Semarang (ANTARA) - Salah satu perusahaan penjualan langsung berbasis e-niaga, QNET meluncurkan Direct Selling Disinformation Center (DSDC) untuk mencegah berbagai penyebaran disinformasi dan misinformasi tentang industri penjualan langsung beserta mereknya.
DSDC ini akan diterapkan pada seluruh industri penjualan langsung untuk memastikan praktik terbaik diikuti termasuk transparansi, ekspektasi mitra yang realistis, serta deskripsi dan klaim produk yang akurat.
Pada saat yang sama, DSDC akan berkolaborasi dengan pemangku kepentingan terkait di pemerintahan dan badan perdagangan, serta regulator, untuk mengedukasi mereka tentang model bisnis, potensinya, dan dampaknya terhadap perekonomian.
Pada fase awal, DSDC akan memiliki fungsi pelaporan insiden waktu nyata yang akan memungkinkan siapa pun di dunia untuk menaikkan tanda bahaya jika bisnis, produk, atau peluang QNET disalahartikan sebagai skema investasi atau dipromosikan melalui taktik penjualan yang tidak benar, termasuk di media sosial.
Tujuan jangka panjangnya adalah untuk menskalakan DSDC agar tersedia bagi perusahaan lain di industri ini.
Chief Strategy and Transformation Officer QNET Trevor Kuna mengatakan bahwa penjualan langsung adalah industri yang mapan dan diatur secara ketat di banyak negara maju.
“Di Amerika Serikat misalnya, model bisnis berasal lebih dari 100 tahun yang lalu, dan diatur oleh Federal Trade Commission, namun di banyak pasar negara berkembang di seluruh dunia, pertumbuhan gig economy dan munculnya model bisnis baru yang inovatif, berbeda dari perdagangan tradisional, tidak hanya tidak diatur, tapi juga sering disalahpahami,” katanya melalui keterangan pers tertulis yang diterima di Semarang, Kamis.
Tidak ada organisasi yang secara khusus didedikasikan untuk melawan disinformasi yang dapat memungkinkan operator nakal untuk menyalahgunakan industri penjualan langsung untuk keuntungan pribadi atau jalan pintas.
“Kami percaya bahwa Pusat Disinformasi Penjualan Langsung yang dihosting oleh QNET ini adalah satu-satunya dari jenisnya yang didedikasikan untuk melawan disinformasi yang berasal dari dan tentang industri tersebut,” ujarnya.
DSDC dapat menjadi alat penting untuk mengatasi disinformasi dalam industri penjualan langsung di ekonomi baru dan berkembang seperti di benua Afrika, di mana penjualan langsung mengalami peningkatan distributor sebesar 18 persen tahun lalu.
Pengangguran kaum muda menimbulkan tantangan yang signifikan bagi banyak pemerintah daerah karena jumlah pekerjaan tidak dapat menampung angkatan kerja yang terus bertambah.
Kemudian, DSDC dapat memainkan peran kunci dalam melayani sebagai titik acuan bagi distributor baru dan yang sudah ada untuk memahami peraturan dan etika yang dijunjung tinggi oleh industri penjualan langsung di tingkat internasional.
Pada tahun 2021, lanjut Trevor Kuna, lebih dari 128 juta distributor menghasilkan 186 miliar Dollar Amerika pendapatan penjualan langsung di seluruh dunia.
Sebagian besar memiliki pengalaman yang baik, termasuk dengan beberapa merek terbesar di dunia dan minoritas yang memiliki pengalaman buruk, pengalaman membutuhkan perlindungan, dan bimbingan yang dapat diandalkan.
Ia menambahkan, awalnya DSDC akan memiliki staf yang terdiri dari dua belas orang, semuanya dengan berbagai pengalaman dalam industri penjualan langsung termasuk di bidang keuangan, kepatuhan, hukum, dan operasi.
“Perusahaan menyatakan ada pembicaraan yang sedang berlangsung dengan pemangku kepentingan lainnya, termasuk organisasi penjualan langsung lainnya, untuk meningkatkan pendanaan dan skala DSDC,” ujarnya.
Cegah penyebaran disinformasi, QNET luncurkan DSDC
Direct Selling Disinformation Center (DSDC) yang diluncurkan oleh QNET. (ANTARA/HO-QNET)