Semarang (ANTARA) - Kota Semarang mencatat laju inflasi yang terkendali di bawah 5 persen, yakni 4,99 persen (year on year) per Desember 2022 dan juga terendah di Jawa Tengah.
Bahkan, angka inflasi tersebut berdasarkan data Bank Indonesia tercatat lebih rendah dibandingkan laju inflasi Jateng sebesar 5,63 persen dan nasional (5,51 persen).
"Alhamdulillah Kota Semarang inflasinya 4,99 persen masuk kuadran tiga yaitu frekuensi jarang karena kurang dari tiga kali serta kurang dari 5 persen," kata Pelaksana Tugas Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, dalam keterangannya di Semarang, Senin.
"Sehingga Kota Semarang masuk top 10 pengendalian inflasi nasional berdasarkan Rakor inflasi bersama Kemendagri," kata Ita, sapaan akrab Hevearita.
Inflasi yang terjadi di Kota Semarang, utamanya didorong komoditas pangan berupa beras, telur ayam ras, minyak goreng, daging, dan ayam ras, serta emas perhiasan.
Sementara itu, komoditas seperti angkutan udara, sabun mandi cair, serta buah-buahan dan sayuran seperti bayam, kacang panjang dan jeruk mendorong terjadinya deflasi.
"Meski terkendali, namun capaian tersebut belum sesuai sasaran inflasi nasional yang ditargetkan pada angka 3 persen. Adapun sasaran ini ditetapkan tiga tahun sekali berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia tentang Sasaran Inflasi 2022, 2023, dan 2024," katanya.
Sejauh ini, Ita beserta jajaran Pemerintah Kota Semarang telah menerapkan berbagai program untuk menekan laju inflasi di Kota Semarang, seperti operasi pasar di wilayah dengan tingkat ekonomi terendah dan penyediaan akses bahan pangan murah melalui Program Pasar Rakyat Murah dan Aman (PAK RAHMAN).
Pemkot Semarang juga turut mendorong masyarakat melakukan "urban farming" atau penanaman bahan pangan seperti buah dan sayur di pekarangan rumah maupun sekolah.
Atas capaian yang diperoleh Kota Semarang dalam mengendalikan angka inflasi, Ita mengapresiasi kerja keras berbagai pihak yang berkontribusi menekan laju inflasi, dan optimistis akan mendapatkan hasil yang lebih baik ke depan.
"Kestabilan harga ini akan terus kita pantau dan kita jaga dibantu dengan adanya Satgas Ketahanan Pangan oleh Pemerintah Kota Semarang dan Satgas Pangan dari tim kepolisian," katanya.
Bahkan, angka inflasi tersebut berdasarkan data Bank Indonesia tercatat lebih rendah dibandingkan laju inflasi Jateng sebesar 5,63 persen dan nasional (5,51 persen).
"Alhamdulillah Kota Semarang inflasinya 4,99 persen masuk kuadran tiga yaitu frekuensi jarang karena kurang dari tiga kali serta kurang dari 5 persen," kata Pelaksana Tugas Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, dalam keterangannya di Semarang, Senin.
"Sehingga Kota Semarang masuk top 10 pengendalian inflasi nasional berdasarkan Rakor inflasi bersama Kemendagri," kata Ita, sapaan akrab Hevearita.
Inflasi yang terjadi di Kota Semarang, utamanya didorong komoditas pangan berupa beras, telur ayam ras, minyak goreng, daging, dan ayam ras, serta emas perhiasan.
Sementara itu, komoditas seperti angkutan udara, sabun mandi cair, serta buah-buahan dan sayuran seperti bayam, kacang panjang dan jeruk mendorong terjadinya deflasi.
"Meski terkendali, namun capaian tersebut belum sesuai sasaran inflasi nasional yang ditargetkan pada angka 3 persen. Adapun sasaran ini ditetapkan tiga tahun sekali berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia tentang Sasaran Inflasi 2022, 2023, dan 2024," katanya.
Sejauh ini, Ita beserta jajaran Pemerintah Kota Semarang telah menerapkan berbagai program untuk menekan laju inflasi di Kota Semarang, seperti operasi pasar di wilayah dengan tingkat ekonomi terendah dan penyediaan akses bahan pangan murah melalui Program Pasar Rakyat Murah dan Aman (PAK RAHMAN).
Pemkot Semarang juga turut mendorong masyarakat melakukan "urban farming" atau penanaman bahan pangan seperti buah dan sayur di pekarangan rumah maupun sekolah.
Atas capaian yang diperoleh Kota Semarang dalam mengendalikan angka inflasi, Ita mengapresiasi kerja keras berbagai pihak yang berkontribusi menekan laju inflasi, dan optimistis akan mendapatkan hasil yang lebih baik ke depan.
"Kestabilan harga ini akan terus kita pantau dan kita jaga dibantu dengan adanya Satgas Ketahanan Pangan oleh Pemerintah Kota Semarang dan Satgas Pangan dari tim kepolisian," katanya.