Semarang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengintensifkan koordinasi dan sinergi dengan para pemangku kepentingan guna mempercepat penurunan angka tengkes (stunting) serta kemiskinan di daerah setempat.
 

“Semua harus bersama-sama atau tidak berjalan sendiri-sendiri dalam melaksanakan program pemerintah terkait percepatan penurunan angka stunting dan kemiskinan di Jateng,” kata Sekretaris Daerah Provinsi Jateng Sumarno di Semarang, Rabu.
 

Menurut dia, adanya koordinasi dan kolaborasi yang baik antarpemangku kepentingan, maka berbagai persoalan yang terkait dengan kemiskinan, termasuk penanganan tengkes akan lebih efektif.
 

“Biasanya Dinas Kesehatan mengurus stunting di salah satu desa, kemudian Dinas Pendidikan juga mengurusi anak putus sekolah, Dinas Sosial dan Dispermasdes juga datang mengurus kemiskinan. Semua berjalan sendiri-sendiri padahal fokusnya satu sehingga ini harus kolaborasi agar semua permasalahan bisa diatasi,” ujarnya.
 

Ia mencontohkan sapu lidi kalau hanya terdiri dari satu batang lidi akan mudah patah dan tidak bisa untuk menyapu atau membersihkan, tapi jika banyak lidi digabung maka akan menjadi kuat.
 

"Sama dengan kita. Kalau dilakukan secara kolaboratif atau bareng-bareng, insyaallah bisa lebih koprehensif dan berjalan lebih cepat," katanya.
 

Selain itu, Sekda menyebut hal yang tidak kalah penting dalam penanganan kemiskinan adalah basis data yang akurat.
 

“Apabila data yang digunakan valid dan akurat, maka berbagai program penanggulangan kemiskinan, stunting, anak putus sekolah akan bisa menjangkau serta mengintervensi sasaran dengan tepat,” ujarnya.
 

Data kemiskinan yang akurat, diantaranya menyangkut tengkes, kondisi desa, tingkat sumber daya manusia, dan sebagainya sehingga apabila ada yang membutuhkan data kemiskinan di suatu desa, maka bisa diketahui dengan cepat jumlah warga miskin di desa yang bersangkutan, kondisi ekonomi, alamat lengkap sekaligus foto kondisi rumah warga miskin.
 

"Problem kami ada pada data. Kami akan mengintervensi dan pemerintah sudah menganggarkan, tetapi begitu dieksekusi di lapangan, diverifikasi tidak masuk kriteria menerima bantuan. Ini sangat sayang," kata Sekda.

Baca juga: Ikut cegah tengkes, XL Axiata bagikan makanan sehat


Pewarta : Wisnu Adhi Nugroho
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024