Semarang (ANTARA) - "Apa itu Among Siswa?" pertanyaan itu saya tanyakan ke Wahyu Yusuf Akhmadi, selaku Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kendal saat melihat dua kata tulisan berwarna putih pada kaos lengan panjang warna hitam yang dikenakannya.
Among Siswa, kata Wahyu, merupakan implementasi nyata dalam meningkatkan mutu pendidikan dan terjemahan dari Program Nasional Merdeka Belajar yang merujuk pada filosofi Ki Hajar Dewantara bahwa guru merupakan pamomong. Bahkan, tidak hanya guru, tetapi juga kepala sekolah, termasuk orang tua diharapkan mampu menjadi pamomong bagi anak didiknya atau anaknya.
"Ada Program Merdeka Belajar dengan berbagai episodenya yang kemudian kami terjemahkan menjadi kebijakan daerah (Among Siswa,red.)," kata Wahyu yang menjabat sebagai Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kendal per 7 Januari 2020.
Among Siswa, sebagai strategi dan terobosan yang dilahirkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kendal tersebut, sudah diluncurkan tanggal 21 Mei 2022 bertepatan memperingati Hari Pendidikan Nasional.
Menjadikan versi terbaik anak
Wahyu menjelaskan mengacu dari Among Siswa, diharapkan para guru, kepala sekolah, maupun orang tua dapat memberikan kesempatan, menumbuhkan, mendorong, dan menjadikan potensi positif anak menjadi versi terbaik mereka.
"Anak beragam, memiliki passion sendiri-sendiri. Sebagai orang tua, anak kita tidak bisa sama persis dengan kita. Ada anak yang tidak tertarik akademik, tetapi memiliki potensi di bidang seni dan olahraga, dan lainnya," kata Wahyu yang sebelumnya menjabat sebagai Kabag Umum dan Protokol Pemkab Kendal ini.
Untuk mengimplementasikan Among Siswa yang seluruhnya mulai hulu ke hilir berorientasi pada anak, lanjut Wahyu, diperlukan penguatan dari sisi guru dan kepala sekolah sebagai orang tua kedua saat berada di sekolah.
"Salah satunya dari Tanoto Foundation dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, sehingga kami refleksi dulu agar anak-anak didik mendapatkan yang terbaik. Anak-anak bukan hanya sebagai obyek pembelajaran, begitu juga guru tidak hanya jadi subyek tetapi bisa menjadi obyek dengan mau belajar karena zaman terus berkembang," kata Wahyu.
Keberhasilan Among Siswa
Hasil yang sudah diperoleh dari strategi Among Siswa sejak peresmian hingga saat ini ada dua hal yakni aspek regulasi dan aspek pelaksanaan. Pada aspek regulasi, Pemkab Kendal konsentrasi pada pendidikan inklusif dengan adanya Peraturan Bupati (Perbup) tentang Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif di Kabupaten Kendal.
Dari regulasi tersebut, Pemkab Kendal kemudian menetapkan sekolah inklusif yang menerima peserta didik berkebutuhan khusus atau sekolah piloting sebanyak 28 sekolah untuk seluruh tingkatan dari PAUD/TK, SD, dan SMP. Total sekolah SD di Kendal sendiri sebanyak 566 sekolah, 110 SMP, dan 841 PAUD.
Baca juga: Banyumas fokus terhadap penguatan implementasi Kurikulum Merdeka
Untuk mendukung sekolah inklusif tersebut juga dilakukan pencetakan Guru Pembimbing Khusus dan keterlibatan sejumlah pihak salah satunya dari Satu Kata Peduli yang menyelenggarakan Satu Kata Charity di tahun 2022 melalui lari ultra marathon dan mengumpulkan donasi lebih dari Rp300 juta untuk mendukung pendidikan inklusif dan sekolah luar biasa di Kabupaten Kendal.
"Kedua, adalah kelas khusus olahraga dan ini yang pertama ada di Kabupaten Kendal. Alhamdulillah ada satu yakni SMP 1 Kendal sebagai sekolah piloting yang menjadi pelaksana sekolah kelas khusus olahraga yang sudah dimulai sejak penerimaan peserta didik tahun ajaran 2022/2023 dan hasilnya bagus," kata ayah dari tiga anak ini.
Sejumlah sekolah lainnya bahkan sudah mulai mengajukan sebagai sekolah kelas khusus olahraga tematik misalnya sebagai sekolah khusus olahraga Sepak Takraw, dan lainnya bergantung potensi di masing-masing wilayah.
