Semarang (ANTARA) -
"Pesonas 2022 merupakan ajang pembinaan bagi atlet yang memiliki disabilitas intelektual (tunagrahita) ini merupakan seleksi bagi atlet untuk dapat mewakili Indonesia pada Summer Olympic World Games (SOWG) di Berlin, Jerman 2023," kata Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sumarno di Semarang, Minggu.
Sebanyak 12 cabang olahraga yang dipertandingkan pada Pesonas 2022 adalah atletik, renang, bulu tangkis, bola tangan, bola basket, senam ritmik, tenis meja, bocce, sepak bola, futsal, bola voli, dan tari daerah.
Ia mengharapkan Pesonas 2022 yang baru pertama kali digelar ini mampu menelurkan talenta-talenta berprestasi dan dapat mewakili Indonesia ke SOWG 2023.
"Atlet Pesonas semua ini punya keistimewaan. Jadi nanti minta tolong keistimewaan adik-adik dimunculkan di dalam kompetisi ini sehingga nanti bisa juara, mengharumkan nama Jawa Tengah karena nanti akan ada event yang lebih besar lagi," ujar dia.
Kepala Delegasi Kontingen Special Olympics Indonesia (Soina) Jawa Tengah Sudjarwanto mengungkapkan kegembiraan peserta menjadi salah satu tujuan dari Pesonas 2022 sehingga tidak ada target peringkat yang dipatok kontingen Jateng.
"Ini adalah ajang kegembiraan, ajang untuk menunjukkan mereka adalah bagian dari kita yang juga bisa menjadi bintang," katanya.
Ketua Soina Jateng Kristijani Kirana mengatakan beberapa kali tim ini mewakili Indonesia ke kancah internasional, bahkan pada 2019, tim sepak bola Soina Jateng menyabet juara pada turnamen olimpiade khusus Asia Tenggara di Singapura.
Selain itu, ada juga prestasi tim sepak bola putri yang menyabet emas di ajang Special Olympics International Football Championship (SOIFC) 2019.
Menurut dia, ajang tersebut merupakan kesempatan untuk memopulerkan olahraga di kalangan warga berkebutuhan khusus, hal itu penting agar disabilitas tidak menghentikan prestasi.
"Harapannya Soina lebih dikenal, kami ingin menunjukkan anak-anak bertalenta khusus punya kemampuan yang sama bila diberi kesempatan yang sama. Di Indonesia menurut WHO ada lima juta orang lebih, namun baru sedikit yang terfasilitasi," ujarnya.
Ajang Pekan Special Olympic Nasional (Pesonas) Ke-1 Tahun 2022 yang digelar di Kota Semarang, Jawa Tengah pada 3-8 Juli 2022 mempertandingkan 12 cabang olahraga dan seni serta diikuti 208 atlet berkebutuhan khusus.
"Pesonas 2022 merupakan ajang pembinaan bagi atlet yang memiliki disabilitas intelektual (tunagrahita) ini merupakan seleksi bagi atlet untuk dapat mewakili Indonesia pada Summer Olympic World Games (SOWG) di Berlin, Jerman 2023," kata Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sumarno di Semarang, Minggu.
Sebanyak 12 cabang olahraga yang dipertandingkan pada Pesonas 2022 adalah atletik, renang, bulu tangkis, bola tangan, bola basket, senam ritmik, tenis meja, bocce, sepak bola, futsal, bola voli, dan tari daerah.
Ia mengharapkan Pesonas 2022 yang baru pertama kali digelar ini mampu menelurkan talenta-talenta berprestasi dan dapat mewakili Indonesia ke SOWG 2023.
"Atlet Pesonas semua ini punya keistimewaan. Jadi nanti minta tolong keistimewaan adik-adik dimunculkan di dalam kompetisi ini sehingga nanti bisa juara, mengharumkan nama Jawa Tengah karena nanti akan ada event yang lebih besar lagi," ujar dia.
Kepala Delegasi Kontingen Special Olympics Indonesia (Soina) Jawa Tengah Sudjarwanto mengungkapkan kegembiraan peserta menjadi salah satu tujuan dari Pesonas 2022 sehingga tidak ada target peringkat yang dipatok kontingen Jateng.
"Ini adalah ajang kegembiraan, ajang untuk menunjukkan mereka adalah bagian dari kita yang juga bisa menjadi bintang," katanya.
Ketua Soina Jateng Kristijani Kirana mengatakan beberapa kali tim ini mewakili Indonesia ke kancah internasional, bahkan pada 2019, tim sepak bola Soina Jateng menyabet juara pada turnamen olimpiade khusus Asia Tenggara di Singapura.
Selain itu, ada juga prestasi tim sepak bola putri yang menyabet emas di ajang Special Olympics International Football Championship (SOIFC) 2019.
Menurut dia, ajang tersebut merupakan kesempatan untuk memopulerkan olahraga di kalangan warga berkebutuhan khusus, hal itu penting agar disabilitas tidak menghentikan prestasi.
"Harapannya Soina lebih dikenal, kami ingin menunjukkan anak-anak bertalenta khusus punya kemampuan yang sama bila diberi kesempatan yang sama. Di Indonesia menurut WHO ada lima juta orang lebih, namun baru sedikit yang terfasilitasi," ujarnya.