Magelang (ANTARA) -
"Sistem modern yang kami terapkan mulai dari penyediaan pakan kering sebagai pengganti serat rumput sehingga peternakannya tidak harus mencari rumput atau ngarit," kata Rayndra Syahdan Mahmudin (27) peternak berkonsep modern yang didaulat sebagai Duta Petani Milenial Kementerian Pertanian saat ditemui di Dusun Semen Desa Trenten, Kecamatan Candimulyo, Kabupaten Magelang, Minggu.
Ia menjelaskan di peternakannya yang diberi nama Cipta Visi Farm telah memiliki tujuh kandang dengan kapasitas 1.100 ekor kambing dan domba dengan sistem pakan kering yaitu pakan diambil dengan memanfaatkan limbah ketela, pohon jagung, kulit kacang hijau, dan lainnya, sedangkan untuk protein memakai konsentrat.
Peternakannya juga diintegritaskan dengan potensi lokal lainnya seperti perkebunan sehingga limbah ternak dijadikan pupuk pohon kelapa yang banyak terdapat di desanya.
"Dari perkebunan kelapa itu, kami bisa memproduksi gula semut. Perlu diketahui, akhir dari peternakan adalah awal pertanian, sedangkan akhir pertanian adalah awal peternakan, itu yang harus dipegang," ujarnya.
Selain sistem peternakan yang modern, Rayndra juga membuka Sekolah Petani Milenial dan membuka permagangan gratis bagi siapapun yang mau belajar.
"Semuanya gratis, untuk Sekolah Petani Milenial ada 2.870 orang, dan magang 320 orang, mungkin akan terus bertambah," katanya.
Diharapkan, generasi milenial bisa mulai menerjuni dunia pertanian dan peternakan karena mayoritas petani saat ini berusia di atas 45 tahun sehingga peran generasi milenial sangat dibutuhkan untuk membangun manajemen dengan baik.
"Pertanian itu sudah maju, modern dan keren. Ini bentuk bisa menghadapi krisis pangan karena bangsa pemenang adalah bangsa yang bisa menciptakan pangannya sendiri," ujarnya.
Kalangan milenial di Provinsi Jawa Tengah diajak untuk beternak dengan sistem modern yang hasilnya lebih optimal dan menguntungkan sekaligus mendukung ketahanan pangan nasional.
"Sistem modern yang kami terapkan mulai dari penyediaan pakan kering sebagai pengganti serat rumput sehingga peternakannya tidak harus mencari rumput atau ngarit," kata Rayndra Syahdan Mahmudin (27) peternak berkonsep modern yang didaulat sebagai Duta Petani Milenial Kementerian Pertanian saat ditemui di Dusun Semen Desa Trenten, Kecamatan Candimulyo, Kabupaten Magelang, Minggu.
Ia menjelaskan di peternakannya yang diberi nama Cipta Visi Farm telah memiliki tujuh kandang dengan kapasitas 1.100 ekor kambing dan domba dengan sistem pakan kering yaitu pakan diambil dengan memanfaatkan limbah ketela, pohon jagung, kulit kacang hijau, dan lainnya, sedangkan untuk protein memakai konsentrat.
Peternakannya juga diintegritaskan dengan potensi lokal lainnya seperti perkebunan sehingga limbah ternak dijadikan pupuk pohon kelapa yang banyak terdapat di desanya.
"Dari perkebunan kelapa itu, kami bisa memproduksi gula semut. Perlu diketahui, akhir dari peternakan adalah awal pertanian, sedangkan akhir pertanian adalah awal peternakan, itu yang harus dipegang," ujarnya.
Selain sistem peternakan yang modern, Rayndra juga membuka Sekolah Petani Milenial dan membuka permagangan gratis bagi siapapun yang mau belajar.
"Semuanya gratis, untuk Sekolah Petani Milenial ada 2.870 orang, dan magang 320 orang, mungkin akan terus bertambah," katanya.
Diharapkan, generasi milenial bisa mulai menerjuni dunia pertanian dan peternakan karena mayoritas petani saat ini berusia di atas 45 tahun sehingga peran generasi milenial sangat dibutuhkan untuk membangun manajemen dengan baik.
"Pertanian itu sudah maju, modern dan keren. Ini bentuk bisa menghadapi krisis pangan karena bangsa pemenang adalah bangsa yang bisa menciptakan pangannya sendiri," ujarnya.