung atau celaka.''

''Saya menyampaikan itu agar teman-teman yang ada di sini bisa meningkatkan ketakwaannya terlebih saat bulan Ramadhan seperti ini,'' katanya.

WPRC merupakan komunitas yang dibentuk dengan tujuan sebagai wadah bagi mahasiswa khususnya mahasiswa UIN Waliosongo untuk belajar dan berkarya bersama terkait tentang PR. Ada beberapa divisi untuk menunjang perkembangan organisasi itu sendiri seperti human capital, marketing komunikasi, kreatif, dan event.
 

Pewarta : AZM/KSM
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024