Jepara (ANTARA) - Delegasi Libya dalam kunjungannya ke Jawa Tengah menghasilkan kesepakatan untuk berbisnis dengan tiga pelaku usaha di Kabupaten Kudus, kata Koordinator Kerjasama Pembangunan Global Bappenas Priyanto Rohmatullah.
"Ketika pelaku usaha tersebut, yakni di bidang usaha jahe dan kopi serta dengan Muria Bahari Indonesia (MBI) yang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan rajungan," ujarnya ditemui di sela-sela mendampingi kunjungan delegasi Libya di Kantor Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara, Kamis.
Di Kabupaten Jepara, imbuh dia, delegasi Libya yang terdiri atas pihak pengusaha, akademisi dan pelaksana proyek aquaculture atau budi daya perikanan di Libya yang dipimpin President of The Libyan Academy Jarnaz Mustafa Essa Amro juga berminat di bidang perikanan.
Dari pemerintah hadir Koordinator Kerjasama Pembangunan Global Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN/Bappenas) Priyanto Rohmatullah, Kepala BBPBAP Jepara Supito, Direktur Produksi dan Usaha Budidaya Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Arik Hari Wibowo, Sekda Jepara Edy Sujatmoko, dan Kepala Dinas Perikanan Jepara Wasianto.
Menurut dia, budi daya ikan di negara itu belum berkembang seperti halnya yang mereka lihat di BBPBAP Jepara.
Untuk itulah, kata dia, mereka menyatakan minatnya, sehingga ditetapkan sejumlah poin-poin penting yang disepakati dan nantinya bisa ditindaklanjuti menjadi sebuah kerja sama, di antaranya peningkatan kemampuan di bidang perikanan air payau sebagai dukungan proyek nasional aquaculture di Libya, kerja sama bisnis bidang perikanan air payau, dan kerja sama dalam pembentukan dan pengembangan pusat studi perikanan di Libyan Academy dan Indonesia Vocational Unit.
Dengan kerja sama tersebut, nantinya terjadi tukar pengetahuan dan pengalaman pembangunan, perdagangan dan investasi antarkedua negara, baik pemerintah, universitas, maupun swasta di bidang perikanan budi daya dalam kerangka kerja sama selatan-selatan dan triangular.
Abdullah, perwakilan dari delegasi Libya, mengakui banyak hal yang bisa dikembangkan di Libya, terutama potensi-potensi investasi yang ada.
"Sungguh menakjubkan teknologi pengembangan budi daya perikanan di Jepara ini, banyak inovasi yang dikembangkan di BBPBAP Jepara ini," ujarnya.
Ia menegaskan ingin segera menandatangani kesepakatan kerja sama karena nantinya bermanfaat bagi kedua negara, khususnya di bidang perikanan.
"Ketika pelaku usaha tersebut, yakni di bidang usaha jahe dan kopi serta dengan Muria Bahari Indonesia (MBI) yang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan rajungan," ujarnya ditemui di sela-sela mendampingi kunjungan delegasi Libya di Kantor Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara, Kamis.
Di Kabupaten Jepara, imbuh dia, delegasi Libya yang terdiri atas pihak pengusaha, akademisi dan pelaksana proyek aquaculture atau budi daya perikanan di Libya yang dipimpin President of The Libyan Academy Jarnaz Mustafa Essa Amro juga berminat di bidang perikanan.
Dari pemerintah hadir Koordinator Kerjasama Pembangunan Global Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN/Bappenas) Priyanto Rohmatullah, Kepala BBPBAP Jepara Supito, Direktur Produksi dan Usaha Budidaya Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Arik Hari Wibowo, Sekda Jepara Edy Sujatmoko, dan Kepala Dinas Perikanan Jepara Wasianto.
Menurut dia, budi daya ikan di negara itu belum berkembang seperti halnya yang mereka lihat di BBPBAP Jepara.
Untuk itulah, kata dia, mereka menyatakan minatnya, sehingga ditetapkan sejumlah poin-poin penting yang disepakati dan nantinya bisa ditindaklanjuti menjadi sebuah kerja sama, di antaranya peningkatan kemampuan di bidang perikanan air payau sebagai dukungan proyek nasional aquaculture di Libya, kerja sama bisnis bidang perikanan air payau, dan kerja sama dalam pembentukan dan pengembangan pusat studi perikanan di Libyan Academy dan Indonesia Vocational Unit.
Dengan kerja sama tersebut, nantinya terjadi tukar pengetahuan dan pengalaman pembangunan, perdagangan dan investasi antarkedua negara, baik pemerintah, universitas, maupun swasta di bidang perikanan budi daya dalam kerangka kerja sama selatan-selatan dan triangular.
Abdullah, perwakilan dari delegasi Libya, mengakui banyak hal yang bisa dikembangkan di Libya, terutama potensi-potensi investasi yang ada.
"Sungguh menakjubkan teknologi pengembangan budi daya perikanan di Jepara ini, banyak inovasi yang dikembangkan di BBPBAP Jepara ini," ujarnya.
Ia menegaskan ingin segera menandatangani kesepakatan kerja sama karena nantinya bermanfaat bagi kedua negara, khususnya di bidang perikanan.