"Ketiga, bersama Tanoto Foundation, kami diberikan dukungan Platform Kepengawasan. Aspek kepengawasan sangat penting dalam optimalisasi standar nasional pendidikan. Alhamdulillah Tanoto Foundation berkenan memberikan aplikasi pengawasan yang kami beri nama KENDALi. KENDALi atau Kenali dan Dalami ini sudah berjalan di jenjang SMP dan mulai awal 2023 kami diseminasikan ke jenjang SD dan PAUD," kata Wahyu.
Untuk mendukung Among Siswa, Pemkab Kendal juga membuat aplikasi Sipemikat atau Sistem Informasi, Pembinaan, Minat, dan Bakat; mengoptimalkan guru-guru terus belajar dengan Gerakan Kendal Bersua atau Kenali, Dalami, Belajar Serentak untuk Siswa. Para guru minimal satu kali dalam satu minggu harus belajar melalui Platform Merdeka Mengajar (PMM) atau diskusi bersama tentang Rapor Pendidikan.
"Kami akan terus memanggil komitmen mereka untuk terus belajar melalui Kendal Bersua. Mereka bisa belajar dengan antarguru dalam satu sekolah, melalui musyawarah guru mata pelajaran yang juga didorong oleh Tanoto Foundation, melalui Gugus atau kumpulan beberapa sekolah dasar, kelompok kerja guru, kelompok kerja kepala sekolah. Praktik baik mereka, kami unggah di media sosial Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kendal," kata Wahyu.
Disdikbud Kendal juga mengembangkan Kendal Pintar Berbagi dalam platform pembelajaran bagi pendidik melalui Kendal Emas (Kendal Learning Management System) yang saat ini terintegrasi dengan e-Pintar Tanoto Foundation.
Seluruh upaya yang dilakukan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pemkab Kendal tersebut, lanjut Wahyu, seluruhnya berjalan dan Balai Besar Penjaminan Mutu setiap minggu pada Hari Senin merilis capaian pemanfaatan PMM se-Jateng.
"Akhir November 2022, kami peringkat 31. Alhammdulillah begitu kami membuat gerakan masif, per akhir Desember 2022, kami juara satu se-Jawa Tengah sampai sekarang. Salah satunya bisa terus juara satu, karena Kendal Bersua," kata Wahyu yang terus berprinsip dirinya selalu siap dengan hot hand yang mengobarkan api semangat bagi para guru untuk terus bergerak.
Baca juga: Kebijakan aktivitas sekolah mulai jam 05.00 WITA di Kupang, ini tanggapan Ombudsman NTT
Baca juga: Pemkab Banyumas komitmen lakukan perluasan akses layanan pendidikan
Among Siswa, kata Wahyu, merupakan implementasi nyata dalam meningkatkan mutu pendidikan dan terjemahan dari Program Nasional Merdeka Belajar yang merujuk pada filosofi Ki Hajar Dewantara bahwa guru merupakan pamomong. Bahkan, tidak hanya guru, tetapi juga kepala sekolah, termasuk orang tua diharapkan mampu menjadi pamomong bagi anak didiknya atau anaknya.
"Ada Program Merdeka Belajar dengan berbagai episodenya yang kemudian kami terjemahkan menjadi kebijakan daerah (Among Siswa,red.)," kata Wahyu yang menjabat sebagai Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kendal per 7 Januari 2020.
Among Siswa, sebagai strategi dan terobosan yang dilahirkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kendal tersebut, sudah diluncurkan tanggal 21 Mei 2022 bertepatan memperingati Hari Pendidikan Nasional.
Menjadikan versi terbaik anak
Wahyu menjelaskan mengacu dari Among Siswa, diharapkan para guru, kepala sekolah, maupun orang tua dapat memberikan kesempatan, menumbuhkan, mendorong, dan menjadikan potensi positif anak menjadi versi terbaik mereka.
"Anak beragam, memiliki passion sendiri-sendiri. Sebagai orang tua, anak kita tidak bisa sama persis dengan kita. Ada anak yang tidak tertarik akademik, tetapi memiliki potensi di bidang seni dan olahraga, dan lainnya," kata Wahyu yang sebelumnya menjabat sebagai Kabag Umum dan Protokol Pemkab Kendal ini.
Untuk mengimplementasikan Among Siswa yang seluruhnya mulai hulu ke hilir berorientasi pada anak, lanjut Wahyu, diperlukan penguatan dari sisi guru dan kepala sekolah sebagai orang tua kedua saat berada di sekolah.
"Salah satunya dari Tanoto Foundation dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, sehingga kami refleksi dulu agar anak-anak didik mendapatkan yang terbaik. Anak-anak bukan hanya sebagai obyek pembelajaran, begitu juga guru tidak hanya jadi subyek tetapi bisa menjadi obyek dengan mau belajar karena zaman terus berkembang," kata Wahyu.
