Semarang (ANTARA) - Program revitalisasi Danau Rawa Pening di Salatiga, Jawa Tengah, mendapat tanggapan dari berbagai pemangku kepentingan salah satunya melalui gelaran Pameran Story Telling di Tanasurga Resto & Cafe, mulai Sabtu (26/11) selama satu bulan.
Pameran yang mengangkat kisah bercerita ini menggunakan berbagai media untuk memberikan informasi ke publik mengenai situasi terkini tentang Danau Rawa Pening.
"Walaupun berbasis fotografi, saya tidak membatasi medium untuk bercerita dengan foto saja. Jadi dalam pameran kali ini saya dan para pameris menggunakan mixed media (zine, lukisan, jurnal dan fotografi ) untuk menyampaikan kisah-kisah yang ada di Rawa Pening, terutama yang berhubungan dengan lingkungan," kata Candra Firmansyah, salah seorang peserta sekaligus kurator pameran dalam keterangan tertulis di Semarang, Jumat.
Ada empat peserta yang mengisi pameran tersebut. Selain Candra, ada Lutfi Akhmad, Ratu Haiu Dianee, Tri Wahyu Prasetyo, mahasiswa Universitas Islam Negeri Salatiga yang aktif di Lembaga Pers Mahasiswa Dinamika.
"Saya berharap pameran ini bisa menjangkau audience lebih luas, agar tergerak dan lebih peka terhadap masalah masalah lingkungan di sekitarnya,” kata Candra.
Ia melanjutkan, pameran itu juga untuk memberi informasi terkini kondisi masyarakat yang tinggal di daerah sekitar danau sebagai dampak langsung dari program ini, khususnya para perajin enceng gondok dan mereka yang tinggal di daerah Bawen, Tuntang, Ambarawa dan Banyubiru, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
Danau Rawa Pening masuk dalam Danau Prioritas Nasional (DPN) karena oleh pemerintah kondisinya dianggap kritis dan program revitalisasi ini berfungsi untuk mengembalikan fungsi danau tersebut.
Tanasurga telah beberapa kali melakukan pameran seni dengan berkolaborasi dengan fotografer, artis lokal dan internasional. Pameran terakhir berlangsung pada bulan Februari 2022 dengan tema Sustainable Living.
"Salah satu misi Tanasurga adalah memamerkan karya artis dan fotografer lokal dengan tema yang sesuai dengan dengan visi dan misi kami, salah satunya adalah mencintai lingkungan hidup,” kata Public Relations Officer sekaligus owner Tanasurga, Setyo Budi.
“Kami ingin Tanasurga bisa menjadi hub diskusi dan kampanye lingkungan. Selain bedah karya yang akan berlangsung pada saat pembukaan pameran, diskusi tentang kerusakan lingkungan dan dampak yang ditimbulkan dari revitalisasi danau ini juga akan berlangsung pada Minggu, 27 November 2022," kata Setyo.
Diskusi ini akan dihadiri oleh Firman Setyaji, Founder Bengok Craft dan Titi Permata aktivis lingkungan hidup dari Salatiga dan salah satu perajin enceng gondok.
Pameran yang mengangkat kisah bercerita ini menggunakan berbagai media untuk memberikan informasi ke publik mengenai situasi terkini tentang Danau Rawa Pening.
"Walaupun berbasis fotografi, saya tidak membatasi medium untuk bercerita dengan foto saja. Jadi dalam pameran kali ini saya dan para pameris menggunakan mixed media (zine, lukisan, jurnal dan fotografi ) untuk menyampaikan kisah-kisah yang ada di Rawa Pening, terutama yang berhubungan dengan lingkungan," kata Candra Firmansyah, salah seorang peserta sekaligus kurator pameran dalam keterangan tertulis di Semarang, Jumat.
Ada empat peserta yang mengisi pameran tersebut. Selain Candra, ada Lutfi Akhmad, Ratu Haiu Dianee, Tri Wahyu Prasetyo, mahasiswa Universitas Islam Negeri Salatiga yang aktif di Lembaga Pers Mahasiswa Dinamika.
"Saya berharap pameran ini bisa menjangkau audience lebih luas, agar tergerak dan lebih peka terhadap masalah masalah lingkungan di sekitarnya,” kata Candra.
Ia melanjutkan, pameran itu juga untuk memberi informasi terkini kondisi masyarakat yang tinggal di daerah sekitar danau sebagai dampak langsung dari program ini, khususnya para perajin enceng gondok dan mereka yang tinggal di daerah Bawen, Tuntang, Ambarawa dan Banyubiru, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
Danau Rawa Pening masuk dalam Danau Prioritas Nasional (DPN) karena oleh pemerintah kondisinya dianggap kritis dan program revitalisasi ini berfungsi untuk mengembalikan fungsi danau tersebut.
Tanasurga telah beberapa kali melakukan pameran seni dengan berkolaborasi dengan fotografer, artis lokal dan internasional. Pameran terakhir berlangsung pada bulan Februari 2022 dengan tema Sustainable Living.
"Salah satu misi Tanasurga adalah memamerkan karya artis dan fotografer lokal dengan tema yang sesuai dengan dengan visi dan misi kami, salah satunya adalah mencintai lingkungan hidup,” kata Public Relations Officer sekaligus owner Tanasurga, Setyo Budi.
“Kami ingin Tanasurga bisa menjadi hub diskusi dan kampanye lingkungan. Selain bedah karya yang akan berlangsung pada saat pembukaan pameran, diskusi tentang kerusakan lingkungan dan dampak yang ditimbulkan dari revitalisasi danau ini juga akan berlangsung pada Minggu, 27 November 2022," kata Setyo.
Diskusi ini akan dihadiri oleh Firman Setyaji, Founder Bengok Craft dan Titi Permata aktivis lingkungan hidup dari Salatiga dan salah satu perajin enceng gondok.