Magelang (ANTARA) - Pemerintah Kota Magelang terus meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya sanitasi sebagai bagian dari pembangunan, terutama di bidang kesehatan.
"Supaya kesadaran masyarakat terkait sanitasi dapat lebih meningkat," kata Wakil Wali Kota Magelang M. Mansyur dalam keterangan Bagian Prokompim Pemkot Magelang diterima di Magelang, Kamis.
Ia mengatakan hal itu terkait dengan kunjungan Tim USAID Diversity, Equity, Inclusion, and Accesibility (DEIA) Officers dari Wahington DC, Amerika Serikat ke Kota Magelang, di Kampung Habitat, Kelurahan Panjang, Kecamatan Magelang Tengah, Rabu (22/2).
Dalam kunjungan tim yang dipimpin USAID Chief DEIA Officer Neneh Diallo itu, Wakil Wali Kota Mansyur juga didampingi, antara lain Bunda Sanitasi Kota Magelang Niken Ichtiaty, Direktur Perumahan dan Kawasan Permukiman Kementerian PPN/Bappenas Tri Dewi Virgianti, dan kepala OPD terkait.
Ia menyebut Pemkot Magelang menobatkan Niken Ichtiaty, istri Wali Kota Magelang Muchamad Nur Aziz sebagai Bunda Sanitasi Kota Magelang.
"Keberadaan Bunda Sanitasi juga merupakan salah satu bukti dukungan terhadap pengarusutamaan gender di Kota Magelang," katanya.
Ia mengakui salah satu permasalahan Kota Magelang terkait dengan akses sanitasi dan air bersih adalah belum semua masyarakat memiliki akses air minum dan sanitasi yang layak dan aman.
Dalam upaya perbaikan dan peningkatan akses sanitasi dan air minum, Pemkot Magelang menggandeng berbagai pemangku kepentingan, di antaranya Forum Tembang Tidar dan Tim Monev Partisipatif.
Ia menjelaskan forum tersebut dibentuk atas inisiasi dari USAID IUWASH Plus dalam upaya peningkatan kesadaran masyarakat di bidang sanitasi, air minum, dan penyehatan lingkungan. Masyarakat dari berbagai kelompok, antara lain anak-anak, perempuan, lansia, dan difabel juga dilibatkan dalam proses pembangunan melalui musyawarah perencanaan pembangunan.
USAID Chief DEIA Officer Neneh Diallo mengaku terhormat bisa datang ke Kota Magelang untuk mempelajari lebih lanjut tentang kerja sama Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Amerika Serikat melalui USAID di daerah itu.
"Bersama-sama kita membantu masyarakat memiliki akses yang setara terhadap air minum dan sanitasi aman," katanya.
Selama beberapa tahun ke depan, USAID akan bekerja secara khusus di delapan provinsi sasaran di Indonesia untuk membantu meningkatkan fasilitas air dan sanitasi, serta mempromosikan perilaku kebersihan yang positif.
Kepala Bappeda Kota Magelang Handini Rahayu mengutarakan USAID melalui program USAID IUWASH Tangguh bekerja sama dengan Pemkot Magelang mendorong terus dilakukan pengarusutamaan gender dalam seluruh sektor dan bidang pembangunan, baik aras institusi atau pemerintah maupun komunitas.
Pemkot Magelang komitmen mendorong pengarusutamaan dalam pembangunan Kota Magelang, termasuk sektor air minum sanitasi dan perilaku higienis.Oleh karena upaya-upaya itu pula, Kota Magelang pada 2021 masuk 10 besar indeks pembangunan gender di Jawa Tengah dengan capaian 95,54 persen.
Di masyarakat, katanya, pemerintah memberikan fasilitasi untuk pertumbuhan berbagai organisasi masyarakat atau panutan masyarakat, sebagai wadah bersama masyarakat dalam membangun kota setempat, di antaranya Tim Monev Partisipatif di seluruh kelurahan yang diakui legalitasnya berdasarkan surat keputusan masing-masing lurah dan FTT sebagai wadah bersama kader kesehatan tingkat kota.
Kunjungan kerja USAID bersama dengan Kementerian PPN/Bappenas, katanya, juga dapat dilihat sebagai peluang Kota Magelang mempromosikan model-model pembangunan sektor air minum sanitasi dan perilaku higienis perkotaan yang mengedepankan kesetaraan dan inklusi yang melibatkan berbagai pelaku pembangunan.
"Selain itu, dialog yang akan terbangun dalam kunjungan nanti bisa dilakukan sebagai bagian dari upaya koordinasi, advokasi, dan sosialisasi antarpelaku pembangunan, baik yang ada di pusat maupun daerah tentang hal-hal yang telah dilakukan Kota Magelang," katanya.
Ia mengatakan tentang keluaran kunjungan ini, antara lain pembelajaran tentang kolaborasi berbagai pelaku pembangunan dalam mewujudkan layanan air minum dan sanitasi yang setara dan inklusi, serta pembelajaran tentang pelaksanaan sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) di Kota Magelang.
Direktur Perumahan dan Kawasan Permukiman Kementerian PPN/Bappenas Tri Dewi Virgianti berharap, Bunda Sanitasi bisa menyebar di Jawa Tengah dan mengajak bunda-bunda pendamping kepala daerah yang lain bersama-sama bergerak memimpin perubahan perilaku di daerah masing-masing.
"Semoga bisa didukung Kota Magelang menjadi contoh dan inspirasi bagi kabupaten/kota lain di Jawa Tengah, karena belajar dari sesama kota daerah biasanya lebih efektif arahan yang terus-menerus dari pusat," katanya.