Keberhasilan Among Siswa
Hasil yang sudah diperoleh dari strategi Among Siswa sejak peresmian hingga saat ini ada dua hal yakni aspek regulasi dan aspek pelaksanaan. Pada aspek regulasi, Pemkab Kendal konsentrasi pada pendidikan inklusif dengan adanya Peraturan Bupati (Perbup) tentang Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif di Kabupaten Kendal.
Dari regulasi tersebut, Pemkab Kendal kemudian menetapkan sekolah inklusif yang menerima peserta didik berkebutuhan khusus atau sekolah piloting sebanyak 28 sekolah untuk seluruh tingkatan dari PAUD/TK, SD, dan SMP. Total sekolah SD di Kendal sendiri sebanyak 566 sekolah, 110 SMP, dan 841 PAUD.
Baca juga: Banyumas fokus terhadap penguatan implementasi Kurikulum Merdeka
Untuk mendukung sekolah inklusif tersebut juga dilakukan pencetakan Guru Pembimbing Khusus dan keterlibatan sejumlah pihak salah satunya dari Satu Kata Peduli yang menyelenggarakan Satu Kata Charity di tahun 2022 melalui lari ultra marathon dan mengumpulkan donasi lebih dari Rp300 juta untuk mendukung pendidikan inklusif dan sekolah luar biasa di Kabupaten Kendal.
"Kedua, adalah kelas khusus olahraga dan ini yang pertama ada di Kabupaten Kendal. Alhamdulillah ada satu yakni SMP 1 Kendal sebagai sekolah piloting yang menjadi pelaksana sekolah kelas khusus olahraga yang sudah dimulai sejak penerimaan peserta didik tahun ajaran 2022/2023 dan hasilnya bagus," kata ayah dari tiga anak ini.
Sejumlah sekolah lainnya bahkan sudah mulai mengajukan sebagai sekolah kelas khusus olahraga tematik misalnya sebagai sekolah khusus olahraga Sepak Takraw, dan lainnya bergantung potensi di masing-masing wilayah.
"Ketiga, bersama Tanoto Foundation, kami diberikan dukungan Platform Kepengawasan. Aspek kepengawasan sangat penting dalam optimalisasi standar nasional pendidikan. Alhamdulillah Tanoto Foundation berkenan memberikan aplikasi pengawasan yang kami beri nama KENDALi. KENDALi atau Kenali dan Dalami ini sudah berjalan di jenjang SMP dan mulai awal 2023 kami diseminasikan ke jenjang SD dan PAUD," kata Wahyu.
Untuk mendukung Among Siswa, Pemkab Kendal juga membuat aplikasi Sipemikat atau Sistem Informasi, Pembinaan, Minat, dan Bakat; mengoptimalkan guru-guru terus belajar dengan Gerakan Kendal Bersua atau Kenali, Dalami, Belajar Serentak untuk Siswa. Para guru minimal satu kali dalam satu minggu harus belajar melalui Platform Merdeka Mengajar (PMM) atau diskusi bersama tentang Rapor Pendidikan.
"Kami akan terus memanggil komitmen mereka untuk terus belajar melalui Kendal Bersua. Mereka bisa belajar dengan antarguru dalam satu sekolah, melalui musyawarah guru mata pelajaran yang juga didorong oleh Tanoto Foundation, melalui Gugus atau kumpulan beberapa sekolah dasar, kelompok kerja guru, kelompok kerja kepala sekolah. Praktik baik mereka, kami unggah di media sosial Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kendal," kata Wahyu.
Disdikbud Kendal juga mengembangkan Kendal Pintar Berbagi dalam platform pembelajaran bagi pendidik melalui Kendal Emas (Kendal Learning Management System) yang saat ini terintegrasi dengan e-Pintar Tanoto Foundation.
Seluruh upaya yang dilakukan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pemkab Kendal tersebut, lanjut Wahyu, seluruhnya berjalan dan Balai Besar Penjaminan Mutu setiap minggu pada Hari Senin merilis capaian pemanfaatan PMM se-Jateng.
"Akhir November 2022, kami peringkat 31. Alhammdulillah begitu kami membuat gerakan masif, per akhir Desember 2022, kami juara satu se-Jawa Tengah sampai sekarang. Salah satunya bisa terus juara satu, karena Kendal Bersua," kata Wahyu yang terus berprinsip dirinya selalu siap dengan hot hand yang mengobarkan api semangat bagi para guru untuk terus bergerak.
Baca juga: Kebijakan aktivitas sekolah mulai jam 05.00 WITA di Kupang, ini tanggapan Ombudsman NTT
Baca juga: Pemkab Banyumas komitmen lakukan perluasan akses layanan pendidikan