Batang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) menggelar bazar pangan murah di Kabupaten Batang untuk membantu masyarakat kurang mampu di daerah itu memperoleh bahan pangan dengan harga di bawah pasar, sekaligus menekan inflasi.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Jateng Dyah Lukisari di Batang, Sabtu, mengatakan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menginstruksikan digelar bazar pangan murah di 35 kabupaten/kota.
"Sebenarnya titik pantau inflasi yang cukup tinggi berada di Kabupaten Kudus dan Semarang. Akan tetapi, Kabupaten Batang juga bisa mempengaruhi titik pusat pantauan andai kata disini terjadi gejolak," katanya.
Meski Kabupaten Batang bukan salah satu titik pantau inflasi, namun pihaknya belum pernah menggelar bazar pangan murah di daerah itu.
"Kami memilih daerah-daerah yang dinilai masyarakatnya lebih membutuhkan, di antaranya Kelurahan Karangasem Utara yang mayoritas warganya bermata pencaharian nelayan. Semoga ini bisa membantu memenuhi kebutuhan masyarakat," katanya.
Pada kegiatan ini juga dirangkai dengan pembagian paket sembako gratis bagi 5 ribu warga kurang mampu yang sebelumnya belum pernah divaksinasi COVID-19.
Paket sembako itu itu berisi bawang merah 0,75 kilogram, cabai merah keriting 0,5 kilogram, dan beras 4 kilogram.
"Warga yang mendapat paket sembako gratis ini, syaratnya harus divaksinasi dulu karena capaian vaksinasi COVID-19 baru mencapai 30 persen," katanya.
Dyah Lukisari mengatakan bazar pangan murah sudah digelar di 42 wilayah di Jawa Tengah dengan konsentrasi masyarakat kurang mampu.
"Bazar pangan murah memang sengaja digelar langsung di tengah masyarakat, bukan di kantor pemda karena dikhawatirkan tidak tepat sasaran. Bisa jadi bahan pangan murah malah dibeli oleh aparatur sipil negara yang sudah berpenghasilan tetap," katanya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Jateng Dyah Lukisari di Batang, Sabtu, mengatakan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menginstruksikan digelar bazar pangan murah di 35 kabupaten/kota.
"Sebenarnya titik pantau inflasi yang cukup tinggi berada di Kabupaten Kudus dan Semarang. Akan tetapi, Kabupaten Batang juga bisa mempengaruhi titik pusat pantauan andai kata disini terjadi gejolak," katanya.
Meski Kabupaten Batang bukan salah satu titik pantau inflasi, namun pihaknya belum pernah menggelar bazar pangan murah di daerah itu.
"Kami memilih daerah-daerah yang dinilai masyarakatnya lebih membutuhkan, di antaranya Kelurahan Karangasem Utara yang mayoritas warganya bermata pencaharian nelayan. Semoga ini bisa membantu memenuhi kebutuhan masyarakat," katanya.
Pada kegiatan ini juga dirangkai dengan pembagian paket sembako gratis bagi 5 ribu warga kurang mampu yang sebelumnya belum pernah divaksinasi COVID-19.
Paket sembako itu itu berisi bawang merah 0,75 kilogram, cabai merah keriting 0,5 kilogram, dan beras 4 kilogram.
"Warga yang mendapat paket sembako gratis ini, syaratnya harus divaksinasi dulu karena capaian vaksinasi COVID-19 baru mencapai 30 persen," katanya.
Dyah Lukisari mengatakan bazar pangan murah sudah digelar di 42 wilayah di Jawa Tengah dengan konsentrasi masyarakat kurang mampu.
"Bazar pangan murah memang sengaja digelar langsung di tengah masyarakat, bukan di kantor pemda karena dikhawatirkan tidak tepat sasaran. Bisa jadi bahan pangan murah malah dibeli oleh aparatur sipil negara yang sudah berpenghasilan tetap," katanya.