Jakarta (ANTARA) - Korea Selatan seharusnya memenangkan pertandingan pertamanya melawan Uruguay karena menjadi tim yang bermain lebih bagus dan menekan. Kekurangan mereka kurang klinis saja.

Kini, menghadapi Ghana, Korea harus menemukan kembali unsur klinis dalam serangannya, walaupun Ghana juga akan menjalani pertandingan ini dengan koreksi relatif sama dengan Korea.

Bermain pada Piala Dunia kesebelasnya, Korea Selatan mengawali petualangan dalam Piala Dunia dengan imbang 0-0 melawan Uruguay. Saat itu pemainan mereka hidup sekali.

Namun, sekalipun menciptakan banyak peluang, mereka memiliki kekurangan dalam menyelesaikan peluang sampai tak satu pun dari peluang-peluang mereka itu tepat sasaran.

Korea Selatan cenderung terlalu mengandalkan gelandang serang dan kapten Son Heung-min, yang perlahan beradaptasi kembali setelah operasi wajah baru-baru ini. Tapi dalam pertandingan pertama itu Son tidak banyak memberikan dampak kepada timnya.

Meskipun demikian pelatih Paulo Bento senang kepada agresivitas yang ditunjukkan skuadnya saat melawan Uruguay yang berpengalaman.

Bento kini berharap profil permainan yang sama dimunculkan timnya kala menjawab tantangan Ghana malam nanti, dan Portugal empat hari setelah itu.

Korea seri tanpa imbang kala melawan Uruguay untuk sama-sama memetik satu poin dalam klasemen Grup H yang dipuncaki Portugal setelah mengalahkan Ghana 3-2.

Untuk pertandingan di Education City Stadium di Al Rayyan itu Bento harap-harap cema menantikan kesiapan bek Kim Min-jae setelah mengalami cedera pada pertandingan pembuka.

Akan halnya Ghana yang menjadi tim Afrika pertama yang mencetak gol dalam Piala Dunia 2022, seharusnya masuk gelanggang dengan kebanggaan dan kepercayaan diri yang tinggi.

Itu karena saat melawan Portugal itu mereka bermain bagus dan percaya diri, terutama pada babak kedua.

Ghana mencapai perempat final Piala Dunia 2010 dan mereka tentu saja ingin mengulangi pencapaian itu dalam Piala Dunia Qatar. Guna mewujudkan ini mau tak mau mereka harus mengalahkan Korea Selatan karena jika kalah bukan saja menutup peluang itu, namun juga bisa menjadi pintu untuk angkat koper lebih cepat dari turnamen ini.

Setelah tampil menyedihkan dalam Piala Afrika tahun ini di mana mereka tersingkir pada babak penyisihan grup setelah hanya mengumpulkan satu poin, Ghana berharap menjalankan semua skenario sepak bolanya jauh lebih cerah dan cemerlang.

"Sekarang kami harus menang dan kami berada dalam tekanan, tetapi begitu juga mereka," kata pelatih Ghana Otto Addo seperti dikutip Reuters.

Sementara itu, kapten mereka, Andre Ayew, percaya Ghana akan berhasil karena selama ini selalu keluar dari situasi sulit.

"Kami harus tetap tenang, rileks, dan meningkatkan performa kami. Kami mesti berusaha mencetak gol lebih banyak dan menghindari kebobolan," kata pemain berusia 32 tahun itu.


Prediksi sebelas pemain pertama

Korea Selatan (4-2-3-1): Kim Seung-gyu; Kim Moon-hwan, Kim Min-jae, Kim Young-gwon, Kim Jin-su; Jung Woo-young, Hwang In-beom; Na Sang-ho, Lee Jae-sung, Son Heung-min; Hwang Ui-jo

Ghana (4-2-3-1): Lawrence Ati Zigi; Alidu Seidu, Daniel Amartey, Alexander Djiku, Baba Rahman; Thomas Partey, Sales Abdul Samed; Osman Bukari, Mohammed Kudus, Andre Ayew; Inaki Williams


Skenario pertandingan

Kedua tim akan tampil habis-habisan seolah ini partai final. Tujuannya hanya satu, memenangkan pertandingan ini.

Tak heran jika konklusinya adalah mereka memasang formasi yang sangat agresif. Kedua tim kemungkinan besar memasang empat pemain berkarakter menyerang di lini depan.

Di pihak Korea Selatan, tim serang itu mereka akan terdiri dari Na Sang-ho, Lee Jae-sung, Son Heung-min, dengan ujung tombak Hwang Ui-jo.

