Padang (ANTARA) - Tim search and rescue (SAR) Mentawai
gabungan yang terdiri dari TNI/Polri, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) serta dibantu masyarakat setempat memperluas pencarian korban kapal karam di sekitar perairan Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat.
"Hari ini pencarian diperluas dari Goisi Oinan menggunakan dua perahu karet," kata Kepala SAR Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat Akmal saat dihubungi di Padang, Selasa.
Akmal mengatakan dua perahu karet tersebut akan menyisir bibir pantai serta titik yang telah ditentukan sebelum operasi pencarian dilakukan. "Kemudian, apabila dalam pencarian dijumpai hutan bakau maka tim SAR gabungan juga masuk untuk mencari korban."
Sebab, kata Akmal, bisa saja korban atas nama Andus (21) tersebut terseret ombak atau terdampar di hutan bakau yang berada di sekitar perairan Kabupaten Kepulauan Mentawai.
Pada Jumat (24/3) terdapat tiga kejadian kapal karam akibat terjangan ombak besar. Pertama, kapal pengangkut barang (material) dengan tujuh orang penumpang. Kapal tersebut berangkat dari Tua Pejat menuju Karang Bajat. Dalam perjalanan kapal itu dihempas ombak dan karam di sekitar Selat Bunga Laut.
Pada awalnya tim hanya menemukan tiga orang. Tak berapa lama kemudian tim SAR gabungan kembali menemukan tiga korban dalam kondisi selamat. Sementara, satu penumpang lainnya hingga kini belum ditemukan.
Kejadian kedua, yakni kapal nelayan KM Indrawati yang berlayar dari Kota Padang ke perairan Kabupaten Kepulauan Mentawai. Kapal nahas tersebut karam sekitar lima mil dari Pantai Mapadegat saat mencari ikan.
"Malam itu juga tiga awak kapal berhasil kita temukan. Mereka terdampar di Pantai Mapadegat," kata dia.
Kepada tim SAR gabungan, ketiga nelayan tersebut mengaku menggunakan pelampung dan fiber. Selain kehilangan kapal, para nelayan tersebut juga mengalami kerugian sekitar 2,5 ton ikan.
Kejadian berikutnya kapal "longboat" yang membawa lima penumpang. Kapal tersebut berangkat dari Tua Pejat menuju arah Siberut, Kabupaten Kepulauan Mentawai. Kapal nahas itu diketahui membawa seorang turis asing berkebangsaan Spanyol.
Akmal mengatakan kapal tersebut terbalik karena diterjang angin kencang ditambah gelombang tinggi sekitar empat meter. Berdasarkan catatan SAR setempat, pada saat kejadian tercatat kecepatan angin di atas 20 knot.
Baca juga: Pemkab Cilacap cek warganya yang jadi korban kapal karam di Johor
gabungan yang terdiri dari TNI/Polri, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) serta dibantu masyarakat setempat memperluas pencarian korban kapal karam di sekitar perairan Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat.
"Hari ini pencarian diperluas dari Goisi Oinan menggunakan dua perahu karet," kata Kepala SAR Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat Akmal saat dihubungi di Padang, Selasa.
Akmal mengatakan dua perahu karet tersebut akan menyisir bibir pantai serta titik yang telah ditentukan sebelum operasi pencarian dilakukan. "Kemudian, apabila dalam pencarian dijumpai hutan bakau maka tim SAR gabungan juga masuk untuk mencari korban."
Sebab, kata Akmal, bisa saja korban atas nama Andus (21) tersebut terseret ombak atau terdampar di hutan bakau yang berada di sekitar perairan Kabupaten Kepulauan Mentawai.
Pada Jumat (24/3) terdapat tiga kejadian kapal karam akibat terjangan ombak besar. Pertama, kapal pengangkut barang (material) dengan tujuh orang penumpang. Kapal tersebut berangkat dari Tua Pejat menuju Karang Bajat. Dalam perjalanan kapal itu dihempas ombak dan karam di sekitar Selat Bunga Laut.
Pada awalnya tim hanya menemukan tiga orang. Tak berapa lama kemudian tim SAR gabungan kembali menemukan tiga korban dalam kondisi selamat. Sementara, satu penumpang lainnya hingga kini belum ditemukan.
Kejadian kedua, yakni kapal nelayan KM Indrawati yang berlayar dari Kota Padang ke perairan Kabupaten Kepulauan Mentawai. Kapal nahas tersebut karam sekitar lima mil dari Pantai Mapadegat saat mencari ikan.
"Malam itu juga tiga awak kapal berhasil kita temukan. Mereka terdampar di Pantai Mapadegat," kata dia.
Kepada tim SAR gabungan, ketiga nelayan tersebut mengaku menggunakan pelampung dan fiber. Selain kehilangan kapal, para nelayan tersebut juga mengalami kerugian sekitar 2,5 ton ikan.
Kejadian berikutnya kapal "longboat" yang membawa lima penumpang. Kapal tersebut berangkat dari Tua Pejat menuju arah Siberut, Kabupaten Kepulauan Mentawai. Kapal nahas itu diketahui membawa seorang turis asing berkebangsaan Spanyol.
Akmal mengatakan kapal tersebut terbalik karena diterjang angin kencang ditambah gelombang tinggi sekitar empat meter. Berdasarkan catatan SAR setempat, pada saat kejadian tercatat kecepatan angin di atas 20 knot.
Baca juga: Pemkab Cilacap cek warganya yang jadi korban kapal karam di Johor