Boyolali, Jateng (ANTARA) - Kepala Polres Boyolali, Jawa Tengah, AKBP Asep Mauludin mengingatkan masyarakat untuk tetap menjaga protokol kesehatan, terlebih terjadi peningkatan temuan kasus COVID-19 di wilayah itu.
"Kami menyikapi meningkatkan kasus COVID-19 di Boyolali mengimbau masyarakat tetap prokes, dan tidak boleh lengah dan harus tetap waspada untuk mengantisipasi penularan virus itu," kata dia di Boyolali, Kamis.
Berdasarkan data perkembangan kasus di Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali, hingga Rabu (13/7) jumlah kasus COVID-19 bertambah dua orang sehingga menjadi 13 orang yang terdiri atas dua orang dirawat di rumah sakit dan 11 orang tanpa gejala atau isolasi mandiri.
Dengan masih adanya perkembangan kasus COVID-19 itu, di Boyolali diberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) pada level 1.
"Kami juga melakukan imbauan-imbauan kepada masyarakat untuk selalu menjaga prokes terutama di tempat-tempat publik," kata Asep.
Pihaknya tetap menerapkan prokes dan sosialisasi dalam pelayanan-pelayanan di ruang publik di Polres Boyolali. PPKM level 1 hingga kini masih diterapkan dengan ketat, terutama mencuci tangan, menjaga jarak, dan memakai masker.
Polres Boyolali juga masih terus melaksanakan vaksinasi melalui Klinik Bhayangkara. Apalagi, sudah ada rencana penerapan wajib vaksinasi penguat untuk masyarakat yang akan bepergian.
Kepala Dinas Kesehatan Boyolali Puji Astuti menjelaskan kasus COVID-19 di daerah ini, hingga Rabu (13/7), bertambah dua kasus sehingga total menjadi 13 kasus .
"Warga sembuh dari COVID-19 hingga kini sudah mencapai 27.514 kasus atau sekitar 94,9 persen dan angka kematian karena COVID-19 tetap 1.460 kasus atau sekitar lima persen," katanya.
Dinkes Boyolali terus melaksanakan vaksinasi, terutama dosis penguat, dengan sasaran sekitar 170.108 orang atau sekitar 20,35 persen dari total target 835.772 sasaran.
"Kami melakukan upaya-upaya yang menjadikan vaksinasi penguat sebagai syarat mendapatkan pelayanan publik," katanya.
Vaksinasi dosis pertama di Boyolali mencapai 866.603 sasaran atau 103,69 persen, dosis kedua 95,63 persen, dan dosis ketiga 25,22 persen.
"Kami menyikapi meningkatkan kasus COVID-19 di Boyolali mengimbau masyarakat tetap prokes, dan tidak boleh lengah dan harus tetap waspada untuk mengantisipasi penularan virus itu," kata dia di Boyolali, Kamis.
Berdasarkan data perkembangan kasus di Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali, hingga Rabu (13/7) jumlah kasus COVID-19 bertambah dua orang sehingga menjadi 13 orang yang terdiri atas dua orang dirawat di rumah sakit dan 11 orang tanpa gejala atau isolasi mandiri.
Dengan masih adanya perkembangan kasus COVID-19 itu, di Boyolali diberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) pada level 1.
"Kami juga melakukan imbauan-imbauan kepada masyarakat untuk selalu menjaga prokes terutama di tempat-tempat publik," kata Asep.
Pihaknya tetap menerapkan prokes dan sosialisasi dalam pelayanan-pelayanan di ruang publik di Polres Boyolali. PPKM level 1 hingga kini masih diterapkan dengan ketat, terutama mencuci tangan, menjaga jarak, dan memakai masker.
Polres Boyolali juga masih terus melaksanakan vaksinasi melalui Klinik Bhayangkara. Apalagi, sudah ada rencana penerapan wajib vaksinasi penguat untuk masyarakat yang akan bepergian.
Kepala Dinas Kesehatan Boyolali Puji Astuti menjelaskan kasus COVID-19 di daerah ini, hingga Rabu (13/7), bertambah dua kasus sehingga total menjadi 13 kasus .
"Warga sembuh dari COVID-19 hingga kini sudah mencapai 27.514 kasus atau sekitar 94,9 persen dan angka kematian karena COVID-19 tetap 1.460 kasus atau sekitar lima persen," katanya.
Dinkes Boyolali terus melaksanakan vaksinasi, terutama dosis penguat, dengan sasaran sekitar 170.108 orang atau sekitar 20,35 persen dari total target 835.772 sasaran.
"Kami melakukan upaya-upaya yang menjadikan vaksinasi penguat sebagai syarat mendapatkan pelayanan publik," katanya.
Vaksinasi dosis pertama di Boyolali mencapai 866.603 sasaran atau 103,69 persen, dosis kedua 95,63 persen, dan dosis ketiga 25,22 persen.