Semarang (ANTARA) - Pemerintah Kota Semarang berencana memperbanyak jumlah kendaraan operasional bertenaga listrik sebagai salah satu upaya mengurangi emisi karbon yang dihasilkan kendaraan bermotor berbahan bakar fosil.
"Sebagai tahap awal nanti kendaraan patroli Dinas Perhubungan akan menggunakan yang bertenaga listrik," kata Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi saat menerima penyerahan bus listrik buatan PT Mobil Anak Bangsa di Semarang, Jumat.
Dia menjelaskan komitmen Pemerintah Kota Semarang dalam mengurangi emisi, sekaligus menekan penggunaan kendaraan pribadi, sudah dilakukan melalui kebijakan wajib menggunakan transportasi umum bagi ASN di tiap hari Rabu.
Selain itu, Pemkot Semarang telah mengalokasikan anggaran untuk pengadaan bus listrik serta perangkat pengisi daya untuk kendaraan listrik.
"Anggaran Rp5,1 miliar, Rp4,5 miliar untuk pembelian bus, sisanya untuk 'charger'-nya," katanya.
Dia mengharapkan bus listrik ini bisa digunakan hingga berbagai kawasan di Kota Semarang, termasuk daerah dengan kondisi jalan menanjak maupun turunan.
"Nantinya akan dikelola Dishub, bisa melayani rute hingga daerah (Semarang, red.) atas," katanya.
Adapun wacana penggunaan bus listrik sebagai armada Transsemarang, menurut dia, hal tersebut akan disesuaikan dengan kemampuan anggaran.
Bus listrik pesanan Pemkot Semarang memiliki panjang sekitar 12 meter dengan kapasitas angkut 45 penumpang.
Bus dengan kapasitas baterai 315 kwh tersebut mampu menempuh jarak hingga 250 km untuk sekali pengisian daya.
"Sebagai tahap awal nanti kendaraan patroli Dinas Perhubungan akan menggunakan yang bertenaga listrik," kata Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi saat menerima penyerahan bus listrik buatan PT Mobil Anak Bangsa di Semarang, Jumat.
Dia menjelaskan komitmen Pemerintah Kota Semarang dalam mengurangi emisi, sekaligus menekan penggunaan kendaraan pribadi, sudah dilakukan melalui kebijakan wajib menggunakan transportasi umum bagi ASN di tiap hari Rabu.
Selain itu, Pemkot Semarang telah mengalokasikan anggaran untuk pengadaan bus listrik serta perangkat pengisi daya untuk kendaraan listrik.
"Anggaran Rp5,1 miliar, Rp4,5 miliar untuk pembelian bus, sisanya untuk 'charger'-nya," katanya.
Dia mengharapkan bus listrik ini bisa digunakan hingga berbagai kawasan di Kota Semarang, termasuk daerah dengan kondisi jalan menanjak maupun turunan.
"Nantinya akan dikelola Dishub, bisa melayani rute hingga daerah (Semarang, red.) atas," katanya.
Adapun wacana penggunaan bus listrik sebagai armada Transsemarang, menurut dia, hal tersebut akan disesuaikan dengan kemampuan anggaran.
Bus listrik pesanan Pemkot Semarang memiliki panjang sekitar 12 meter dengan kapasitas angkut 45 penumpang.
Bus dengan kapasitas baterai 315 kwh tersebut mampu menempuh jarak hingga 250 km untuk sekali pengisian daya.