Solo (ANTARA) - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Jawa Tengah II mengedukasi para aparatur sipil negara (ASN) agar makin paham cara berinvestasi yang aman.
Kepala Kantor BEI Jateng II Wira Adibrata di Solo, Jumat, mengatakan edukasi dilakukan untuk mencegah ASN menjadi korban investasi ilegal.
Pada Program Solo Cerdas Investasi Aman atau Solo Ceria tersebut BEI tidak sendiri tetapi juga ada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Surakarta.
"Kami akan mengedukasi dan mendampingi ASN investasi saham, reksadana maupun obligasi. Program Solo Ceria diharapkan dapat mencegah masuknya investasi ilegal di Solo," katanya.
Saat pihaknya mengadakan seminar pasar modal di Balai Kota Surakarta beberapa waktu lalu, ternyata banyak pengakuan dari para ASN yang sempat menjadi korban investasi bodong.
"Makanya mereka ingin diedukasi cara berinvestasi yang benar agar tidak lagi buntung tapi benar-benar untung," katanya.
Ia mengatakan dengan adanya kelas edukasi yang diselenggarakan secara berkesinambungan diharapkan mampu menangkal masuknya investasi ilegal di Kota Solo.
"Karena mereka sudah kami bekali pemahaman tentang investasi yang benar, mulai dari saham, reksadana, hingga obligasi," katanya.
Sementara itu, Kepala OJK Surakarta Eko Yunianto mengatakan angka investor saham di Kota Solo meningkat drastis. Pihaknya mencatat jumlah investor per 2022 sebanyak 50.081 investor.
"Angka ini naik dari tahun sebelumnya yang masih sebanyak 40.038 investor. Artinya minat masyarakat Solo terus meningkat untuk investasi di pasar modal," katanya.
Kepala Kantor BEI Jateng II Wira Adibrata di Solo, Jumat, mengatakan edukasi dilakukan untuk mencegah ASN menjadi korban investasi ilegal.
Pada Program Solo Cerdas Investasi Aman atau Solo Ceria tersebut BEI tidak sendiri tetapi juga ada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Surakarta.
"Kami akan mengedukasi dan mendampingi ASN investasi saham, reksadana maupun obligasi. Program Solo Ceria diharapkan dapat mencegah masuknya investasi ilegal di Solo," katanya.
Saat pihaknya mengadakan seminar pasar modal di Balai Kota Surakarta beberapa waktu lalu, ternyata banyak pengakuan dari para ASN yang sempat menjadi korban investasi bodong.
"Makanya mereka ingin diedukasi cara berinvestasi yang benar agar tidak lagi buntung tapi benar-benar untung," katanya.
Ia mengatakan dengan adanya kelas edukasi yang diselenggarakan secara berkesinambungan diharapkan mampu menangkal masuknya investasi ilegal di Kota Solo.
"Karena mereka sudah kami bekali pemahaman tentang investasi yang benar, mulai dari saham, reksadana, hingga obligasi," katanya.
Sementara itu, Kepala OJK Surakarta Eko Yunianto mengatakan angka investor saham di Kota Solo meningkat drastis. Pihaknya mencatat jumlah investor per 2022 sebanyak 50.081 investor.
"Angka ini naik dari tahun sebelumnya yang masih sebanyak 40.038 investor. Artinya minat masyarakat Solo terus meningkat untuk investasi di pasar modal," katanya.