Semarang (ANTARA) -
Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen mengapresiasi capaian penurunan angka kemiskinan di Provinsi Jateng yang menjadi tertinggi secara nasional berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS).

"Ada 25 provinsi mengalami penurunan, Jateng penurunan angka kemiskinannya tertinggi, sekitar 102.000 orang. Sudah diumumkan, ini artinya orang Jateng patut bersyukur, dan perlu giat lagi di era setelah pandemi," kata Wagub yang juga menjabat Ketua Tim Koordinator Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Provinsi Jateng di Semarang, Sabtu.

Wagub berterima kasih kepada seluruh jajaran pemerintahan dan masyarakat di Provinsi Jateng atas penurunan angka kemiskinan yang masif, serta meminta semua pihak agar lebih semangat lagi dalam bekerja untuk menekan angka kemiskinan di semua daerah.

Menurut dia, penurunan kemiskinan di Jateng tidak lepas dari upaya berbagai pihak melalui beberapa program, seperti program Renovasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), jambanisasi, bantuan kepada keluarga miskin, pemasangan listrik gratis dikelola ke dalam satu program unggulan, yakni Satu Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Satu Desa Dampingan.

Selain itu, dalam pelaksanaannya secara gotong royong mulai dari pemerintah provinsi hingga pemerintah desa. Hal ini membuat penurunan kemiskinan di Jateng sangat signifikan.

Taj Yasin mengaku melakukan komunikasi dengan para pemangku kepentingan terkait penurunan kemiskinan yang mendapat respons positif untuk mewujudkan program bersama ini sehingga pemerintah tidak bekerja sendirian untuk menanggulangi kemiskinan di Jawa Tengah.

Baca juga: BPS : Jumlah penduduk miskin di Jateng turun

Menurut dia, hal itu tidak lepas dari beberapa program Pemprov Jateng dan program yang menjadi primadona, yakni program Satu OPD Satu Desa Dampingan, program ini memayungi beberapa program yang ada di dinas, RTLH, jambanisasi, dan bantuan keluarga miskin.

"Itu kita kawal sampai level desa, kami koordinasikan dengan RT/RW," ujarnya.

Yang menarik, Pemprov Jateng juga berkomunikasi dengan perusahaan yang memiliki tanggung jawab sosial perusahaan terkait dengan penyalurannya.

"Ada beberapa masyarakat yang ikut andil sosialisasi pengentasan masyarakat dari kemiskinan. Ada bedah rumah oleh CSR, bahkan Baznas juga melakukan itu, memberikan insentif kepada masyarakat miskin, ada jambanisasi, pembuatan jalan, kami sinkronisasikan dengan Program Desa Dampingan," katanya.

Pemprov Jateng berhasil menurunkan kemiskinan hingga mencapai 102.570 jiwa dari 3,93 juta jiwa menjadi 3,83 juta jiwa.
 
Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) BPS pada bulan Maret 2022 menyebutkan angka kemiskinan di Jateng turun 0,32 persen poin, yakni 10,93 persen. Sebelumnya, pada bulan September 2021, angka kemiskinan di provinsi ini tercatat 11,25 persen poin.

Baca juga: Pengamat menilai upaya Ganjar dorong UMKM berdikari tepat atasi kemiskinan

Pewarta : Wisnu A.N
Editor : Wisnu Adhi Nugroho
Copyright © ANTARA 2024