Sekalipun tidak terlalu istimewa saat pertandingan pertama melawan Uruguay, Son Heung-min yang sudah sembuh dari cedera namun masih diharuskan mengenakan masker pelindung wajah kala melawan Uruguay telah menjadi pendorong semangat yang tinggi untuk timnya.

Namun pelatih Paulo Bento masih mengkhawatirkan striker Hwang Hee-chan yang mengalami masalah pada hamstring sehingga kembali absen saat melawan Ghana ini.

Selebihnya Bento tak menghadapi masalah seperti itu sehingga bisa memasang semua pemain yang paling siap dimainkan yang kemungkinan besar tak banyak berubah dari skuad yang menghadapi Uruguay.

Kuartet pertahanan Kim Moon-hwan, Kim Min-jae, Kim Young-gwon, dan Kim Jin-su akan melindungi Kim Seung-gyu yang mengawal gawang Korea Selatan., baik dari serangan Ghana dari tengah maupun dari kedua sayap.

Sedangkan Jung Woo-young dan Hwang In-beom akan kembali berduet di lapangan tengah untuk memberikan keseimbangan kepada tim baik saat melindungi para bek maupun saat membantu merancang serangan untuk kuartet serang pimpinan Son Heung-min dan Hwang Ui-jo.

Akan halnya Ghana, pelatih Otto Addo bakal memasang formasi yang lebih agresif dari tim yang dikalahkan Portugal 2-3.

Titik tekannya akan berpijak kepada sistem yang lebih berorientasi menyerang ketimbang yang cenderung menekankan pertahanan yang kuat seperti mereka tampilkan saat melawan Portugal.

Perubahan ini mutlak dilakukan agar Ghana menang yang bisa menghidupkan asa mereka untuk bertahan guna menembus fase gugur. Konsekuensinya, Bintang Hitam akan memasang komposisi tradisional di lini belakangnya dengan dua bek dan dua bek sayap.

Jika perubahan seperti itu yang dilakukan Addo maka Mohammed Salisu terancam kehilangan tempat, sedangkan Osman Bukari akan didorong lebih ke depan untuk memainkan peran yang lebih menyerang.

Bukari akan menempati posisi sayap bersama Andre Ayew untuk mengapit Mohammed sebagai false nine di belakang Inaki Williams yang menjadi ujung tombak tunggal.

Ayew yang bermain bagus saat kalah melawan Portugal memang sempat dihadapkan kepada masalah cedera, namun dia akan tetap menjadi salah satu starter Ghana.

Selebihnya pelatih Otto Addo tetap menurunkan pemain-pemain yang masuk skuad saat menghadapi Portugal.


Statistik penting kedua tim

Ghana memimpin statistik menang kalah dengan ulan 4-3 dalam tujuh pertemuannya dengan Korea Selatan sebelum ini, dan semuanya terjadi pada pertandingan persahabatan internasional.

Kedua negara pertama kali bertemu pada 1982 di Kuala Lumpur, Malaysia, menjelang Piala Dunia Brazil 2014 di mana Ghana menang telak 4-0 berkat hattrick Jordan Ayew.

Korea Selatan adalah satu-satunya negara Asia yang mencapai semifinal Piala Dunia ketika menjadi tuan rumah edisi 2002, sementara Ghana menjadi satu dari tiga negara Afrika yang melangkah lebih jauh dari sekadar fase grup sampai berhasil mencapai perempat final pada 2010.

Korea Selatan menjadi tim Asia yang paling sering tampil dalam putaran final Piala Dunia dengan sebelas penampilan. Yang pertama mereka lakukan adalah pada edisi 1954, namun sejak 1986 mereka sudah 10 kali berturut-turut masuk putaran final.

Ghana menjadi tim Afrika ketiga yang dihadapi Korea Selatan dalam turnamen Piala Dunia. Sebelumnya mereka diimbangi Nigeria pada 2006 dan dikalahkan Aljazair pada 2014.

Satu-satunya tim AFC yang pernah dihadapi Ghana sebelumnya adalah Australia pada Piala Dunia 2010 ketika saat itu berakhir imbang 1-1.

Ghana tampil pertama kali dalam Piala Dunia pada 2006 dan putaran final kali ini adalah yang keempat kalinya bagi Ghana.

Bintang Hitam menjuarai Piala Afrika keempatnya sebelum dinyatakan lolos ke putaran final Piala Dunia pertamanya.
 
Baca juga: Preview Piala Dunia 2022: Kamerun vs Serbia
Baca juga: Hasil Piala Dunia 2022, Maroko bungkam Belgia 2-0

Pewarta : Jafar M Sidik
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024