Solo (ANTARA) - Presiden RI Joko Widodo berpesan kepada bakal calon presiden/wakil presiden tetap menjaga suasana politik adem (dingin) menjelang Pemilu 2024.

Ketika menghadiri acara pembukaan Munas XVII Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HiPMI) 2020 di Solo, Senin, Jokowi mengatakan, "Saya titip kepada calon-calon presiden dan calon-calon wakil presiden yang juga hadir pada acara Munas HIPMI 2022 di Solo untuk menjaga suasana politik adem mendekati Pemilu 2024, apalagi dalam kondisi dunia yang sangat rentan seperti ini."

Menurut Jokowi, semua harus menjaga agar iklim kondusif dan situasi politik itu tetap adem. Akan tetapi, jika tidak bisa maksimal, hanya hangat saja dan jangan sampai panas.

"Saya tidak menyebut nama siapa calon. Akan tetapi, tadi secara terbuka sudah disampaikan oleh Menteri Investasi," kata Jokowi.

Sementara itu, pada acara Munas HIPMI sejumlah tokoh dan pejabat yang hadir, antara lain, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo, Ketua DPR RI Puan Maharani, Ketua DPD RI Lanyalla Mattalitti, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka.

Kalau politik panas, menurut Presiden, situasinya tidak normal dan hati-hati kondisi situasi dunia sedang tidak normal.

"Saya sudah menyampaikan berkali-kali bahwa 14 negara sudah masuk dalam posisi menjadi pasien Bank Dunia atau International Monetary Fund (IMF) dan 28 negara juga mengantre di depan pintu IMF. Diperkirakan sampai angka sekitar 66 persen," kata Jokowi.

Jumlah tersebut, kata Presiden, tidak mungkin mendapatkan bantuan semuanya karena keterbatasan Bank Dunia.

Oleh karena itu, Jokowi mengingatkan kepada bakal calon presiden dan bakal calon wapres untuk membawa suasana politik menuju Pemilu 2024 betul-betul maksimal hangat sedikit saja dan syukur bisa adem.

"Debat calon silakan dan debat ide membawa negara ini lebih baik. Akan tetapi, jangan sampai panas, apalagi membawa politik-politik SARA. Hal ini jangan dilakukan. Begitu pula politisasi agama juga jangan dilakukan. Kita sudah merasakan dan itu terbawa lama dan hindari itu," kata Jokowi.

Hal itu, kata Presiden, mengingat sangat berbahaya bagi negara sebesar Indonesia yang sangat beragam ini.

Jokowi lantas menyarankan kepada mereka untuk melakukan politik-politik gagasan dan ide.
 

Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024