Purwokerto (ANTARA) - Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, menyelenggarakan Seminar Nasional Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan XII. 

Seminar yang mengangkat tema "Membangun Ekosistem Penelitian dan Pengabdian yang Sinergis antara Perguruan Tinggi dan Stakeholder untuk Mewujudkan Green Economy dalam Recovery Pasca-Pandemi" itu berlangsung selama dua hari, Selasa-Rabu (4-5/10) melalui Zoom Meeting dan YouTube. 

Seminar nasional tersebut merupakan seminar tahunan yang diselenggarakan oleh LPPM Unsoed, dan kali ini memasuki tahun ke-12.

Dalam laporannya, Ketua Panitia Dr. Nur Aini, S.T.P., M.P. menyampaikan bahwa perguruan tinggi sebagai pusat penelitian dan pengabdian kepada masyarakat diharapkan akan bisa mendesiminasikan dan mensosialisasikan hasil-hasil penelitian dan pengabdian kepada masyarakat luas. 

"Kegiatan ini untuk menjembatani bagaimana kita mendesiminasikan produk-produk unggulan yang dihasilkan perguruan tinggi dengan stakeholder (masyarakat pengguna, investor baik di skala daerah maupun nasional), untuk mengembangkan sumber daya lokal, sumber daya berkearifan lokal," ungkapnya.
 
Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa total makalah yang masuk sejumlah 787 makalah yang terdiri atas 555 artikel penelitian dan 232 makalah pengabdian kepada masyarakat. 

"Berasal tidak hanya dari Unsoed saja tetapi dari luar Unsoed turut berpartisipasi di antaranya dari BRIN, Institut Telkom Purwokerto, UNU Purwokerto, Universitas Pasir Pengaraian Riau, Universitas PGRI Palembang, Institut Teknologi Bandung, dan juga Universitas Padjadjaran," katanya.

Baca juga: Mahasiswa Unsoed raih gold medal di ajang WICE 2022

Saat memberi sambutan dalam pembukaan seminar, Rektor Unsoed Prof. Dr. Ir. Akhmad Sodiq, M.Sc., Agr. menyampaikan bahwa hari ini dan ke depan, adalah hari-hari di mana globalisasi dan disrupsi menjadi keseharian dalam kehidupan.  

"Pendulum kita sedang bergerak dalam perubahan dalam skala sangat besar, dinamika ketidakpastian, situasi yang rumit, dan penuh kompleksitas, bahkan terkadang berada dalam keadaan yang terasa ambigu," katanya.
 
Dalam konteks tersebut, kata dia, riset bisa menjadi "senjata" untuk masuk kancah pertempuran tersebut. 

Dalam hal ini, riset yang melibatkan pemangku kebijakan dan pemangku kepentingan maupun riset yang melibatkan sesama akademisi, kalangan bisnis, dan masyarakat sebagai penerima manfaat serta pemerintah sebagai pihak regulator.  

Baca juga: Murid PAUD SRAMBI outing class di Teaching&Exfarm Fapet Unsoed

"Riset yang tidak saja berhenti pada pemikiran dan gagasan, tapi bagaimana juga dihilirisasi sehingga memiliki nilai keekonomian yang positif dan konstruktif bagi semua pihak," kata Prof. Sodiq.

Dia mengharapkan melalui forum tersebut kiranya dapat menjadi ruang diskusi bagi sesama akademisi, pemerhati, pengkaji, serta tentunya para stakeholder yang terkait dengan isu-isu Green Economy pascapandemi.  

"Melalui semangat sinergi dan kolaborasi, Insyaallah akan terbentuk ekosistem yang menstimulus riset dan pengabdian yang memberi manfaat lebih besar dari sebatas riset yang berjalan sendirian," kata Rektor. 

Hadir sebagai pembicara, yaitu Prof. Wahyu Tri Cahyanto, P.h.D (Fakultas MIPA Unsoed), Ari Asnani, Ph.D (Fakultas MIPA Unsoed), Astera Primanto Bhakti, M.Tax (Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Kemenkeu RI), Astin Atsna, SP., MP. (PT. Kiara Natural Indonesia), Nawawi, Ph.D (Kepala Pusat Penelitian Kependudukan BRIN), dan Dr. Tedy Dirhamsyah, SP., MAB. (Kepala Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar BALITTRI).

Baca juga: Dosen Unsoed gelar simulasi aplikasi gim edukasi bagi siswa tunarungu-wicara
Baca juga: Pembatik di Banyumas dilatih teknik shibori asal Jepang


 

Pewarta : KSM
Editor : Sumarwoto
Copyright © ANTARA 2024