Semarang (ANTARA) - PT Semen Gresik (PTSG) mengoptimalkan bahan bakar alternatif atau alternative fuel dan raw material (AFR) dengan memanfaatkan limbah kulit sisa produksi tas dari Kabupaten Grobogan sebagai pendukung bahan bakar utama.
Senior Manajer Komunikasi dan CSR PTSG Dharma Sunyata menjelaskan pemanfaatan limbah kulit merupakan bagian dari perbaikan berkelanjutan untuk mencapai manufacturing excellence agar operasional pabrik lebih efisien serta mengurangi tingkat polusi udara karena rendah emisi.
Selain itu, limbah kulit dinilai lebih ekonomis karena dengan 1 ton limbah kulit mampu menggantikan 1,05 ton batubara.
“Sesuai hasil analisis laboratorium, menunjukkan limbah sisa produksi tas memiliki kandungan kalori yang cukup tinggi (> 4.000 kal) dengan demikian limbah sisa produksi tas ini sangat berpotensi untuk dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif disamping bahan bakar utama batubara, “ kata Dharma dalam siaran persnya yang diterima di Semarang, Selasa (21/6/2022).
Baca juga: SG Goes To School kembali digelar
Dikatakannya, uji coba pemanfaatan limbah kulit dilaksanakan sejak Maret 2022 dan hingga Mei 2022 sekitar 122 ton limbah dari perusahaan tas di Kabupaten Grobogan berhasil diolah menjadi AFR. Untuk target TSR atau thermal substitution rate di tahun 2022 adalah 0,39 persen.
''Sebagai bahan bakar alternatif, kebutuhan limbah kulit dalam jangka panjang diharapkan dapat terserap optimal hingga 40-50 ton/hari," tambahnya.
Baca juga: HUT ke-2, Anak perusahaan Semen Gresik di Rembang catat kenaikan pendapatan 500 persen
Dia menambahkan tantangan industri semen di tanah air terutama di tengah kenaikan harga komoditas batu bara hingga saat ini, strategi keunggulan operasi perusahaan yang paling utama adalah cost leadership, keberlanjutan lingkungan, dan inovasi.
Inovasi menggunakan limbah kulit sebagai bahan bakar alternatif, lanjut dia, juga merupakan kesungguhan perusahaan atas komitmen sistem manajemen lingkungan yang handal, efisiensi energi, hingga penurunan emisi dalam jangka panjang.
Baca juga: Reni Wulandari jabat Direktur Produksi PT Semen Gresik
Senior Manajer Komunikasi dan CSR PTSG Dharma Sunyata menjelaskan pemanfaatan limbah kulit merupakan bagian dari perbaikan berkelanjutan untuk mencapai manufacturing excellence agar operasional pabrik lebih efisien serta mengurangi tingkat polusi udara karena rendah emisi.
Selain itu, limbah kulit dinilai lebih ekonomis karena dengan 1 ton limbah kulit mampu menggantikan 1,05 ton batubara.
“Sesuai hasil analisis laboratorium, menunjukkan limbah sisa produksi tas memiliki kandungan kalori yang cukup tinggi (> 4.000 kal) dengan demikian limbah sisa produksi tas ini sangat berpotensi untuk dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif disamping bahan bakar utama batubara, “ kata Dharma dalam siaran persnya yang diterima di Semarang, Selasa (21/6/2022).
Baca juga: SG Goes To School kembali digelar
Dikatakannya, uji coba pemanfaatan limbah kulit dilaksanakan sejak Maret 2022 dan hingga Mei 2022 sekitar 122 ton limbah dari perusahaan tas di Kabupaten Grobogan berhasil diolah menjadi AFR. Untuk target TSR atau thermal substitution rate di tahun 2022 adalah 0,39 persen.
''Sebagai bahan bakar alternatif, kebutuhan limbah kulit dalam jangka panjang diharapkan dapat terserap optimal hingga 40-50 ton/hari," tambahnya.
Baca juga: HUT ke-2, Anak perusahaan Semen Gresik di Rembang catat kenaikan pendapatan 500 persen
Dia menambahkan tantangan industri semen di tanah air terutama di tengah kenaikan harga komoditas batu bara hingga saat ini, strategi keunggulan operasi perusahaan yang paling utama adalah cost leadership, keberlanjutan lingkungan, dan inovasi.
Inovasi menggunakan limbah kulit sebagai bahan bakar alternatif, lanjut dia, juga merupakan kesungguhan perusahaan atas komitmen sistem manajemen lingkungan yang handal, efisiensi energi, hingga penurunan emisi dalam jangka panjang.
Baca juga: Reni Wulandari jabat Direktur Produksi PT Semen Gresik