Yogyakarta (ANTARA) - Inovasi yang dilakukan Dekan Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Prof Budi Setiadi Daryono sangat menarik yakni dengan memperkecil buah melon menjadi seukuran apel dengan kandungan nutrisi yang tinggi.

"Kelebihannya selain berukuran kecil, mudah dibawa ke mana-mana dan bisa dimakan sekaligus habis sehingga tidak usah disimpan di kulkas," katanya saat konferensi pers di Fakultas Biologi, UGM, Yogyakarta, Senin.

Ia mengatakan varietas buah melon dengan berat 250 gram tersebut ia beri nama "baby melon hikapel". Sebelumnya, ia mendengar keluhan bahwa ukuran melon yang besar dan berat menyulitkan saat dibawa bepergian termasuk ketika dibeli dari pasar atau supermarket. Inovasi yang dilakukan pertama menghasilkan buah melon "Hikadi Apel" yang buahnya menyerupai apel dengan ukuran sebesar genggaman tangan atau kurang dari 1 kilogram.
Disebut Hikadi karena bersamaan dengan lahirnya putra bungsunya yaitu Fadhil Hikari Setiadi yang biasa dipanggil Hika pada tahun 2012.

Ia kemudian terus berinovasi dan menghasilkan melon lebih kecil lagi hingga seukuran buah apel pada umumnya dengan bobot hanya 250 gram per buah yang selanjutnya disebut "baby melon hikapel". Meski kecil, melon jenis ini kaya nutrisi yakni mengandung senyawa beta karoten, vitamin C, dan beberapa mineral.

"Beta karaton paling tinggi di atas 563 mikrogram per 100 gram buah dan masa tanam satu pohon 55 sampai 60 hari," kata dia.

Secara fisik, buah baby melon Hikapel memiliki permukaan kulit buah halus dan mulus seperti buah apel. Tingkat kemanisan yang tinggi dan aroma yang  khas.

Selama kurang lebih 25 tahun terakhir fokus meneliti melon, Budi dan tim telah menghasilkan inovasi sebanyak 17 produk dengan 16 di antaranya dapat dikonsumsi.

Sementara satu produk lainnya tidak dapat dikonsumsi yakni "gama melon parfum" yang dimanfaatkan khusus untuk industri kosmetik seperti bahan baku parfum, sampo, dan lainnya.

Melon-melon hasil riset tersebut telah dibudidayakan di sejumlah tempat di Yogyakarta yaitu Madurejo, Kalasan, dan Panggang, demikian Budi Setiadi Daryono.


 

Pewarta : Luqman Hakim
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024