Kudus (ANTARA) -
Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, diminta untuk menggelar pameran hasil pertanian secara rutin agar target menstabilkan harga kebutuhan pokok masyarakat di pasaran bisa tercapai, kata Bupati Kudus Hartopo.
 
"Jika pameran hanya digelar setahun sekali, tentunya tidak akan berdampak terhadap harga jual kebutuhan pokok di masyarakat," ujarnya saat meninjau pameran hasil pertanian dengan tema "Gerakan pangan murah" di Kudus, Jumat.
 
Untuk itu, kata dia, kegiatan tersebut perlu digelar setiap pekan atau setiap bulan agar bisa memberikan dampak penurunan harga terhadap harga jual kebutuhan pokok masyarakat.
 
Agar pameran hasil pertanian bisa digelar rutin, Dinas Pertanian dan Pangan sebagai inisiator bisa menggandeng Dinas Perdagangan dan pemangku kepentingan lain.

Ia berharap pameran hasil pertanian tersebut tidak hanya untuk menstabilkan harga, melainkan juga bisa menekan laju inflasi di Kudus.
 
Selain itu, dia juga mengusulkan format kegiatan gerakan pangan murah lebih dinamis. Tidak hanya menyajikan berbagai hasil tani, tetapi juga dialog interaktif dari pimpinan OPD, petani, distributor, penjual, maupun konsumen.
 
Sementara itu, Analisis Data dan Informasi Badan Pangan Nasional Leni Pangaribuan menyambut baik pameran hasil tani di Kabupaten Kudus karena bisa memberikan kepastian harga yang wajar bagi petani dan konsumen, terlebih menghadapi hari besar keagamaan negara yakni Ramadhan dan Lebaran.
 
"Berkat kerja sama baik petani, pelaku UMKM, dan pemangku terkait, kami optimistis stabilitas harga bahan pangan tercapai. Petani tersenyum, konsumen pun membeli dengan harga yang wajar," ujarnya.
 
Pameran hasil pertanian hari ini (17/3) terdapat 40 peserta yang berpartisipasi dalam gelar hasil tani, baik dari pelaku UMKM, gabungan kelompok tani (Gapoktan), dan pedagang bahan pangan se-Kabupaten Kudus.
 
Perum Bulog juga menggelontorkan 1 ton beras kelas medium yang dijual seharga Rp9.000 per kilogram. "Semoga upaya stabilisasi harga pangan stabil bisa terealisasi dan dapat menekan laju inflasi," ujarnya.
 
Lia, salah seorang warga asal Desa Megawon mengakui harga jual komoditas yang ditawarkan memang lebih murah dibandingkan dengan harga jual di pasaran, seperti daging ayam dan minyak goreng. 

Baca juga: Pemkab Magelang bantu alsintan kepada 77 kelompok tani

Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024