Purwokerto (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, melakukan asesmen terhadap sejumlah lokasi terdampak banjir dan longsor akibat hujan lebat yang terjadi sejak Jumat (18/11) sore hingga malam hari.
"Berdasarkan hasil asesmen sementara hingga siang ini tercatat sebanyak tujuh kejadian tanah longsor dan empat kejadian banjir luapan di sejumlah wilayah Banyumas," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Banyumas Budi Nugroho di Purwokerto, Banyumas, Sabtu.
Ia mengatakan beberapa lokasi kejadian tanah longsor dan banjir luapan tersebut berada di Kecamatan Gumelar.
Selain itu, pihaknya telah melaksanakan evakuasi terhadap seorang warga terjebak banjir di sawah di delta Sungai Kawung dan Sungai Arus Desa Banjaranyar, Kecamatan Pekuncen.
Dia mengatakan warga RT03/RW01, Desa Banjaranyar bernama Kusmiarto (60), terjebak di delta karena dua jembatan penyeberangan yang terbuat dari bambu hanyut terbawa arus sungai pada Jumat (18/11) sore.
"Setelah terjebak selama beberapa jam, Pak Kusmiarto akhirnya dapat diselamatkan pada pukul 20.30 WIB," katanya.
Terkait dengan banjir dan tanah longsor tersebut, Budi mengimbau warga Kabupaten Banyumas, khususnya yang bermukim di daerah rawan bencana hidrometeorologi, untuk tetap waspada dan meningkatkan kesiapsiagaan karena hujan lebat masih berpotensi terjadi di daerah itu dalam beberapa waktu ke depan.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo mengatakan berdasarkan data pos pengamatan curah hujan di Kabupaten Banyumas pada Sabtu, hujan lebat di Gumelar 91 milimeter (mm), Rempoah 99 mm, Bendung Ketenger 94 mm, dan Bendung Sumbang 90 mm.
"Sementara di wilayah Banyumas lainnya, curah hujan ringan hingga sedang," katanya.
Ia mengakui masyarakat sering bertanya-tanya karena ketika terjadi hujan ekstrem seperti pada 13 Oktober 2022 di mana hujan mencapai 153 mm, justru tidak ada longsor.
Akan tetapi, katanya, saat sekarang hujan lebat, justru terjadi longsor.
"Hal itu mungkin ada faktor lain yang jadi pemicunya. Salah satunya bisa karena kondisi tanah sudah banyak kandungan airnya karena sering terkena hujan, sehingga tanah menjadi jenuh dan terjadilah longsor," katanya.
Terkait dengan tanah longsor di Kecamatan Gumelar, Teguh mengatakan, berdasarkan data curah hujan tanggal 1-19 November 2022, di wilayah itu tercatat baru terjadi hujan lebat dua kali, yakni tanggal 7 November sebesar 63 mm dan tanggal 19 November sebesar 91 mm.
"Sedangkan hari-hari yang lain, di wilayah Gumelar ada hujan ringan hingga sedang," katanya.
"Berdasarkan hasil asesmen sementara hingga siang ini tercatat sebanyak tujuh kejadian tanah longsor dan empat kejadian banjir luapan di sejumlah wilayah Banyumas," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Banyumas Budi Nugroho di Purwokerto, Banyumas, Sabtu.
Ia mengatakan beberapa lokasi kejadian tanah longsor dan banjir luapan tersebut berada di Kecamatan Gumelar.
Selain itu, pihaknya telah melaksanakan evakuasi terhadap seorang warga terjebak banjir di sawah di delta Sungai Kawung dan Sungai Arus Desa Banjaranyar, Kecamatan Pekuncen.
Dia mengatakan warga RT03/RW01, Desa Banjaranyar bernama Kusmiarto (60), terjebak di delta karena dua jembatan penyeberangan yang terbuat dari bambu hanyut terbawa arus sungai pada Jumat (18/11) sore.
"Setelah terjebak selama beberapa jam, Pak Kusmiarto akhirnya dapat diselamatkan pada pukul 20.30 WIB," katanya.
Terkait dengan banjir dan tanah longsor tersebut, Budi mengimbau warga Kabupaten Banyumas, khususnya yang bermukim di daerah rawan bencana hidrometeorologi, untuk tetap waspada dan meningkatkan kesiapsiagaan karena hujan lebat masih berpotensi terjadi di daerah itu dalam beberapa waktu ke depan.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo mengatakan berdasarkan data pos pengamatan curah hujan di Kabupaten Banyumas pada Sabtu, hujan lebat di Gumelar 91 milimeter (mm), Rempoah 99 mm, Bendung Ketenger 94 mm, dan Bendung Sumbang 90 mm.
"Sementara di wilayah Banyumas lainnya, curah hujan ringan hingga sedang," katanya.
Ia mengakui masyarakat sering bertanya-tanya karena ketika terjadi hujan ekstrem seperti pada 13 Oktober 2022 di mana hujan mencapai 153 mm, justru tidak ada longsor.
Akan tetapi, katanya, saat sekarang hujan lebat, justru terjadi longsor.
"Hal itu mungkin ada faktor lain yang jadi pemicunya. Salah satunya bisa karena kondisi tanah sudah banyak kandungan airnya karena sering terkena hujan, sehingga tanah menjadi jenuh dan terjadilah longsor," katanya.
Terkait dengan tanah longsor di Kecamatan Gumelar, Teguh mengatakan, berdasarkan data curah hujan tanggal 1-19 November 2022, di wilayah itu tercatat baru terjadi hujan lebat dua kali, yakni tanggal 7 November sebesar 63 mm dan tanggal 19 November sebesar 91 mm.
"Sedangkan hari-hari yang lain, di wilayah Gumelar ada hujan ringan hingga sedang," katanya.