Semarang (ANTARA) - Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) meminta para pengusaha serta pelaku penambangan membantu mengevakuasi warga setempat saat terjadi erupsi atau peningkatan aktivitas Gunung Merapi yang berpotensi mengancam keselamatan.

“Kami minta mereka bersiap untuk membantu evaluasi warga dengan armada-armada yang dimiliki, kami minta kesadarannya,” kata Kepala Dinas ESDM Provinsi Jateng Sudjarwanto Dwiatmoko di Semarang, Selasa.

Selain itu para pengusaha penambangan di lereng Merapi melakukan kegiatan sosial berupa perbaikan jalur-jalur evakuasi sambil menunggu kondisi membaik.

Ia juga mengimbau semua pihak menghentikan berbagai aktivitas penambangan di lereng Merapi hingga kondisi dinyatakan aman.

“Tolong warga dan pengusaha tambang tidak beraktivitas dulu di lereng Merapi, karena itu sangat berisiko menyusul meningkatnya aktivitas Gunung Merapi,” ujar Sudjarwanto.

Menurut dia, masyarakat dan pelaku penambangan harus berada di area aman dari puncak Gunung Merapi yakni di atas radius 7 kilometer arah Magelang, 5 kilometer arah Klaten, serta 3 kilometer arah Boyolali.

“Pokoknya para penambang, para pencari nafkah pada radius itu minggir dulu sampai BPPTKG menyatakan aman. Mudah-mudahan selamat semua, masih bisa mencari makan, tapi tetap sehat,” katanya.

Awan panas guguran kembali terpantau keluar dari Gunung Merapi sebanyak dua kali berdasarkan pengamatan BPPTKG periode Selasa (14/3) pukul 00.00-06.00 WIB.

Jarak luncur awan panas guguran mencapai 1.600 meter sampai 2.000 meter mengarah ke barat daya. Teramati pula sebanyak 15 kali guguran lava dengan jarak luncur maksimal 1.500 meter ke arah barat daya.

Sementara itu gempa awan panas guguran tercatat dua kali, gempa guguran 55 kali, gempa fase banyak 10 kali, dan gempa vulkanik dangkal dua kali.

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) masih mempertahankan status Siaga atau Level III yang ditetapkan sejak November 2020.

Baca juga: Merapi, tepati janji erupsi


Pewarta : Wisnu Adhi Nugroho
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024