Semarang (ANTARA) - Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen mengajak para santri muda untuk kreatif menulis syiar agama Islam kepada masyarakat luas.

“Tulisan yang menarik bisa menjadi salah satu cara agar syiar Islam lebih luas tersebar dan bisa mudah dipahami,” katanya saat menghadiri acara Gerakan Santri Menulis di Semarang, Jumat.

Menurut Wagub, budaya menulis di lingkungan pesantren bagus, namun kurang bisa diterima masyarakat karena lebih banyak menggunakan bahasa arab dan istilah-istilah pesantren yang tidak familiar.
 

"Saya yakin bahwa ilmu atau literasi Islam kan selaras dengan zaman. Akan tetapi, memang perlu dimodifikasi. Modifikasi itu artinya penyajiannya, bukan hukumnya, bagaimana bisa dianggap renyah, bisa dianggap enak, mudah dipahami oleh masyarakat," ujarnya.
 

Orang nomor dua di Jateng itu menyambut positif Gerakan Santri Menulis, bahkan beberapa pondok pesantren berpartisipasi dalam kegiatan tersebut yakni Pondok Pesantren Nurul Hidayah, Al Madinah dan Al Itqon.
 

Wagub menjelaskan terdapat dua manfaat yang bisa diambil dari kegiatan santri menulis, yakni santri menjadi terbiasa menulis, dan ilmu pengetahuannya berkembang.
 

“Santri yang bersangkutan pasti akan memiliki kepandaian, kepiawaian dalam hal menulis. Dan ini, banyak ulama, banyak tokoh yang hanya bisa menyampaikan karena tidak memiliki waktu untuk menulis," katanya.
 

Lebih jauh Taj Yasin meminta, agar para santri yang sudah mahir nantinya kreatif menulis, dalam merespon persoalan-persoalan umat, dengan gaya tulisan yang menyesuaikan zaman. Agar hasil pemikiran santri muda dari Jateng dapat lebih mudah dicerna dan dipahami masyarakat.

 


Pewarta : Wisnu Adhi Nugroho
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024