"Supaya kesadaran masyarakat terkait sanitasi dapat lebih meningkat," kata Wakil Wali Kota Magelang M. Mansyur dalam keterangan Bagian Prokompim Pemkot Magelang diterima di Magelang, Kamis.
Ia mengatakan hal itu terkait dengan kunjungan Tim USAID Diversity, Equity, Inclusion, and Accesibility (DEIA) Officers dari Wahington DC, Amerika Serikat ke Kota Magelang, di Kampung Habitat, Kelurahan Panjang, Kecamatan Magelang Tengah, Rabu (22/2).
Dalam kunjungan tim yang dipimpin USAID Chief DEIA Officer Neneh Diallo itu, Wakil Wali Kota Mansyur juga didampingi, antara lain Bunda Sanitasi Kota Magelang Niken Ichtiaty, Direktur Perumahan dan Kawasan Permukiman Kementerian PPN/Bappenas Tri Dewi Virgianti, dan kepala OPD terkait.
Ia menyebut Pemkot Magelang menobatkan Niken Ichtiaty, istri Wali Kota Magelang Muchamad Nur Aziz sebagai Bunda Sanitasi Kota Magelang.
"Keberadaan Bunda Sanitasi juga merupakan salah satu bukti dukungan terhadap pengarusutamaan gender di Kota Magelang," katanya.
Ia mengakui salah satu permasalahan Kota Magelang terkait dengan akses sanitasi dan air bersih adalah belum semua masyarakat memiliki akses air minum dan sanitasi yang layak dan aman.
Dalam upaya perbaikan dan peningkatan akses sanitasi dan air minum, Pemkot Magelang menggandeng berbagai pemangku kepentingan, di antaranya Forum Tembang Tidar dan Tim Monev Partisipatif.
Ia menjelaskan forum tersebut dibentuk atas inisiasi dari USAID IUWASH Plus dalam upaya peningkatan kesadaran masyarakat di bidang sanitasi, air minum, dan penyehatan lingkungan. Masyarakat dari berbagai kelompok, antara lain anak-anak, perempuan, lansia, dan difabel juga dilibatkan dalam proses pembangunan melalui musyawarah perencanaan pembangunan.
USAID Chief DEIA Officer Neneh Diallo mengaku terhormat bisa datang ke Kota Magelang untuk mempelajari lebih lanjut tentang kerja sama Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Amerika Serikat melalui USAID di daerah itu.
"Bersama-sama kita membantu masyarakat memiliki akses yang setara terhadap air minum dan sanitasi aman," katanya.
Selama beberapa tahun ke depan, USAID akan bekerja secara khusus di delapan provinsi sasaran di Indonesia untuk membantu meningkatkan fasilitas air dan sanitasi, serta mempromosikan perilaku kebersihan yang positif.
Kepala Bappeda Kota Magelang Handini Rahayu mengutarakan USAID melalui program USAID IUWASH Tangguh bekerja sama dengan Pemkot Magelang mendorong terus dilakukan pengarusutamaan gender dalam seluruh sektor dan bidang pembangunan, baik aras institusi atau pemerintah maupun komunitas.
Pemkot Magelang komitmen mendorong pengarusutamaan dalam pembangunan Kota Magelang, termasuk sektor air minum sanitasi dan perilaku higienis.Oleh karena upaya-upaya itu pula, Kota Magelang pada 2021 masuk 10 besar indeks pembangunan gender di Jawa Tengah dengan capaian 95,54 persen.
Di masyarakat, katanya, pemerintah memberikan fasilitasi untuk pertumbuhan berbagai organisasi masyarakat atau panutan masyarakat, sebagai wadah bersama masyarakat dalam membangun kota setempat, di antaranya Tim Monev Partisipatif di seluruh kelurahan yang diakui legalitasnya berdasarkan surat keputusan masing-masing lurah dan FTT sebagai wadah bersama kader kesehatan tingkat kota.
Kunjungan kerja USAID bersama dengan Kementerian PPN/Bappenas, katanya, juga dapat dilihat sebagai peluang Kota Magelang mempromosikan model-model pembangunan sektor air minum sanitasi dan perilaku higienis perkotaan yang mengedepankan kesetaraan dan inklusi yang melibatkan berbagai pelaku pembangunan.
"Selain itu, dialog yang akan terbangun dalam kunjungan nanti bisa dilakukan sebagai bagian dari upaya koordinasi, advokasi, dan sosialisasi antarpelaku pembangunan, baik yang ada di pusat maupun daerah tentang hal-hal yang telah dilakukan Kota Magelang," katanya.
Ia mengatakan tentang keluaran kunjungan ini, antara lain pembelajaran tentang kolaborasi berbagai pelaku pembangunan dalam mewujudkan layanan air minum dan sanitasi yang setara dan inklusi, serta pembelajaran tentang pelaksanaan sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) di Kota Magelang.
Direktur Perumahan dan Kawasan Permukiman Kementerian PPN/Bappenas Tri Dewi Virgianti berharap, Bunda Sanitasi bisa menyebar di Jawa Tengah dan mengajak bunda-bunda pendamping kepala daerah yang lain bersama-sama bergerak memimpin perubahan perilaku di daerah masing-masing.
"Semoga bisa didukung Kota Magelang menjadi contoh dan inspirasi bagi kabupaten/kota lain di Jawa Tengah, karena belajar dari sesama kota daerah biasanya lebih efektif arahan yang terus-menerus dari pusat," katanya.