Purwokerto (ANTARA) - Pada era revolusi 4.0, teknologi digital sangat penting digunakan dalam media pembelajaran. Hadirnya platform Merdeka Mengajar, para pendidik diharapkan untuk menjadi pembelajaran berbasis digital, sebagai terobosan baru. Memang, adaptasi penggunaan teknologi digital tidak menggantikan peran guru. Tetapi guru yang tidak belajar menggunakan teknologi digital akan menghambat proses pembelajaran dalam Platform Merdeka Mengajar.
Efektivitas Kurikulum Merdeka dikuatkan dengan Surat Keputusan (SK) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2022 tentang Pedoman Penerapan Kurikulum dalam rangka Pemulihan Pembelajaran (Kurikulum Merdeka) sebagai penyempurnaan kurikulum sebelumnya. Satuan pendidikan perlu mengembangkan kurikulum dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan kondisi satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.
Penulis yakini bahwa pendidikan merupakan faktor kunci kesuksesan pembangunan bangsa. Kemajuan revolusi industri 4.0 mendorong sektor pendidikan untuk mau beradaptasi dan bertransformasi mengintegrasikan proses pembelajaran secara digital.
Teknologi informasi memberikan banyak peluang positif dalam proses pembelajaran. Kegiatan belajar mengajar tidak lagi hanya terbatas pada konteks ruang kelas, akan tetapi di era digital kegiatan pembelajaran juga dapat dilakukan secara virtual.
Upaya transformasi pendidikan di era digital sekolah harus mampu memahami karakteristik generasi milenial dan generasi Z untuk menentukan strategi pendidikan yang efektif.
Karakter generasi masa kini yang akrab dengan teknologi menuntut sekolah dan guru untuk memanfaatkan media digital sebagai sarana pembelajaran. Yang menjadi tantangan bagi pendidik dalam transformasi pendidikan adalah bagaimana guru mampu membuat konten media digital sebagai media belajar yang kreatif, serta mampu mengontrol dan mengurasi informasi bagi siswanya.
Di era digital semua informasi tersaji dalam satu ruang tanpa batas, maka penting bagi sekolah untuk mampu menyaring informasi agar pembelajaran terhadap murid dapat terarah.
Tantangan transformasi pendidikan di era digital menuntut penguasaan teknologi informasi. Guru harus terampil mengoperasikan perangkat digital dalam pembelajaran, juga mampu dan terampil membuat media pembelajaran dengan memanfaatkan media sosial dan platform pembelajaran daring.
Dengan teknologi digital, guru dituntut terampil melakukan evaluasi autentik dalam pembelajaran online. Serta menjadi teladan sebagai pengguna media digital yang bijak.
Siswa juga harus siap menggunakan teknologi untuk pembelajaran, mandiri dalam mencari dan memilih materi belajar di internet serta membuat konten digital. Siswa juga harusnya didorong untuk menguasai bahasa asing serta mampu mengontrol diri dalam berinternet.
Guru perlu mengedukasi anak didik supaya aman dengan melindungi diri di dunia digital. Ini penting karena banyak hal negatif yang harus diwaspadai.
Mewaspadai nomor tak dikenal, menghindari membuka pesan mencurigakan, mengamankan data personal serta perangkat digital dengan memasang password.
Pendidik yang kebanyakan digital immigrant harus punya effort lebih untuk menghadapi transformasi pendidikan ke ranah digital dibandingkan peserta didik yang didominasi generasi Z.
Keterampilan atau kecakapan yang diperlukan dalam pendidikan hari ini adalah keep educating yourself dengan memanfaatkan teknologi informasi. Mengasah keterampilan berpikir kritis ketika memilih dan memilah informasi. Mampu menuntaskan aktivitas dan interaksi di dunia digital untuk memudahkan dan memperlancar proses pembelajaran.
Berdasarkan rilis dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi lebih dari 1,6 juta guru telah menggunakan Platform Merdeka Mengajar yang membuka akses pada pengembangan diri secara lebih mandiri dan sesuai kondisi. Kemudian, terbentuknya lebih dari 3.500 komunitas belajar para guru, terkumpulnya lebih dari 55 ribu konten belajar mandiri.
Ada lebih dari 92 ribu konten pembelajaran telah diunggah oleh guru untuk menginspirasi sejawatnya. Jadi, para guru dibantu untuk bisa saling menginspirasi dan mengapresiasi. Belum cukup sampai di situ, sudah ada lebih dari 141 ribu sekolah telah terbantu dalam mengetahui kondisi literasi, numerasi, karakter siswa, serta kualitas pembelajaran mereka melalui Rapor Pendidikan. Para guru dan kepala sekolah jadi lebih memahami 280 indikator dari Asesmen Nasional dan membantu mereka untuk melakukan refleksi dan perbaikan dengan Rapor Pendidikan.
Transformasi teknologi juga telah membantu terfasilitasinya pengembangan diri lebih dari 724 ribu mahasiswa melalui program Kampus Merdeka, bergabungnya lebih dari 2.700 mitra industri ke dalam Kampus Merdeka, bergabungnya lebih dari 43 ribu praktisi ke dalam program Praktisi Mengajar.
Disebutkan juga, lebih dari 51 triliun rupiah potensi anggaran fungsi pendidikan tahun anggaran 2022 dikelola secara lebih transparan dan akuntabel transparan dengan dukungan platform seperti ARKAS, SIPLah, dan TanyaBOS. Sudah selayaknya transformasi teknologi yang dilakukan pemerintah perlu berfokus pada peningkatan kualitas pembelajaran luring (offline) dalam lingkungan satuan pendidikan dan membantu pendidik dan kepala sekolah.
