Semarang (ANTARA) - Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen meminta berbagai organisasi perempuan ikut menggencarkan kampanye untuk mengurangi angka tengkes (stunting).
“Program Jo Kawin Bocah dan Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng (5Ng) bisa dikampanyekan organisasi perempuan kepada remaja dan ibu hamil,” katanya di Semarang, Kamis.
Dia menjelaskan tengkes perlu dicegah sejak remaja sehingga beberapa persoalan, seperti pernikahan dini, kesadaran akan kesehatan, serta pemenuhan asupan gizi yang cukup perlu menjadi perhatian bersama.
Pada pernikahan dini, lanjut dia, tingkat kedewasaan pasangan suami istri masih belum matang sehingga ada potensi kekerasan dalam rumah tangga, perceraian, dan kurangnya pemahaman mengenai tengkes.
"Ternyata stunting itu bukan karena hamil atau melahirkan. Ternyata di mulai sejak usia 11 tahun hingga remaja, ini juga yang saat ini kita kerjakan. Memberikan edukasi kepada anak perempuan, saat pertama kali mengalami menstruasi, termasuk memberikan tablet tambah darah," ujarnya.
Wagub Taj Yasin berharap, organisasi Muslimat dan Aisyiyah Jateng bisa memberikan pemahaman kepada remaja putri melalui forum-forum pengajian.
"Besok kita langsung tularkan, sebab ilmu yang bermanfaat itu bisa disampaikan ke orang lain," katanya.
Sekretaris Daerah Provinsi Jateng Sumarno menambahkan Pemprov Jateng mengintensifkan koordinasi dan sinergi dengan para pemangku kepentingan guna mempercepat penurunan angka tengkes serta kemiskinan di daerah setempat.
“Semua harus bersama-sama atau tidak berjalan sendiri-sendiri dalam melaksanakan program pemerintah terkait percepatan penurunan angka stunting dan kemiskinan di Jateng,” ujarnya.