Jakarta (ANTARA) - Kanada mungkin akan membuat Maroko menjadi ancaman yang lebih membahayakan ketimbang Kroasia dan Belgia.

Ini karena Maroko tengah menghadapi tim yang tengah terluka dan berusaha menaikkan harga dirinya. Bagaimana tidak, Kanada adalah juara zona Concacaf dalam kualifikasi Piala Dunia, tetapi malah tersingkir karena selalu kalah.

Kanada tak mau membayangkan skenario itu. Oleh karena itu, mereka akan menjadikan laga terakhir ini sebagai ajang kehormatan mereka. Dalam semangat seperti ini, Kanada akan mati-matian berusaha mengalahkan Maroko.

Ini bakal buruk bagi Maroko. Tetapi jika melihat apa yang dilakukan Maroko dalam dua pertandingan pertama, terutama saat menaklukkan Belgia, mereka seharusnya tak kesulitan mengamankan tiket 16 besar.

Pelatih Kanada John Herdman sendiri menyebut laga terakhirnya ini sebagai pertandingan hidup mati. Kemungkinan dia tetap memasang pemain inti yang dalam periode tertentu akan memberi kesempatan pemainnya yang belum pernah dimainkan untuk masuk sebagai pengganti.

Gelandang Ismael Kone sudah dua kali menjadi pemain pengganti dan kali ini dia bisa menggantikan Atiba Hutchinson yang sudah berusia 39 tahun.

Demikian pula dengan Cyle Larin yang tidak memberikan banyak pengaruh sejak menggantikan Junior Hoilett melawan Kroasia. Jadi, tak ada salahnya Hoilett dipasang sejak awal dan akibatnya Alphonso Davies akan bergerak lebih maju bersama Jonathan David sebagai ujung tombak kembar dalam formasi 4-4-2.

Dalam formasi ini, Kanada menginginkan kestabilan dalam bertahan dan menyerang. Mereka berusaha solid di belakang, sekaligus menyengat di depan.

Dalam skema ini kiper Dayne St. Clair akan dilindungi kuartet pertahanan Alistair Johnston, Steven Vitoria, Kamal Miller, dan Sam Adekugbe.

Sementara itu Maroko yang tengah on fire, memasang formasi menyerang dengan menempatkan tiga pemain depan dalam pola 4-3-3.

Maroko bakal tampil dalam kekuatan penuh bersama tim intinya, termasuk kiper kawakan Yassine Bounou yang mendadak digantikan Munir Mohamedi saat menghadapi Belgia karena tidak enak badan.

Bek sayap Noussair Mazraoui juga bakal memperkuat kembali lini pertahanan setelah lulus tes kebugaran setelah mengalami cedera sewaktu melawan Kroasia.

Semua dari sebelas pemain reguler Maroko kemungkinan dimainkan lagi dalam laga terakhir di Grup F. Maroko butuh pengalaman untuk menyeimbangkan soliditas di belakang dan tengah dengan ketajaman di depan.

Ini karena mengalahkan Kanada membutuhkan agresivitas di depan gawang lawan dan sekaligus soliditas dalam bertahan, termasuk menjaga dua sayap pertahanan di mana Kanada lewat Aplhonso Davies sering melancarkan serangan maut dari sayap.


 

Pewarta : Jafar M Sidik
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024