*) Penulis adalah mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) dan praktisi pendidikan.
Efektivitas Kurikulum Merdeka dikuatkan dengan Surat Keputusan (SK) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2022 tentang Pedoman Penerapan Kurikulum dalam rangka Pemulihan Pembelajaran (Kurikulum Merdeka) sebagai penyempurnaan kurikulum sebelumnya. Satuan pendidikan perlu mengembangkan kurikulum dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan kondisi satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.
Penulis yakini bahwa pendidikan merupakan faktor kunci kesuksesan pembangunan bangsa. Kemajuan revolusi industri 4.0 mendorong sektor pendidikan untuk mau beradaptasi dan bertransformasi mengintegrasikan proses pembelajaran secara digital.
Teknologi informasi memberikan banyak peluang positif dalam proses pembelajaran. Kegiatan belajar mengajar tidak lagi hanya terbatas pada konteks ruang kelas, akan tetapi di era digital kegiatan pembelajaran juga dapat dilakukan secara virtual.
Upaya transformasi pendidikan di era digital sekolah harus mampu memahami karakteristik generasi milenial dan generasi Z untuk menentukan strategi pendidikan yang efektif.
Karakter generasi masa kini yang akrab dengan teknologi menuntut sekolah dan guru untuk memanfaatkan media digital sebagai sarana pembelajaran. Yang menjadi tantangan bagi pendidik dalam transformasi pendidikan adalah bagaimana guru mampu membuat konten media digital sebagai media belajar yang kreatif, serta mampu mengontrol dan mengurasi informasi bagi siswanya.
Di era digital semua informasi tersaji dalam satu ruang tanpa batas, maka penting bagi sekolah untuk mampu menyaring informasi agar pembelajaran terhadap murid dapat terarah.
Tantangan transformasi pendidikan di era digital menuntut penguasaan teknologi informasi. Guru harus terampil mengoperasikan perangkat digital dalam pembelajaran, juga mampu dan terampil membuat media pembelajaran dengan memanfaatkan media sosial dan platform pembelajaran daring.
Dengan teknologi digital, guru dituntut terampil melakukan evaluasi autentik dalam pembelajaran online. Serta menjadi teladan sebagai pengguna media digital yang bijak.
Siswa juga harus siap menggunakan teknologi untuk pembelajaran, mandiri dalam mencari dan memilih materi belajar di internet serta membuat konten digital. Siswa juga harusnya didorong untuk menguasai bahasa asing serta mampu mengontrol diri dalam berinternet.
Guru perlu mengedukasi anak didik supaya aman dengan melindungi diri di dunia digital. Ini penting karena banyak hal negatif yang harus diwaspadai.
Mewaspadai nomor tak dikenal, menghindari membuka pesan mencurigakan, mengamankan data personal serta perangkat digital dengan memasang password.
Pendidik yang kebanyakan digital immigrant harus punya effort lebih untuk menghadapi transformasi pendidikan ke ranah digital dibandingkan peserta didik yang didominasi generasi Z.
Keterampilan atau kecakapan yang diperlukan dalam pendidikan hari ini adalah keep educating yourself dengan memanfaatkan teknologi informasi. Mengasah keterampilan berpikir kritis ketika memilih dan memilah informasi. Mampu menuntaskan aktivitas dan interaksi di dunia digital untuk memudahkan dan memperlancar proses pembelajaran.
Berdasarkan rilis dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi lebih dari 1,6 juta guru telah menggunakan Platform Merdeka Mengajar yang membuka akses pada pengembangan diri secara lebih mandiri dan sesuai kondisi. Kemudian, terbentuknya lebih dari 3.500 komunitas belajar para guru, terkumpulnya lebih dari 55 ribu konten belajar mandiri.
Ada lebih dari 92 ribu konten pembelajaran telah diunggah oleh guru untuk menginspirasi sejawatnya. Jadi, para guru dibantu untuk bisa saling menginspirasi dan mengapresiasi. Belum cukup sampai di situ, sudah ada lebih dari 141 ribu sekolah telah terbantu dalam mengetahui kondisi literasi, numerasi, karakter siswa, serta kualitas pembelajaran mereka melalui Rapor Pendidikan. Para guru dan kepala sekolah jadi lebih memahami 280 indikator dari Asesmen Nasional dan membantu mereka untuk melakukan refleksi dan perbaikan dengan Rapor Pendidikan.
Transformasi teknologi juga telah membantu terfasilitasinya pengembangan diri lebih dari 724 ribu mahasiswa melalui program Kampus Merdeka, bergabungnya lebih dari 2.700 mitra industri ke dalam Kampus Merdeka, bergabungnya lebih dari 43 ribu praktisi ke dalam program Praktisi Mengajar.
Disebutkan juga, lebih dari 51 triliun rupiah potensi anggaran fungsi pendidikan tahun anggaran 2022 dikelola secara lebih transparan dan akuntabel transparan dengan dukungan platform seperti ARKAS, SIPLah, dan TanyaBOS. Sudah selayaknya transformasi teknologi yang dilakukan pemerintah perlu berfokus pada peningkatan kualitas pembelajaran luring (offline) dalam lingkungan satuan pendidikan dan membantu pendidik dan kepala sekolah.
*) Penulis adalah mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) dan praktisi pendidikan.